19

671 51 21
                                    

Mereka duduk di bawah pohon besar, tadi Pras sempat menyewa tikar untuk mereka duduk, sekaligus membeli minuman dan beberapa camilan. Harga camilan di tempat wisata 2x lipat harga di toko biasa, seharusnya ia tadi mampir dulu ke meiindo untuk membeli camilan. Tapi ya sudahlah lagi pula tadi dia memang tidak punya niatan untuk pergi ke pantai.

Dia hanya teringat Dhamar pernah mengatakan, bahwa sang adik ingin pergi ke pantai, tapi pada saat itu kaki sang adik belum sembuh ditambah dia juga harus bolak balik, mengurusi beberapa berkas untuk keperluan dia merantau ke luar kota.

"Sek, mau makan apa?" Hari sudah semakin siang, jam yang melingkar di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 13.30, dan mereka hanya makan camilan tadi.

(Sek dari kata pesek ya gess🙏😁✌️)

"Ko' sek sih mas!" Dwi menatap garang pada Pras, tapi itu malah membuat dia terlihat sangat lucu di mata pemuda jangkung di depannya.

"Lah kan kamu pesek" goda Pras sambil menyentuh hidung mungil pemuda itu, dengan jari telunjuknya. Pemuda itu terdiam tidak mampu berkata-kata, detak jantungnya semakin tidak karuan di tambah seperti ada kupu-kupu dalam perutnya.

Dia masih terpaku menatap wajah tampan Pras, terus mengagumi betapa indah ciptaan sang Pencipta, alis tebal dengan kornea mata berwarna coklat gelap, hidung mancung, bibir sedikit tebal dengan sedikit hitam khas pemuda perokok pada umumnya. Mata Dwi terus tertuju pada bibir pemuda jangkung itu.

Pras yang tadinya tertawa akhirnya terdiam, melihat pemuda manis di sampingnya terdiam, dia pun menatap wajah pemuda itu. Wajah manis dengan hidung pesek, bibir tipis berwarna merah muda, kornea mata yang berwarna hitam bulu mata lentik ditambah pipi tembemnya. Membuatnya sangat mempesona, tanpa sadar ada rasa yang tak biasa pada dada pras, ada debaran yang tidak pernah ia rasakan.

Seolah dunianya hanya tertuju pada pemuda manis di depannya, secara perlahan namun pasti Pras memajukan tubuhnya, mengikis jarak diantara mereka. Pras menutup matanya saat bibir tebal miliknya menyentuh bibir tipis pemuda itu, Dwi yang kaget sontak membulatkan matanya. Namun sekejab kemudian dia terpejam menikmati lumatan lembut, yang di berikan pujaan hatinya.

Pras meraih tengkuk Dwi dan menekannya, membuat lumatannya semakin dalam pras terus melumat bibir Dwi, menggigit bibir bawah pemuda itu yang membuatnya membuka mulut, Pras langsung memasukan lidahnya mengabsen deretan gigi dan lidah mereka saling menyapa, hingga savila mengalir membasahi dagunya.

Dwi yang merasa oksigen pada paru-parunya habis, kemudian memukul dada Pras hingga pagutan mereka terlepas, pemuda itu mengambil nafas dengan rakusnya, Pras tersenyum dan menghapus savila di bibir dan dagu Dwi dengan ibu jarinya. pemuda manis itu belum pernah berciuman, jadi dia sangat kewalahan untuk mengimbangi permainan Pras.

(Maaf kalau kurang dapet feelnya, karena ini pertama kalinya alan bikin gambaran adegan kissing🙏😭)

"Maaf!" Ucapnya dengan nada sendu, sambil menyentuh lembut pipi pria kecil di hadapannya, sungguh ia sangat menyesal bagaimana jika Dwi marah padanya, dan tak lagi mau menemuinya. Padahal ini baru pertama kalinya dia mengajak adik temannya itu pergi keluar, tapi dia sudah dengan berani menciumnya.

"Gakpapa mas." Ucap Dwi dengan wajah merah, sungguh rasanya dia seperti sedang terbang ke awan, saat Pras menciumnya ada perasaan yang belum pernah dia rasakan. Rasanya manis sekali saat bibir Pras menyentuh bibirnya, seakan bibir pemuda jangkung itu sudah menjadi candu untuknya.

Pras menariknya kedalam dekapannya, memeluknya dengan erat dan mencium pucuk kepalanya, dan membisikkan kata "maaf" berulang kali. Dwi yang berada dalam dekapan sang pujaan hati, hanya mengangguk dan membalas pelukan itu dengan erat.

"Sek, pesek!" Pras mengguncang tubuh dan membuyarkan lamunan indah Dwi.

"Kamu kenapa diem aja? Ada yang sakit? Atau kamu pengen pulang?" Sambung Pras, dia terlihat khawatir karena sedari tadi, Dwi hanya diam saja, bahkan saat di ajak ngobrol pemuda itu tidak merespon. Pras takut apa kakinya sakit lagi, atau dia tidak suka saat dirinya mengajak ke pantai.

"Nggak ko' mas, aku gakpapa." Dia tersenyum kikuk, wajahnya sungguh merah rasanya dia ingin menenggelamkan dirinya di lautan. Atau menghilang dari hadapan Pras secepat kilat, bagaimana dia bisa membayangkan hal itu.

"Mas, ayo main air!" Dwi melepas sepatunya dan berjalan cepat ke arah bibir pantai, berlari mengejar ombak kesana kemari, Pras yang melihatnya hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Dia berpikir jadi seperti ini rasanya punya seorang adik, dia melepas sepatunya dan meletakkan di sebelah sepatu Dwi, menyusul pemuda manis yang tengah bermain dengan air, yang membuat celana pada bagian bawahnya basah.

Mereka bermain dengan senyum bahagia terkembang di wajah keduanya, berlari saling kejar, saling melempar air ke arah satu sama lain. Hingga tak terasa waktu sudah berlalu begitu cepat, cahaya jingga sudah mulai terlihat.

"Sudah sore ayo pulang! Tapi sebelum pulang kita makan dulu ya?" Ajak Pras.

"Aku mau nasi goreng mas," jawab Dwi dengan senyum yang semakin di lihat semakin manis.

Pras berdiri mengulurkan tangannya, membantu Dwi berdiri mereka berjalan menjauh dari bibir pantai. Tangan pemuda jangkung itu masih setia menggenggam tangan kanan Dwi, dan memegang sepatu di tangan kirinya.

Mereka berjalan ke arah kedai yang menjual nasi goreng, karena hari sudah beranjak gelap mereka memesan 2 porsi nasi goreng seafood, 1 susu hangat dan 1 teh hangat.

"Mas, makasih ya udah ngajak aku kesini!"

"Kamu senang?"

"Senang banget" Dwi tersenyum lebar, memperlihatkan deretan gigi putihnya, Pras tersenyum dan mengusap lembut kepala pemuda itu.

"Mas, aku boleh tanya?"

"Tanya apa?"

"Mas ud~" belum selesai Dwi bicara, pelayan sudah datang membawa pesanan mereka. Dwi dan Pras makan dengan tenang, sesekali pemuda jangkung itu melirik seseorang di depannya. Pipi yang mengembung saat mengunyah makanan, membuatnya terlihat sangat menggemaskan. Hingga tanpa sadar ada noda nasi di sudut bibir pemuda itu, Pras dengan lembut membersihkan sudut bibir Dwi dengan jempolnya, perlakuan manis pemuda jangkung itu lagi-lagi mampu membuat Dwi menggigit bibir bawahnya, wajahnya sudah merah sampai telinga.



Maaf ya kalau ceritanya gak jelas🙏😭😭
Atau alurnya membingungkan😭
Tolong berikan alan semangat, dengan vote dan komen🙏😊
Terima kasih😘

My Onyet (BxB) EndWhere stories live. Discover now