34

3.7K 246 1
                                    

Tidak tega melihat sang istri kelelahan, Lathif berinisiatif untuk mengajak Alesha duduk sebentar di sebuah saung yang ada di sekitar sawah ini.

Niat Alesha yang akan mendiami Lathif tidak jadi, karena saat berhadapan mereka malah tertawa pelan. Alesha tertawa karena melihat Lathif tertawa dan Lathif tertawa karena mengingat wajah panik Alesha saat di jembatan tadi.

Kini mereka sudah duduk di saung. Alesha menikmati waktu istirahatnya sambil mengayun-ayunkan kedua kakinya.

"Lucu ya?"-ucap Lathif tiba-tiba.

"Apa yang lucu?"

"Saat ada seorang istri menantang sang suami dan mengira bahwa si suami tidak bisa melewati jembatan, padahal kenyataannya dia yang tidak bisa"-jawab Lathif kemudian tertawa.

"Bahas aja terus. Padahal si suami nya yang bikin si istri jadi gabisa lewatin tuh jembatan"-balas Alesha.

"Oh ya? Boleh tau gak siapa istrinya itu?"-tanya Lathif.

"Enggak, nanti mas makin suka sama dia"-jawab Alesha.

"Kata siapa?"

"Kata aku"

"Mas cuman suka sama wanita yang namanya Alesha aja"

"Tapi kan yang jadi istri dalam kisah jembatan itu Alesha"

"Berarti benar"

"Apanya yang benar?"

"Kalau mas bakal makin suka sama istrinya itu. Karena dia Alesha"

Alesha tertawa "Terus kalau ada orang yang namanya Alesha lagi mas bakalan suka?"

Lathif menggeleng "Mas cuman suka sama Alesha yang ada di pinggir mas saat ini. Alesha yang jadi istri Lathif. Alesha yang pipi nya mudah sekali berubah warna jadi merah. Alesha ya-ng"-ucapan Lathif terpotong karena telunjuk Alesha ada di bibirnya.

"Udah, nanti ujung-ujung nya mas ledek aku lagi"

"Tidak baik suudzon, mas cuman mau bilang Alesha yang pendek"-jawab Lathif sesuai dengan dugaan Alesha.

"Tuhkan"

Lathif tertawa dan menarik Alesha masuk ke dalam pelukannya "Bercanda sayang, intinya mas suka kamu"-ucap Lathif berakhir mencium kepala Alesha.

"Makasih"-balas Alesha.

"Untuk apa?"

"Semuanya"

"Anything for you Alesha Butterfly Ceisya istri dari Lion Layyin Lathif"-balas Lathif.

"Pipi nya merah lagi ya?"-bisik Lathif membuat Alesha langsung menutup wajah nya dengan kedua telapak tangan.

"Cantik, ngapain di tutup?"

"Diem mas, malu tau"-jawab Alesha membuat Lathif terkekeh.

"Ayo lanjutin lagi perjalanannya. Takut keburu maghrib"-ajak Lathif.

"Udah deket kok, tuh jalannya udah keliatan. Tinggal nyebrang belok kanan sampai deh"-ucap Alesha berdiri terlebih dahulu sambil menunjuk ke depan sana.

Mereka melanjutkan perjalanannya. Tentu saja masih di temani dengan percakapan kecil.

"Kamu yakin gerbang nya bakal di buka?"-tanya Lathif.

Alesha mengangguk "Kan ada penjaga nya mas, nanti minta di bukain aja"-jawab Alesha.

"Kalau gak di bukain gimana?"

"Alesha udah kenal sama penjaganya. Ehh tapi itu juga kalau penjaganya masih pak Rahmat sih"-jawab Alesha meskipun ia juga sedikit bingung.

"Kalau penjaganya ganti gimana?"

ABC and 3L (Revisi)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora