47

3.6K 222 14
                                    

Sesuai perkataanya kemarin hari, sepulang dari kampus Lathif langsung mengajak Alesha ke dokter kandungan karena jujur ia juga sedikit penasaran.

Untuk hasilnya nanti sudah ia pasrahkan kepada yang di atas, karena ia yakin apapun hasilnya adalah yang terbaik untuk mereka berdua.

Bohong jika ia tidak berharap, nyatanya ia sangat mengharapkan kehadiran buah hatinya di pernikahannya yang sudah menginjak kurang lebih 8 bulan ini. Meski pada awalnya Alesha menginginkan anak saat usia pernikahan mereka sudah menginjak 1 tahun lebih, tetapi seiring berjalannya waktu Alesha sendiri yang meminta agar ia bisa segera hamil.

"Aku deg-degan, sedikit takut juga"-adu Alesha pada Lathif di tengah perjalanan.

"Bismillah, apapun hasilnya nanti In Sya Allah yang terbaik untuk kita yaa"-jawab Lathif menenangkan Alesha.

Hingga akhirnya mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di depan rumah sakit. Lathif turun terlebih dahulu kemudian menuntun Alesha perlahan dengan menggenggam tangan Alesha yang sedikit gemetar.

"Santai, kaya mau ketemu siapa aja"-ucap Lathif sengaja mengundang candaan.

Alesha menyengir "Udah santai kok, cuman ada deg-degan nya dikit"-balas Alesha.

Kini setelah menunggu satu jam lamanya nama Alesha di panggil "Temenin"-pinta Alesha padahal Lathif memang akan menemani dirinya.

"Iya sayang"-jawab Lathif.

"Ibu Alesha?"-tanya ibu dokter tersebut menatap Alesha yang malah melirik Lathif "Dokternya bisa bahasa indo mas?"-bisik Alesha.

"Bisa, kebetulan orang Indonesia. Udah cepet jawab ucapan dokternya"

Alesha tersenyum "Iya dok"-jawab Alesha.

"Silahkan berbaring dulu? Kalau boleh tau keluhannya apa?"

"Mau cek kandungan dok, e-em ada bayi nya nggak?"-jawab Alesha kemudian bertanya polos membuat dokter tersebut terkekeh pelan.

"Bismiilah, maaf ya bu saya periksa dulu"-izin dokter tersebut.

Dokter tersebut mulai memeriksa Alesha "Mas Syaa Allah, selamat ya ibu Alesha. Ibu lihat yang seperti biji itu?"-ucapnya menunjuk layar USG yang menampilkan seperti sebuah kacang.

"Iya, itu apa?"-tanya Alesha. Lathif yang mendengar itu ingin sekali tertawa, ini benar-benar definisi anak kecil punya anak kecil.

"Itu anak ibu dan bapaknya, usianya masih 4 minggu jadi belum terlihat seperti bayi. Nanti kalau sudah memasuki 4 bulan baru terlihat segumpal daging"-jelas dokter tersebut.

Mata Alesha hanya fokus menatap layar tersebut tanpa berkedip. Aneh pikirnya, bagaimana sebiji kacang itu bisa menjadi bayi? Ini pertama kali Alesha melihat layar tersebut dan sebiji kacang di dalam nya.

Sudahlah ia hanya mengangguk-angguk saja, sepulang dari sini akan ia kembali tanyakan kepada Lathif tentang pertanyaan yang menyangkut di otak nya.

"Jaga kesehatan ya bu, usahakan jangan melakukan hal-hal yang berat dulu karena kandungan ibu masih muda dan sepertinya ini pertama kali ibu mengandung ya?"

"Iya soalnya baru jadi sekarang dok, padahal udah di bikin 8 bulan"-jawab Alesha jujur membuat Lathif menepuk jidat nya pelan. Tidak salah Alesha berkata jujur tapi tidak terlalu jujur juga dong sayang.

Dokter tersebut hanya terkekeh "Nanti saya buatkan vitamin ya"-ucap dokter tersebut.

"Dok, gambarnya bisa di cetak gak?"-tanya Alesha dengan mata yang masih memandangi layar tersebut.

"Bisa"

"Mau ya"-pinta Alesha.

"Iya, nanti di satukan dengan vitamin"

ABC and 3L (Revisi)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن