29

365 27 6
                                    

Udara dingin malam mulai menyapa tubuh, malam yang cerah namun tiada berbintang. Ketiga pemuda yang tengah asyik menyantap makanannya dalam keheningan, hingga salah satu dari pemuda itu bersuara dan memecah keheningan di antara mereka.

"Mas Yud, mas sering kesini ya?" Pertanyaan Athaya membuat Baskara menatap kearahnya.

"Iya, gimana?" Suara Baskara terdengar datar namun terselip kehangatan.

"Enak, aku baru tahu ada stadion disini tapi sepi ya?"

"Ya begitulah, memang kalah jauh dengan kota asalmu dek!" Ucap Baskara setelah meneguk minumannya yang menandakan acara makannya telah selesai.

"Kangen ya, sama suasana stadion crazy lion?" Tanya Samudra, yang melihat adiknya yang tengah menunduk, tersirat kesedihan di wajah pemuda kecil itu. Samudra faham betul jika adik kesayangannya itu, sangat berat meninggalkan kota kelahirannya, bahkan Samudra dan sang ayah memerlukan waktu lebih dari 3 bulan untuk membujuk pemuda manis itu.

"Nggak usah sedih nanti pas liburan sekolah kita main ke kota kamu ya? Mas yudhi juga pengen tahu kota kelahiran kamu!" Ucap Baskara sambil mencubit main-main pipi Athaya.

"Hari minggu kita bakal main kepantai, kamu mau ikut?" Sambung Baskara, dengan secepat kilat Athya langsung menatap kearah Baskara, dengan senyum lebar yang menampilkan deretan gigi putihnya.

"Mau mas mau!" Ucap Athaya sambil menggoyang-goyangkan tangan Basakara.

"Ya sudah, sekarang kita pulang sudah malam kalian tunggu diluar." Baskara beranjak dari duduknya, dia membayar makanan yang telah mereka habiskan tadi. Setelah membayar Baskara keluar tenda berjalan kearah Samudra dan Athaya, dia langsung naik ke atas motor Samudra dan hendak menjalankan motornya. Hingga seorang pemuda manis, berkulit putih, hidung mancung dengan sweater berwarna peach, datang menghampirinya.

"Aska!" Sapa pemuda itu, Samudra dan Athya saling menatap satu sama lain dengan menaikan bahu mereka, sebagai tanda bahwa mereka tidak faham dengan situasi yang sedang mereka hadapi. Karena raut wajah Baskara sudah berubah datar dan dingin, tidak seperti saat sebelum pemuda manis itu datang.

"Kamu apa kabar?" Sambung pemuda itu.

"Baik." Baskara kembali ke mode singa kutub yang tak tersentuh, Athaya sampai menganga tidak percaya dengan yang ia lihat. Meski Baskara terlihat cuek dan dingin tapi saat berhadapan dengannya, tidak sedingin sekarang dia menatap sang kakak yang dia yakin pasti juga merasakan hal yang sama dengannya.

"Kamu mau pulang As?" Baskara hanya mengangguk dan menatap kearah Athaya, dan menarik pergelangan tangan pemuda itu untuk duduk di depan Baskara.

"Kamu mau pulang apa diam disini Sam?" Perkataan Baskara membuat Samudra merinding, pasalnya dari nada suaranya terlihat sekali dia tengah menahan marah. Samudra tanpa basa-basi langsung naik di jok belakang.

"Aska tunggu," ucap pemuda itu menghentikan Baskara.

"Nomor kamu ganti ya? Boleh nggak aku minta?" Sambung pemuda itu.

"Sorry, gue buru-buru." Setelah mengatakan itu Baskara langsung melajukan motornya dengan kencang. Membuat Samudra mau tidak mau memeluk perut Baskara, karena Athaya duduk di depan Baskara jadi tidak ada penghalang di antara mereka. Tanpa sadar senyum terukir di wajah Baskara, saat melihat tangan pemuda yang dia bonceng melingkar indah di perutnya, sesekali dia mencuri pandang ke arah belakang lewat kaca sepion.

"Tadi siapa Bar?" Teriak Samudra, karena Baskara melajukan motornya dengan kencang. Saat mendengar ucapan Samudra dia langsung memperlambat laju motornya.

"Mantan." Jawab Baskara yang terdengar sangat dingin dan datar.

"Namanya?" Tanya samudra.

"Pengen tahu?" Samudra memutar malas bola matanya, karena Baskara di tanya malah balik bertanya.

"Nggak, nggak penting juga." Baskara terkekeh mendengar jawaban Samudra.

"Namanya Ryan Nugroho, dia anak SMA 2 NUSANTARA." jelas Baskara yang di jawab anggukan oleh Samudra.

Selang beberapa saat mereka sampai di depan rumah Baskara, dia menekan klakson motor Samudra, yang membuat ayah dan adiknya berjalan keluar rumah saat mendengar suara klakson motor.

"Makasih ya Sam, makasih ya dek!" Ucap Baskara dengan mengusak rambut Athaya.

"Widih, ngerjain tugas apa kencan lu berdua ampe jam segini baru pulang?" Arunika sudah seperti emak-emak yang marahin anak perawannya, yang mendapat cubitan di pinggangnya dari sang ayah. Sontak membuat Arunika meringis kesakitan, karena ulah sang ayah.

"Pa, mas pulang." Baskara mencium tangan sang ayah, di ikuti Samudra dan Athaya, tidak lupa Athaya juga mencium tangan Arunika.

"Siapa ini?" Tanya ayah si kembar.

"Saya Samudra teman sekelas Baskara om, dan ini adik saya namanya Athaya." Jawab Samudra.

"Selamat malam om!" Sapa Athaya dengan senyum yang sangat manis.

"Masuk dulu yuk, om buatin minum buat kalian!" Tawar ayah si kembar.

"Maaf om, sudah malam nanti ayah kami khawatir, Mungkin lain kali kami akan mampir!" Ucap Samudra.

"Ya sudah kalian hati-hati ya jangan ngebut-ngebut! Kasian si manis ini!" Ayah si kembar mencubit kedua pipi tembem Athaya. Setelah berpamitan mereka berdua, mulai meninggalkan area rumah Baskara.

Saat sampai di rumah mereka berdua langsung masuk ke kamar masing-masing, Samudra merebahkan tubuhnya di atas ranjang sambil menatap langit-langit. Dia tidak percaya jika Baskara yang terkenal dingin dan cuek, pernah memiliki seorang kekasih. Samudra terkekeh mengingat wajah temannya yang seakan menahan amarah, saat bertemu dengan dengan pemuda manis itu.

Pikiran Samudra terus melayang entah kemana, dia penasaran bagaimana Baskara bisa menjalin hubungan dengan pemuda itu. Besok dia akan mencari tahu tentang semuanya, siapa tahu itu bisa membantunya dalam mendekati Devanka sang pujaan hatinya. Apa Baskara bersedia menceritakan masa lalunya ya? Samudra terus menerka-nerka tentang Baskara, hingga ia terlelap dalam tidurnya.









Brersyambyung ...
Jangan lupa vote dan komentnya ya!🙏

Alan pamit dulu ya gess, sampai jumpa setelah lebaran nanti 🙏🙏😊😊

My Onyet (BxB)Where stories live. Discover now