44

106 16 2
                                    

Hello mellow ges apa kabar? Hehehe
Dah lama ya diri ini gak up 🫢🫢
Gak usah lama² cuss kita ke ceritanya, tapi sebelum itu tolong jangan lupa tinggalkan jejak otey😗😗😗




~ selamat membaca ~






Saat ini seorang pemuda jangkung tengah menatap heran kearah pemuda mungil di hadapannya, entah apa yang membuat pemuda mungil itu lahap sekali memakan buah yang selama ini menjadi musuh terbesarnya. Pras hanya menelan ludah sembari menatap sang kekasih yang sedang asik menyantap durian, saat melintasi pom bensin Dwi meminta berhenti karena melihat pedagang buah durian.

"Sayang, pelan-pelan makannya! Tidak akan ada  yang  mengambilnya." Ucap Pras sambil mengelap sudut bibir Dwi yang belepotan, pemuda manis itu hanya tersenyum dan terus melahap semua buah durian yang ada di hadapannya. Tidak tanggung-tanggung Dwi sudah menghabiskan tiga buah durian ukuran kepala anak-anak, sang kekasih hanya bisa menelan ludah saat melitanya.

Pras masih terus memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada kekasihnya, sejak kapan pesheknya suka dengan buah durian? Bahkan selama mereka resmi menjadi sepasang kekasih Dwi sama sekali tidak pernah suka durian, bahkan dia juga pernah marah besar ketika Pras sudah janji pergi dengannya namun pemuda jangkung itu sempat memakan durian sebelum berangkat. Alhasilnya Dwi memutuskan tidak jadi pergi dan berakhir pemuda manis itu menjauhi kekasihnya selama 2 hari, namun sekarang Pras hanya bisa terperangah menatap sang kekasih yang sudah mulai aneh.

Setelah puas menikmati buah yang dia inginkan, Dwi memutuskan mengajak Pras untuk pulang karena tubuhnya sudah sangat lelah dia ingin segera berbaring di atas ranjangnya. Sampai di depan rumah Dwi melihat rumahnya tampak sepi, kemudian mengambil ponsel di sakunya ternyata ponselnya mati. Dwi menatap Pras yang tengah duduk di atas motornya di pinggir jalan sambil terus menatap ke arahnya, Pras yang melihat Dwi pun turun dari motornya dan berjalan memasuki area pelataran rumah Dwi. Pras berpikir ini sedikit aneh biasanya ibu Dwi tengah menjumur padi di pelataran saat cuaca panas seperti sekarang, namun kini dia tidak melihat ibu kekasihnya itu di tambah kondisi rumah yang teramat sepi.

"Sayang kok nggak masuk?" Ucap Pras saat sudah berada tepat di hadapan Dwi.

"Hp aku mati mas, kayaknga ibu sama ayah lagi pergi!" Dwi tampak sedih dan memajukan bibirnya, membuat Pras menggigit bibir bawahnya karena gemas melihat tingkah kekasihnya.

"Ya udah, kamu masuk dulu nanti kalau ibu sama ayah belum pulang! Kamu kabarin mas ya? Pulang kerja nanti mas kesini temenin kamu." Dwi hanya mengangguk mendengar kata-kata yang terlontar dari bibir tebal kekasihnya itu.

Setelah memastikan pemuda itu masuk ke dalam rumahnya Pras bergegas kembali ke bengkel untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dwi masuk kedalam dan langsung menuju kamar guna merebahkan tubuhnya di atas ranjang, tidak lupa dia mengisi daya ponselnya yang sempat mati tadi.

Langit merah keemasan sudah tergambar indah dan menawan membuat seorang pemuda yang tengah tertidur tiba-tiba terbangun, Dwi menatap kearah jendela yang masih terbuka lebar, hari sudah mulai gelap dia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. Saat melangkahkan kakinya keluar kamar Dwi merasa keheranan melihat rumah yang gelap bak tak berpenghuni, dia kemudian menyalakan lampu ruang keluarga kemudian pergi ke kamar mandi. Tidak membutuhkan waktu lama untuk Dwi membersihkan tubuhnya, setelah itu dia kembali ke kamar untuk melihat ponselnya benar saja sudah ada 20 pesan dari Pras dan 1 pesan dari sang ibu, ditambah 30 panggilan tak terjawab dari sang kekasih.

Tanpa membuka pesan Dwi hendak menelfon kembali kekasihnya, namun dia terlebih dahulu di kagetkan oleh ketukan pintu yang terdengar sangat tidak sabar. Pemuda manis itu berjalan ke arah pintu dan membukanya, alangkah kagetnya pemuda itu saat baru saja membuka pintu, Pras sudah mendorong pintu agar terbuka lebar dan memeluknya. Kekhawatiran tergambar dengan sangat jelas di wajah Pras dengan napasnya yang memburu, Dwi membalas pelukan sang kekasih mengusap lembut punggung pemuda jangkung itu agar dia tenang.

"Mas kenapa?" Tanya Dwi yang masih berada di dalam pelukan sang kekasih yang enggan untuk melepaskannya. Dwi kembali mengusap lembut punggung Pras yang masih setia memeluknya, selang beberapa saat Dwi merasakan sapuan kumis tipis dan lidah Pras pada lehernya.

"Mas!" Dwi kaget dan melepaskan pelukannya dengan kasar.

"Kita masih di depan pintu, nanti di lihat orang!" Sambung Dwi dengan nada kesal dan masuk kedalam lebih dulu, Pras yang melihat sang kekasih tengah merajuk hanya terkekeh kemudian menutup pintu sebelum berlari mengejar pujaan hatinya.

Mereka kini tengah duduk di ruang tengah sambil menonton tv ikan terbang, dengan Pras yang tiduran dengan paha Dwi sebagai bantalan. Saat sedang asik menonton Pras tiba-tiba  teringat bahwa sedari dia masuk tadi, dia tidak melihat orang tua Dwi yang biasanya akan duduk bersama di depan tv.

"Yang!" Panggilan Pras hanya di jawab deheman oleh Dwi yang sedang fokus memakan si sukro tanpa mengalihkan pandangannya dari tv.

"Ayah sama ibu kemana?" Pertanyaan Pras berhasil membuat Dwi kaget dan segera berdiri, yang membuat Pras jatuh dengan sangat tidak estetik.

"Yang sakit!" Adu Pras yang tidak di hiraukan oleh Dwi yang berlari kearah kamarnya, Pras menatap punggung kekasihnya dengan penuh tanda tanya dan memutuskan mengejar sang kekasih.

Saat sampai di dalam kamar Dwi segera membuka ponselnya dan membaca pesan dari sang ibu, yang memberitahunya bahwa beliau sedang pergi kerumah kakak dari nenek Dwi yang sedang jatuh sakit dan akan pulang besok. Dwi dengan cepat membalas pesan ibunya dan meminta izin supaya Pras menemaninya malam ini, selang beberapa saat sang ibu membalas dan mengijinkan Pras menginap serta menitipkan salam dan meminta maaf karena sudah merepotkan pemuda jangkung itu.

Melihat sang kekasih yang sibuk memainkan ponselnya hingga membuat pemuda manis itu tidak menyadari kehadirannya, Pras langsung memeluk Dwi dari belakang yang membuat kekasihnya terlonjak.

"Siapa?" Tanya Pras dengan suara deep voicenya yang membuat Dwi meremang, seketika itu pemuda manis itu menggelangkan kepalanya dan berbalik menatap wajah sang kekasih.

"Ibu, katanya nginep di rumah mbah Mi besok baru pulang." Jawaban Dwi membuat Pras tersenyum dan mengangkat sebelah alisnya.

"Wayahe nguwei arek ndablek hukuman."




Byersyambyung ...


Jangan lupa vote dan koment ya gess 😚😚😚

Scroll lagi aja otey👌👌




My Onyet (BxB)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt