26

5K 272 2
                                    

Wedang jahe buatan Lathif ternyata memang enak. Rasanya sangat pas di mulut Alesha.

Alesha yang masih di tempat tidur sambil meminum wedang jahe melihat ke arah Lathif yang sedang fokus dengan laptop nya. Alesha berniat mendekat ke arah Lathif, namun ia urungkan saat kaki nya masih terasa nyeri. Ya, you know lah di bagian mana nya.

Lathif menutup Laptop saat sudah selesai dengan pekerjaan nya. Yaitu mendata nilai santri. Ia kembali menghampiri Alesha.

"Mau kemana?"-tanya Lathif saat melihat Alesha yang bergerak di tempat tidur nya.

"Mau duduk di sofa. Bosen di kasur terus, tapi kaki aku m-masih sakit"-jawab Alesha sedikit malu.

Lathit mengerti, ia membantu Alesha dengan memapah nya. Tadinya ia akan menggendong Alesha namun istrinya itu menolak. "Gara-gara mas tau, jadi aku susah jalan"-gerutu Alesha memaki Lathif.

"Maaf ya sayang, mau di pakein salep?"-tanya Lathif namun Alesha menggeleng "Nanti aja sama aku"-balas Alesha yang di jawab anggukan oleh Lathif.

"Mas, lagi ada kesibukan lain gak selama beberapa hari ke depan?"-lanjut Alesha bertanya.

Lathif menggeleng "Gaada, kecuali bulan depan, mas mau bawa kamu ke mesir"-jawab Lathif.

"Ngapain?"-tanya Alesha.

"Ngurus dokumen buat kelulusan"-jawaban Lathif sukses membuat Alesha terdiam dan merubah raut wajah nya "Kenapa hm?"-tanya Lathif saat melihat perubahan raut wajah tersebut.

"Mas gak malu punya istri yang gak berpendidikan?"-ucap Alesha. Ia merasa tidak pantas menjadi istri Lathif, seorang pria yang sangat berpendidikan.

"Kata siapa kamu tidak berpendidikan?"-balas Lathif bertanya sambil menyelipkan rambut Alesha ke belakang telinga. Alesha hanya membalasnya dengan gelengan, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Kedua tangan Lathif dengan sigap menangkup pipi Alesha agar Alesha kembali melihat ke arah nya "Sayang, yang namanya berpendidikan itu tidak semua berasal dari sekolah yang tinggi. Tapi, berpendidikan itu adalah kamu yang mau belajar menjadi lebih baik, kamu yang selalu nurut sama suami, kamu yang selalu menjaga kehormatan wanita, kamu yang mengerti dan menjalankan apa yang benar dan menjauhi yang salah"-jelas Lathif sangat lembut.

"Dan tadi apa? Malu punya istri kaya kamu? Enggak, mas gak pernah punya perasaan tersebut. Justru mas bahagia dan beruntung bertemu Alesha, wanita yang selalu membuat mas bahagia. Apalagi mas bertemu kamu dalam keadaan halal"-lanjut Lathif "Sudah ya jangan insecure lagi, mas tidak suka"-nasehat Lathif.

"Jika kamu ingin belajar agama dan hal-hal lainnya, belajar sama mas. Jadikan mas suami sekaligus guru kamu sayang atau kamu juga bisa ikut sama umi ke kajian-kajian sekitar khusus perempuan"-ucap Lathif kembali menjelaskan dengan tangan yang menyuruh Alesha agar menyender ke pundak nya.

Alesha tersenyum mengangguk "Mas itu terlalu subhanallah untuk Alesha yang astag-f"-ucapan Alesha terpotong kala telunjuk Lathif menyentuh bibirnya "Untuk Alesha yang Masya Allah"-ucap Lathif.

"Oh iya mas, Alesha dari tadi belum keluar kamar. Umi sama yang lain pasti mikir aneh-aneh, terus gimana kalau aku di cap mantu tidak baik?"-cerocos Alesha baru ingat.

"Enggak, mereka juga pasti ngerti. Yang gak ngerti paling Aisyah sama Balqis doang"-balas Lathif.

"Aisyah dari tadi nyariin kamu, niatnya mau ngajak joging tapi mas bilang kamu sedang sakit"-lanjut Lathif.

"Sakit apa? Orang aku sehat"-bantah Alesha tak terima.

"Bukannya tadi kamu bilang lagi gaenak badan karena semalam?"-balasan Lathif membuat Alesha mengingat kejadian semalam yang sangat amat hmzzzz..

ABC and 3L (Revisi)Where stories live. Discover now