57-Ilyana

2K 116 11
                                    

Sorot lensa yang tajam menyaksikan keindahan sekitar dengan cuaca yang menyejukkan. Angin yang tidak terlalu kencang di temani udara yang begitu sejuk serta suara kicauan burung yang terdengar sangat kecil dan tak lupa bunga-bunga yang mulai bermekaran meski tidak mekar sempurna.

Subuh pagi ini Ilyana sengaja mengajak Alesha berjalan-jalan untuk menuju pesantren sang kakek.

Senyuman Alesha tak pernah luntur kala beberapa orang perempuan menyapa dirinya. Ia selalu terlihat ceria, berbeda dengan Ilyana yang hanya seperlunya saja.

Langkah demi langkah mereka lalui dengan perbincangan kecil. Lebih tepatnya di temani oleh curhatan kecil Ilyana. Sebenarnya sudah lama hal ini ingin Ilyana ceritakan kepada Alesha, namun baru tersampaikan sekarang.

"Sejak kapan kamu menyukai lelaki itu?"-tanya Alesha setelah Ilyana menceritakan isi hatinya yang beberapa tahun ini berhasil terisi oleh nama seorang lelaki, namun Ilya tidak berani mengungkapkannya.

"Udah 1 tahun lebih cuman aku gak berani bilang siapa-siapa. Terus kayanya dia gatau kalau aku suka sama dia"

"Kamu sudah tau bagaimana karakternya?"

Ilyana mengangguk "Dia baik, baik banget malah"-jawab Ilyana.

"Kalian kenal dimana?"

"Kampus, dia kakak tingkat aku. Aku juga gatau kenapa bisa suka sama tuh orang padahal kita jarang komunikasi"

"Awal kamu suka sama dia gimana tuh?"-Alesha terus bertanya seolah dirinya wartawan, maklum saja ia memang sangat suka menanggapi seseorang yang curhat kepadanya. Karena menurutnya ini menyenangkan dan siapa tahu ia bisa membantunya.

Ilyana terdiam sebentar kemudian mengajak Alesha untuk duduk terlebih dahulu di salah satu gazebo yang ada di sekitar pesantren agar lebih nyaman untuk dirinya dan Alesha bercerita.

Ilyana mulai mengingat memori saat dimana ia dan lelaki itu bertemu dan mulai jatuh cinta.

Saat dimana ia menjadi maba ia lupa membawa baju berwarna putih dan lelaki itu tiba-tiba datang kemudian memberikan kemeja nya yang berwarna putih sambil berucap 'Pakai' kemudian pergi. Ilyana akui cara dia memberikan baju tersebut sedikit tidak sopan namun lelaki itu membantu dirinya dan setelah hari itu ia tidak bertemu lagi dengan nya.

Tepat 3 bulan berkuliah ia kembali melihat lelaki itu tengah menolong anak jalanan di sebrang halte bus yang ia naiki. Ilyana sempat eye contac dengannya namun beberapa menit kemudian lelaki itu hilang dari pandangannya karena terhalang oleh bus yang akan di naiki oleh nya dan ya seperti biasa mereka tidak bertemu lagi.

Namun beberapa minggu ke depan teman-teman satu fakultas nya membicarakan sosok lelaki itu bahkan mereka mengetahui akun sosmed nya. Hal tersebut seolah menjadi informasi bagi Ilyana sehingga membuat gadis itu mencari dan sedikit stalking akun lelaki itu.

Pandangan awal Ilyana tentang sorotan dan postingan instagram lelaki itu adalah "Banyak gaya" pikirnya. Namun entah mengapa hari-hari selanjutnya ia selalu memandangi dan menunggu lelaki itu untuk memposting sesuatu hingga akhirnya jari Ilyana memberanikan diri untuk mengklik snapgram dan tombol biru 'mengikuti'.

Ya, lelaki itu mengikuti kembali akun nya. Namun tidak ia konfirmasi karena ia tidak ingin lelaki itu mengetahuinya lebih dalam. Cukup dirinya saja yang kepo lelaki itu tidak boleh kepo tentang dirinya.

Lama kelamaan rasa penasaran yang ada pada dirinya berubah menjadi rasa kagum akan lelaki itu.

Hingga tepat 4 bulan yang lalu ia baru mengkonfirmasi akun lelaki itu. Tidak ada apa-apa dalam akun instagramnya kecuali foto pemandangan dan tulisan-tulisan kalimat kecil.

ABC and 3L (Revisi)Where stories live. Discover now