01

7.6K 376 3
                                    

Gadis cantik bernama Alesha kini sudah berusia 18 tahun. Ada beberapa perubahan kecil yang terjadi padanya sejak kepergian sang ibu 3 bulan yang lalu.

Ya, Fitri meninggal dunia, meninggalkan dirinya seorang diri. Bahkan, saat sang ibu menghembuskan nafas terakhirnya Alesha tidak ada di sisinya. Ia hanya menerima sebuah surat yang di tulis oleh sang ibu untuk dirinya.

Sebelum kepergian sang ibu. Alesha pergi keluar kota untuk mencari sebuah pekerjaan dan orang tua kandungnya, itu pun atas suruhan Fitri.

Namun, ia tidak bisa beradaptasi dengan orang kota yang ia temui. Kehidupan mereka sangat jauh berbanding dengannya, merokok dan meminum alkohol sudah menjadi hal biasa bagi mereka, bahkan melihat teman kerja nya seakan begitu santai membahas hal yang seharusnya tidak di bahas. Selain itu, ia juga hampir di lecehkan oleh orang-orang sekitarnya.

Hal itu membuat Alesha takut sehingga ia lebih memilih kembali ke desa, kehidupan ia yang sesungguhnya. Namun, saat sampai di desa ia harus menerima kenyataan bahwa sang ibu meninggalkan dirinya seorang diri untuk selama-lamanya.

Sudah 3 bulan berlalu, namun ia belum bisa menerima keadaan. Andai saja ia bisa mengulang waktu, ia tidak akan mau pergi ke kota dan meninggalkan sang ibu dalam keadaan sakit.

Sudah berulang kali juga ia membaca surat terakhir yang di tulis oleh Fitri.

Assalamualaikum, Alesha sayang apa kabar?

Gak kerasa ya cantik, usiamu sekarang sudah 18 tahun dan selama itu pula ibu bisa merasakan betapa bahagianya merawat seorang anak perempuan, hingga kini tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik dan cerewet jika bersama ibu.

Bagaimana kehidupan kamu di kota sayang?

Mungkin jika kamu membaca surat ini, ibu sudah tidak ada disini. Ibu sudah rindu dengan suami ibu yang beberapa bulan ini selalu datang kedalam mimpi ibu dengan keadaan tersenyum. Beliau juga sudah merindukan ibu sayang, sehingga ibu pergi menuju alam yang abadi.

Alesha, ketahuilah nak bahwa Allah sangat menyayangi hamba nya yang suka tersenyum, Allah menyayangimu nak. Permata ibu, putri ibu dan bidadari ibu. Sayang, ibu tidak pernah bosan mengingatkan kamu untuk memelihara keindahan islam, ketaatan seorang muslimah, kesopanan, baik dalam bertutur kata ataupun sikap dan segala kebaikan yang di ridhoi oleh Allah. Jagalah mereka, jadikanlah mereka teman hidupmu yang akan mendampingi hingga alam abadi.

Alesha, janganlah berputus asa dalam menghadapi segala sesuatu. Bersabarlah nak, karena sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.

Ibu tidak bisa memberikan kado yang mewah sayang, ibu hanya mewariskan rumah ini dan beberapa sapi untuk kamu pelihara. Namun, ibu tidak ingin memberatkan kamu.

Alesha, suatu saat kamu pasti akan menikah sayang dan tugas seorang istri adalah patuh kepada suami. Jika hal itu terjadi dan membuat kamu harus meninggalkan rumah ini, wakafkan lah nak seluruh harta yang ibu wariskan untukmu, gunakanlah mereka dalam hal yang bermanfaat sehingga mampu menolong di akhirat.

Sayang, kamu nangis ya? Jangan dong, coba senyum. Senyum mu begitu indah Alesha, ibu selalu berdoa agar kamu di pertemukan dengan seseorang yang akan menyayangimu lebih dari kasih sayang ibu.

Ibu juga berdoa agar kamu bertemu kembali dengan orang tua kandungmu, orang tua yang Ins Sya Allah sangat menyayangimu.

Alesha Butterfly, layaknya seekor kupu-kupu yang sangat cantik dalam keadaan apapun. Terbanglah nak, pergi untuk mencari dan menemukan kebaikan yang di ridhoi oleh Allah.

Sudah ya cantik? Maafkan ibu hanya bisa menyampaikan lewat kertas ini. Jangan lupa jaga kesehatan sayang dan selalu bersyukur dengan apa yang terjadi karena kehendak Allah.

Allah selalu ada bersamamu sayang, sang permata hati ibu♡♡

~Fitri Ayumi

Alesha kembali menangis, kalimat yang di tulis oleh sang ibu sangat lembut seperti berbicara kepadanya. Ia mengusap air mata yang membasahi pipinya, kemudian menyelipkan surat terakhir dari sang ibu ke dalam Al-quran yang tadi ia baca sehabis shalat Duha.

Ia bangkit dan mengganti pakainya dengan gamis polos dan kerudung langsung yang menutupi kepala hingga dada nya. Ia akan memeras susu sapi untuk di jual ke agen depan yang akan di kirim ke kota-kota besar bersama perasan susu lainnya.

Bulan ini ia mendapatkan 100 botol susu, 90 untuk di jual dan 10 botol untuk di konsumi dirinya.

Beginilah keseharian Alesha dalam kesendirian, menjalankan aktivitas tanpa sebuah senyuman yang lebar. Mukanya selalu datar dan tidak banyak bicara seperti dulu, ia juga sekarang lebih banyak berdiam diri di rumah dengan buku-buku yang menjadi temannya berinteraksi.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya dan ternyata dugaannya benar bahwa orang yang mengetuk pintu adalah pegawai agen yang akan mengambil susu sapi yang sudah ia kemas.

"Wih nambah banyak nih mbak"-ucap Dewi yang merupakan pegawai agen sekaligus teman yang selalu menemani dirinya jika ingin berpergian.

"Alhamdulillah"-balas Alesha sangat singkat bahwa Dewi pun merasakan perubahan Alesha.

"Eh mbak katanya besok malam ada pasar malam loh mbak selama seminggu, kesana yuk mbak"-ucap Dewi mencoba mengajak Alesha walaupun ia tahu Alesha pasti menolaknya.

"Maaf Wi, tapi saya lagi gamau kemana-mana"-jawab Alesha menolak ajakan Dewi dengan sopan.

"Yah mbak mah, padahal Dewi mau traktir mbak loh"-ucap Dewi yang masih berusaha membujuk Alesha.

"Kamu ini selalu saja begitu agar saya ikut, tapi jawaban saya tetap sama Wi. Lebih baik gunakan uang kamu untuk hal yang lebih bermanfaat lagi"-jelas Alesha yang sudah selesai memindahkan botol susu kemasan ke dalam mobil yang di bawa oleh Dewi.

"Mbak itu kenapa paket komplit ya, kaya mie ayam mas Ali yang harganya 12 ribu. Cantik iya, suaranya lembut iya, perempuan banget iya, salehah lagi, terus ya pokoknya semuanya di borong sama mbak. Kalau Dewi cowo ya mbak, Dewi mah mau da mbak jadi istri Dewi, hehe"-ucap Dewi membuat Alesha menggeleng pelan "Jangan berlebihan memuji saya Wi, karena sejujurnya saya masih jauh untuk di katakan seperti itu, saya juga masih banyak kurangnya. Allah yang baik sudah menutupi aib saya"-balas Alesha dengan sedikit tersenyum.

"Saya pamit masuk dulu ya, mau beres-beres kamar. Assalamualaikum"-lanjut Alesha berpamitan kepada Dewi.

"Waalaikumussalam, mbak mbak, Mas Sya Allah banget sih. Semoga senyumnya balik lagi ya mbak. Dewi kangen mbak Alesha yang ceria"-ucap Dewi yang hanya mampu di dengar oleh dirinya sendiri.

ABC and 3L (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang