20-Lezvixon

5.5K 294 6
                                    

Acara belum selesai, akan di lanjut setelah isya nanti karena mereka juga butuh istirahat. Kini Alesha dan Lathif sedang melaksanakan shalat Ashar di kamar hotel yang memang di sediakan untuk mereka.

Lathif masih di kamar mandi sekaligus mengambil wudhu. Sedangkan dirinya sudah siap dengan mukena dan sajadah yang menggelar di lantai. Lathif berpesan kepadanya agar ia menunggu lelaki itu, karena Lathif ingin mengajak Alesha shalat wajib berjamaah untuk yang pertama kali nya.

Kedua manusia berbeda jenis ini masih sama-sama canggung. Bahkan bicara pun hanya seperlunya saja, padahal keduanya sering melakukan eye kontak namun tak jarang juga salah satu dari mereka mengalihkan pandangan.

Selang beberapa menit shalat Ashar telah selesai di laksanakan. Alesha mengikuti dzikir Lathif serta mengaminkan setiap doa yang di ucapkan oleh sang suami.

Tak lama Lathif membalikan badannya menghadap Alesha. Ia sudah tidak tahan ingin berdekatan dengan istrinya itu dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk membuang gengsi nya.

Lathif menarik sajadah Alesha hingga jarak di antara mereka hanya 3cm. Hal itu sukses membuat Alesha terkejut dan menatap Lathif sebentar. Kemudian Alesha kembali menundukkan pandangannya membuat Lathif gemas sendirian.

"Apakah sajadah itu lebih menarik daripada pria di depan mu ini, wahai gadis merah jambu?"-ucap Lathif membuat Alesha semakin deg degan bukan main.

Alesha menggeleng kemudian memberanikan diri untuk menatap Lathif hingga pandanganya bertemu "Cantik seperti laut dan samudra"-lanjut Lathif sedikit membuat Alesha berpikir.

Lathif tidak tahan untuk tersenyum, ia kembali menarik sajadah Alesha hingga mereka benar-benar tidak ada jarak sama sekali.

Yang pertama Lathif lakukan adalah membenarkan mukena Alesha kemudian menarik Alesha ke dalam pelukannya dan mengusap kepala gadis itu.

"Laut dan samudra adalah sebuah tempat yang sangat luas dan tak terbatas. Kecantikan mu seperti mereka membuat saya selalu cemburu kepada mata yang memandang mu seenaknya, sedangkan saya pribadi sangat sulit untuk melihat gadis ini yang selalu menunduk malu di depan suaminya"-jelas Lathif mampu membuat pipi Alesha semakin merah.

Lathif tidak melihatnya karena ia masih memeluk Alesha sekaligus membacakan sebuah doa untuk Alesha.

Setelah selesai Lathif melepaskan pelukannya ia mengangkat dagu Alesha "Cantik, tidak ada yang ingin kamu katakan pada suami mu ini?"-lanjut Lathif masih menggoda Alesha. Ia menyukai Alesha yang gugup dan pipi nya semakin merah.

"Emm, gu-s.. jangan terlalu dekat. A-alesha m-mau... mau ke kamar mandi dulu"-ucap Alesha semakin gugup akhirnya ia memilih pergi ke kamar mandi untuk menetralkan detak jantungnya.

Hal itu sukses membuat Lathif tersenyum lebar hingga menampilkan gigi nya. Allah sangat baik merancang skenario tentang jodohnya, tanpa banyak bertemu mereka bersatu. Tanpa ada komunikasi kini menjadi pasutri.

Lathif membereskan alat shalat nya. Tadinya ia akan tadarus, namun wudhu nya sudah batal. Lebih baik ia keluar mencari makanan untuk ia dan Alesha serta membiarkan Alesha menetralkan detak jantungnya.

Alesha keluar dari kamar mandi dan melihat sekitar, sepertinya Lathif pergi keluar. Syukurlah, ini kesempatan baginya untuk meredakan rasa gugupnya, ia harus terbiasa dengan suasana seperti ini. Karena sekarang status nya sudah berganti menjadi seorang istri, apalagi ia menjadi istri Lathif yang baru bertemu saja sudah mampu membuat jantungnya terus berdetak kencang.

Alesha memakai kerudung instannya dan merapikan beberapa barang yang terlihat berantakan, ia tidak ingin keluar karena ia sedikit capek, lebih baik ia rebahan sambil menunggu acara malam nanti.

ABC and 3L (Revisi)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu