45-Mesir

4.2K 261 11
                                    

Perpisahan merupakan sebuah hal umum bagi setiap makhluk yang memiliki hubungan. Perpisahan akan selalu ada saat seseorang memulai pertemuan. Meski berakhir menyakitkan, yang namanya perpisahan akan terjadi. Entah karena hukum alam atau takdir bagi setiap orang.

Seperti malam ini, perpisahan itu telah terjadi. Bukan karena di sengaja namun ini sebuah keharusan karena Lathif akan pergi meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan study nya yang sempat tertunda beberapa bulan. Lathif tidak pergi sendirian, ada Alesha yang menemaninya karena ia memintanya.

Rasanya sulit jika harus berpisah dengan Alesha, meski hanya beberapa bulan disana. Namun tetap saja bagi Lathif beberapa bulan berpisah dengan Alesha adalah waktu yang sangat lama.

Kalau kata Dilan 'Rindu itu berat' dan Lathif menyetujui hal itu, ia tidak bisa berpisah dengan Alesha. Berdekatan dengan Alesha saja selalu membuatnya rindu apalagi berjauhan, bisa-bisa ia mati kerinduan.

Mati kerinduan? Entahlah, singkatnya ia tidak mau berjauhan dengan Alesha. Wanita sekaligus istri satu-satunya yang sangat ia sayangi.

Kini, Aziza memeluk Lathif sangat lama, ia juga tak henti-henti nya mencium area wajah Lathif "Hati-hati, jangan lupa terus berdoa, minta di selamatkan sampai tujuan. Jagain Alesha, lindungi dia, jangan di bercandain mulu istrinya. Inget juga sama nasehat-nasehat umi sebelumnya"-ucap Aziza panjang lebar kembali mencium wajah Lathif kemudian memeluk putra nya.

Lathif membalas pelukan Aziza dan mengusap kepala sang umi dengan sangat lembut "In Syaa Allah umi, Lathif akan selalu mengingat semua nasehat umi. Lathif juga minta doa sama umi, abi, ummah dan kalian semua supaya tugas Lathif disana cepat selesai"-balas Lathif.

"Aamiin, intinya ingat terus sama Allah. Mau susah ataupun senang jangan lupa sama yang di atas, In Syaa Allah semuanya bakal di permudah"-jawab Azzam.

Aziza menoleh pada Alesha yang tengah asik berbincang dengan Ilya "Sayang, kamu gamau peluk umi?"-ucap Aziza pada Alesha yang tengah menggendong balqis karena gadis kecil itu tidak mau lepas dari pelukannya.

"Kemarilah, bawa Balqis juga"-lanjut Aziza seakan mengerti raut wajah Alesha yang sedang kebingungan.

Aziza membawa Alesha ke dalam pelukannya. Gadis yang dulu merawatnya dengan sangat tulus kini menjadi menantunya. Tidak, bukan hanya menantu tetapi juga putrinya yang sangat ia sayangi.

"Hati-hati disana, jaga kesehatan. Umi titip Lathif yang sudah menjadi suami kamu, dia kadang lupa makan kalau sudah berurusan dengan tugas-tugas nya. Kalau Lathif jail jewer aja telinga nya, umi ridho"-jelas Aziza terdiam sejenak "Jangan jauh-jauh dari Lathif ya sayang, umi takut kamu kebingungan disana. Sehat-sehat dan semoga saat pulang ke Indonesia bawa hadiah yang terindah untuk kami ya. Semoga Allah selalu melindungi kalian"-lanjut Aziza sangat tulus di akhiri dengan kecupan di dahi Alesha.

"Aamiin, makasih umi. Umi juga disini jaga kesehatan. Jangan kecapean ya"-balas Alesha yang di angguki oleh Aziza.

Di sisi lain ada Aisyah yang sedang cemberut, kesal kepada Lathif yang sudah membohonginya.

"Jelek"-guman Lathif berbisik di telinga Aisyah membuat Aisyah berlari mendekati Azzam "Abang jahat abi, dia ngeselin, dia bohongin Aisyah"-adu Aisyah pada Azzam dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kenapa putri abi menangis?"-balas Azzam menanggapi.

"Abang bilang dia ke mesir nya satu minggu lagi, tapi kenapa berangkat sekarang? Terus kenapa kalian juga gaada yang ngasih tau Ais? Ais kan mau ngasih sesuatu sebagai hadiah... Tapi, belum jadi karena Ais pikir berangkatnya emang satu minggu lagi"-jelas Aisyah berakhir mengeluarkan tangisannya dengan wajah yang cemberut kesal.

ABC and 3L (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang