Prolog

13.7K 462 5
                                    

Assalamualaikum, Haloo semuanya (⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠)
Selamat datang di cerita pertama aku yeayy..
Alhamdulillah juga ya ceritanya udah tamat.

Sebenarnya cerita ini masih harus di perbaiki lagi dari segi kata, kalimat yang mungkin kurang nyambung atas pas ketika di baca. Maklumin ya soalnya aku juga masih belajar, jadi kalau sewaktu-waktu ada part yang berubah berarti itu lagi di revisi sama aku.

Btw aku lagi buat cerita kedua yang menurut aku pribadi Alhamdulillah kata dan kalimatnya udah lebih baik dari cerita ini. Untuk alur di cerita kedua yang aku buat ini lebih nyambung dan tersusun rapih dan udah ada beberapa part yang aku publish.

Cerita nya masih seputar tentang spiritual tapi ada beberapa part yang bikin mengejutkan.

Romantis? Tentu dong apalagi cerita yang aku buat juga romantisnya dalam keadaan hubungan yang halal yaa jadi In Syaa Allah aman.

Judulnya: Terperangkap oleh takdir
Author: Viorraaa
(Boleh klik profil aku aja)
Jangan lupa mampir cerita kedua aku yaaa
Terimakasih orang-orang baik.

Sehat-sehat kalian (⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠)

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Alesha Butterfly Ceisya. Sejak kecil ia sudah terbiasa hidup di desa, hidup dalam kesederhanaan yang penuh dengan senyuman bersama sang ibu.

Fitri namanya, wanita paruh baya yang 17 tahun silam menemukan bayi perempuan lengkap dengan nama yang tertera pada gelang yang di pakai oleh Alesha kecil. Bukan hanya itu, ia juga membaca sebuah tulisan "Jagalah anakku sebagaimana ia anakmu sendiri".

Sebuah keranjang bayi, lengkap dengan nama, kalung yang menjadi penanda Alesha dan sejumlah uang yang tidak main-main untuk merawat dan membesarkan Alesha hingga sekarang Alesha tumbuh menjadi gadis cantik, lemah lembut, sopan santun, bahkan ia selalu tersenyum hanya karena hal-hal kecil. Alesha belum mengetahui siapa diri yang sebenarnya dan sekarang Fitri akan memberitahunya.

"Alesha"-panggil Fitri mendekati Alesha yang sedang asik membaca buku cerita favorite nya 'Sayidah Fatimah Azzahra'.

"Iya ibu?"-timbal Alesha menutup bukunya dan berbalik ke arah sang ibu.

"Kemarilah, ibu ingin menunjukan sesuatu"-titah Fitri. Ia membuka lemari, mengambil sebuah keranjang bayi. Meletakannya di depan Alesha dan pergi ke dapur mengambil kain basah untuk mengelap keranjang tersebut yang sedikit berdebu.

"Ini keranjang bayi siapa ibu?"-tanya Alesha mulai penasaran.

"Punya kamu, ibu mau cerita tapi kamu jangan potong ucapan ibu ya."-jawab Fitri yang mulai membuka keranjang tersebut setelah selesai membereskannya. Alesha hanya mengangguk.

"Alesha, sekarang mungkin sudah waktunya kamu tahu sayang. Ini adalah kain yang menjadi pelindung tubuh kamu saat bayi"-ucapnya sambil melihatkan kain pernel yang sudah sedikit kecil. "Ini gelang pertama yang kamu pakai, lengkap dengan nama Alesha Butterfly Ceisya, nama panjang kamu hingga sekarang"-lanjutnya menunjukan sebuah gelang yang terbuat dari kertas, meski sudah sedikit memudar warna dan namanya, namun masih bisa terbaca jelas.

Fitri mengeluarkan satu persatu barang yang ada di dalam keranjang dan memberitahu semuanya kepada Alesha. "Dan ini, kalung peninggalan orang tua aslimu, kalung perak yang sangat elegan, bahkan warnanya tidak memudar sedikitpun hingga sekarang, seperti kasih sayang ibu dan orang tua aslimu. Pakailah"-ucap Fitri memakaikan kalung tersebut ke leher Alesha dengan keadaan mata yang sudah berkaca-kaca dan Alesha yang terdiam mencerna setiap ucapan sang ibu.

"Alesha, kamu sudah besar, sudah seharusnya ibu memberitahu hal ini. Ibu menemukan kamu di belakang rumah saat ibu sedang membersihkan kandang sapi. Bayi dengan keadaan mata tertutup dan bibir yang tersenyum, hingga senyum itu selalu tercetak di bibirmu sayang, namun sekarang mengapa tiba-tiba hilang?"-Fitri mulai bercerita dengan halus sambil menyentuh bibir mungil Alesha.

"Awalnya ibu bingung, bagaimana ibu bisa merawat bayi yang bukan milik ibu, apalagi pada saat itu ibu baru saja di tinggal oleh suami ibu. Namun, hati ibu seolah berkata bahwa ini rezeki yang di kirim oleh Allah. Ibu rawat kamu seperti anak ibu sendiri, ibu sayang sama kamu. Sampai ibu berpikir, mengapa ada orang tua yang tega meninggalkan bayi secantik kamu."

"Tapi, ketahuilah Alesha. Sejak ibu membaca sebuah kertas 'Jagalah anakku sebagaimana anakmu sendiri' ibu mengerti bahwa orang tua kamu sangat menyayangimu lebih dari ibu, mungkin ia terpaksa meninggalkan kamu karena sebuah masalah yang menimpanya."

"Alesha, janganlah kamu membenci orang tuamu hanya karena cerita yang kamu dengar dari ibu. Ibu juga tidak tahu kebenaranya mengapa dan kenapa mereka meninggalkan kamu sayang. Namun, ibu yakin mereka mempunyai alasan untuk hal itu."-ucap Fitri panjang lebar.

"Kemarilah"-titah Fitri melebarkan tangannya untuk memeluk Alesha. Alesha menurut dan mendekat ke arah Fitri "Ingat pesan yang sering ibu katakan, jangan pernah menyimpan apalagi memelihara kebencian. Sebesar apapun masalahnya maafkanlah sayang, ikhlaskan dan hilangkan perasaan serta pikiran buruk yang datang kepadamu"-jelas Fitri mengusap kepala Alesha.

Jika sudah berbicara seperti ini Alesha tidak bisa membuka suara, ia hanya bisa menangis dan menghela nafas. Meredakan emosi dan segala pikirin negatif tentang orang tuanya, memahami setiap ucapan sang ibu yang selalu menasehatinya.

Alesha terdiam, ia bersyukur hidup dan di rawat oleh ibu Fitri. Meskipun hanya sebatas ibu angkat, tapi kasih sayang yang di berikan oleh Fitri selama 17 tahun begitu tulus kepadanya.

"Ibu, makasih udah rawat Alesha, makasih udah jujur tentang semuanya. Maafin Alesha yang sering buat ibu repot, Alesha sayang sama ibu"-ucap Alesha yang akhirnya berbicara sambil menatap Fitri.

Fitri tersenyum "Alesha kamu itu salah satu anugrah yang di kirim oleh Allah sayang, mana mungkin ibu merasa di repotkan"-jawab Fitri yang mampu mengembalikan senyum Alesha.

(⁠◕⁠ᴗ⁠◕⁠✿⁠)

Jangan lupa mampir Instagram baru aku
@rintikaksara

ABC and 3L (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang