15

478 43 6
                                    

Pemuda dengan wajah manis dan mata yang indah, alis tipis, hidung mancung, dengan gaya rambut medium bowl yang menutupi keningnya. Membuat dia terlihat sangat menggemaskan di mata Samudra, dengan tinggi 180cm sungguh sangat mempesona.

Samudra terus menatap ke arah pemuda itu, jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya, dia benar-benar tidak menyangka bahwa pemuda yang kemarin memenuhi isi pikirannya, sekarang berdiri tepat di depan matanya.

"Sam, Samudra!" Teriak Arunika yang membuat Samudra kaget hingga menjatuhkan ponsel pintarnya.

"Kesambet lu sam?" Sambung Arunika sambil memukul lengan Samudra.

"Sakit goblok." Aduh Samudra sambil mengusap langan yang tadi di pukul Arunika, meski dia perempuan pukulannya tidak main-main, pukulannya sama kuatnya dengan laki-laki.

"Lagian lu, kek orang kesambat aja." Ucap Arunika dengan nada kesal.

"Hai, gue Samudra Prasetyo, nama lu siapa?" Samudra mengulurkan nama tangannya, pada pemuda manis yang menyita perhatiannya.

"Devan Raka Wijaya, biasa di kenal Devanka, lu boleh manggil gue senyaman lu ." Ucap Devanka sambil membalas uluran tangan Samudra.

"Oke kenalannya udah, sekarang kita ke kantin gua laper." Ajak Arunika sambil merangkul bahu Samudra dan Devanka, Baskara hanya menghembuskan nafas jengah, melihat tingkah sang adik yang aneh bin ajaib.

Mereka berempat berjalan menyusuri koridor untuk menuju kantin, dalam perjalanan Arunika terus berbicara memperkenalkan lingkungan sekolah, dia hanya mengangguk kepala mendengarkan arahan dari gadis tampan itu. Mata Samudra terus tertuju pada Devanka, pemuda itu yang sadar terus di perhatikan oleh Samudra, mendadak wajahnya terasa panas dan memerah.

Arunika mencari tempat duduk yang kosong, kemudian Baskara menunjuk bangku kosong, yang berada di pojok kantin dekat penjual bakso.

"Mau pesen apa?" Tanya Baskara.

"Bang gua mau nasgor pedes sama telor ceplok oke." Arunika dengan menaik turunkan alisnya.

"Gua samain sama Nik aja As, tapi jangan pedes ya!" Suara merdu Devanka mampu memhipnotis Samudra, membuatnya merasa seakan sedang terbang melayang ke langit ke tujuh.

"Gua mau ikut aja sekalian bantu lu bawa." Ucap Samudra sambil berdiri dari duduknya, sebenarnya dia hanya takut jika terus menatap Devanka bisa-bisa dia mimisan, karena wajah cantik dan suara lembut pemuda itu.

Samudra dan Baskara kembali dengan membawa nampan masing-masing, Samudra memberikan piring nasi goreng dan air mineral pada Devanka, dan dia sendiri memesan soto ayam.

"Bang ko' gak pedes?" Protes Arunika pada sang kakak.

"Gak ntar lu sakit." Jawab Baskara dengan nada cuek, yang membuat sang adik kesal.

"Kalian ini kembar, tapi sifat nya bertolak belakang banget!" Ucap Samudra dengan nada heran, melihat tingkah kedua saudara kembar di hadapannya.

Saat mereka tengah menikmati makan mereka, tiba-tiba Devanka tersedak dan secara reflek Samudra memberikan minumannya, yang sudah dia minum setengah pada Devanka. Pemuda itu menerima air pemberian Samudra dan langsung meminumnya.

"Makannya pelan-pelan aja Van!" Samudra terus mengelus punggung pemuda itu, karena Samudra duduk di sebelah kanan Devanka, dan saat dia menyadari jika minuman yang diminum Devanka adalah miliknya. Wajah dan telinga Samudra memerah seperti kepiting rebus, di berpikir bahwa dia dan Devanka berciuman secara tidak langsung.

"Sam, lu gakpapa?" Tanya Devanka dengan nada khawatir, si kembar hanya saling pandang sambil mengangkat bahu mereka. Samudra yang malu akhirnya beralasan ingin pergi ke toilet, sampai di toilet dia membasuh mukanya. Dan memegang dada kirinya yang berdebar sangat kencang, dia terus berfikir apa yang terjadi padanya? Apa dia sakit?

Samudra perlahan berjalan ke arah kelas, dan terus memikirkan apa yang terjadi padanya, kenapa saat memikirkan Devanda dia merasa dadanya berdebar sangat kencang, dan wajah pemuda manis itu selalu ada dalam pikirannya.

Samudra masuk kedalam kelas menuju tempat duduknya, dia menaruh kepalanya pada lipatan tangan. Baskara yang melihat itu hanya menaikan sebelah alisnya, tanpa berniat untuk bertanya pada Samudra.

Bel pulang sekolah telah berbunyi, Baskara dan Samudra berjalan beriringan keluar kelas menuju tempat parkir, saat di tengah jalan mereka berpapasan dengan Arunika dan Devanka. Akhirnya mereka berempat berjalan bersama menuju tempat parkir.

"Sam, lu bawa motor?" Tanya Devanka yang di jawab dengan anggukan kepala oleh Samudra, bukan sok atau bagaimana Samudra hanya tidak tahu kenapa? lidahnya terasa keluh saat bersama Devanka.

"Lu anak motor?" Tanya Arunika.

"Bukan, gue anak ayah Dwi." Ucap samudra sambil berjalan ke arah motor matic hitamnya, mendengar jawaban sang teman, membuat gadis itu memasang wajah datar pada Samudra.

Baskara dan Arunika mereka berboncengan, menggunakan motor Ninja ZX-25R berwarna hitam, dengan helm full face sudah terpasang di kepala mereka. Sedangkan Devanka dengan motor Nmax warna silver dan helm carglos berwarna hitam, sungguh itu sangat-sangat tidak bagus untuk jantung Samudra. Karena di matanya Devanka sangat menawan.

Samudra pun bergegas memasang helm, dan mengendari motor hitamnya meninggalkan area sekolah, sepanjang perjalanan senyum Samudra tidak luntur dari wajahnya, saat mengingat senyum manis Devanka.

Motor Samudra memasuki pelataran rumah, memarkirkan motornya pada garasi kecil di sebelah timur rumah. Dia berjalan masuk ke dalam rumah, dengan senyum yang masih tergambar di wajahnya.

"Samudra pulang!" Ucap Samudra dengan lantang, sambil berjalan ke arah ayahnya yang sedang duduk di depan TV bersama sang adik, Samudra mencium tangan sang ayah dan mengusap kepala adiknya dengan senyum lebar.

"Mas, kamu kesambet dimana?" Ucap sang ayah dengan heran, karena sejak masuk rumah anaknya terus saja tersenyum.

"Mas, kamu lagi sakit ya?" Athaya terus menatap sang kakak dengan tatapan aneh, dia berpikir apa kakaknya keracunan saat di sekolah? Atau dia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan otak sang kakak jadi bermasalah?

"Mas Samudra sangat-sangat baik sekarang." Samudra berjalan ke arah kamarnya dengan gembira, sang ayah dan adiknya dibuat heran oleh tingkah Samudra.

My Onyet (BxB)Where stories live. Discover now