26

374 25 4
                                    



***

Di ruang tengah sebuah rumah sederhana, terdapat tiga lelaki beda usia yang tengah asyik bercerita. Dengan senyum di wajah mereka, sungguh pemandangan yang membuat hati terasa hangat.

"Lalu yah, kapan ayah bilang sama kakek tentang hubungan kalian?" Ucap Athaya dengan rasa penasaran akan kelanjutan cerita sang ayah.

"Ayah bil~~" belum sempat sang ayah melanjutkan kalimatnya, tersedengar suara ketukan pintu yang mengalihkan atensi mereka.

"Bentar, ayah liat dulu siapa yang datang!" Sambung sang ayah, yang beranjak dari duduknya dan melangkah kearah pintu, dan melihat siapa yang sedang bertamu. Setelah beberapa saat sang ayah kembali, ke ruang tengah dan memberitahu anak-anaknya siapa yang datang.

"Mas, dek, ayah mau ke rumah pak RT dulu!"

"Mau ngapain yah?" Tanya Samudra.

"Ada musyawarah, untuk pembagian tugas ronda katanya!" Jawab sang ayah dan melangkah meninggalkan ke dua anaknya, menuju kamarnya untuk berganti baju.

"Loh yah, ini cerita gak di lanjut gitu?" Teriak Athaya. Setelah beberapa saat sang ayah keluar dengan memakai kemeja berwarna baby blue, yang di padukan dengan celana casual berwarna hitam. Membuat ayah dari 2 anak itu terlihat lebih muda, di tambah tatanan rambut curtain haircut siapa yang akan mengira jika dia sudah mempunya 2 anak yang sudah remaja.

"Nanti ayah lanjutkan, sekarang ayah pergi dulu kalian jaga rumah jangan kemana-mana!" Sang ayah memperingatkan kedua anaknya, sebelum dia berlalu pergi meninggalkan rumah.

Jam pada dinding menunjukkan pukul 19.00, kedua pemuda berbeda usia itu kini tengah duduk di ruang tengah, sambil memainkan posel pintar mereka masing-masing.

"Mas!" Panggilan Athaya yang sedang tidur dengan paha Samudra sebagai bantalnya, yang hanya di jawab deheman oleh sang kakak.

"Mas, kalau suka sama seseorang yang lebih dari temen itu kayak gimana sih?" Sambung Athaya, Samudra yang mendengar pertanyaan sang adik sontak meletakkan ponsel pintarnya di atas meja. Dan menatap lekat manik indah sang adik yang sekarang tengah tidur di pangkuannya.

"Dek, mas juga nggak tau! Tapi saat mas liat seseorang, jantung mas berdebar nggak karuan!" Ucap Samudra sambil tersenyum lebar, membayangkan wajah manis Devanka. Sang adik menatap aneh kepada sang kakak, karena tidak biasanya dia menceritakan seseorang dengan senyum-senyum tidak jelas. Athaya segera bangkit dari pangkuan Samudra, dan menatap tajam pada sang kakak.

"Apa mas sedang jatuh cinta?" Tanya Athaya dengan nada di buat seolah-olah menakutkan, bukanya Samudra takut dia justru tertawa menatap tingkah sang adik.

"Kamu itu mau mengintrogasi apa mau ngelawak dek?" Samudra masih terus tertawa melihat tingkah sang adik, Athaya yang di tatap pun merasa kesal karena di tertawakan sang kakak.

"Mas Saaammm!" Teriak Athaya dengan kesal.

"Maaf-maaf dek, ya habis kamu juga gitu. Kamu itu terlalu imut buat pasang muka garang." Ucap Samudra sambil menyentil hidung mungil Athaya. Perawakan dan wajah Athaya yang sungguh mirip dengan Dwi, membuatnya sangat berbeda dengan wajah tegas dan perawakan gagah sang kakak. Di tambah lagi Athaya selalu melakukan perawatan, yang membuat kulit dan wajahnya lebih bisa di katakan manis ketimbang tampan.

"Nggak ya, adek itu tampan mas!" Ucap Athaya dengan nada kesal meninggalkan sang kakak, dan melangkah menuju kamarnya. Samudra sungguh senang sekali menjahili sang adik, apalagi kalau sampai sang adik marah dan menangis itu seperti sebuah kesenangan tersendiri buat Samudra.

Malam kian larut Samudra menatap jam di ponsel pintarnya yang menunjukkan pukul 21.00, dia melangkah menuju kamarnya untuk tidur. Samudra merebahkan dirinya di atas ranjang, dan menatap langit-langit kamarnya, terlintas dibenaknya apakah dirinya bisa memiliki Devanka. Pemuda yang terlihat manis dan menggemaskan di mata Samudra, padahal sudah jelas Samudra kalah tinggi dengan Devanka, perlahan Samudra memejamkan matanya untuk mengarungi indahnya mahligai mimpi.

Hari yang cerah untuk jiwa yang sedang dilanda asmara, Samudra menunggangi kuda besinya membelah jalan raya yang mulai di padati pengendara motor. Setelah dia mengantar Athaya terlebih dahulu, akhirnya dia sampai di sekolah memasuki area parkir dan memarkirkan motor kesanyangannya dengan aman. Kemudian melangkah menuju kelasnya, saat di pertengahan jalan dia melihat sosok yang membuat jantungnya berdebar.

Devanka tengah berbicara dengan Baskara di depan ruang Osis, Samudra terpana akan pesona pemuda itu hingga ia tak sadar jika di sebelahnya, sudah ada ketos yang melihatnya dengan heran.

"Woy Sam!" Teriak Arunika yang sontak membuat pemuda di sampingnya terkejut.

"Asu lu Nik, ngagetin aja!" Samudra terus mengusap dadanya naik turun karena kaget. Sungguh Samudra masih tidak yakin kalau adik dari teman sebangkunya ini adalah perempuan, karena dari tinggah laku, sifat, bahkan postur tubuhnya lebih mencerminkan jika dia adalah lelaki.

"Eh lambenya, gue ketos kalau lu lupa! Untung temen sendiri kalau bukan, udah gue suruh keliling lapangan lu." Ucap Arunika dengan nada kesal, dan meninggalkan Samudra yang masih mematung, saat Devanka menatap dan melambaikan tangan dengan tersenyum lebar kearahnya. Wajahnya sudah terasa panas dan detak jantungnya yang tidak beraturan, bahkan kakinya terasa lemas saat melihat senyum tergambar di wajah pemuda itu, perlahan Samudra melangkah menghampiri ke tiga temannya.

"Pagi Sam!" Sapa Devanka dengan senyum ramahnya, Samudra terpaku sesaat sebelum suara waketos mengagetkannya.

"Sam!" Panggil Baskara dengan suara dinginnya, dan menatap tajam ke arah Samudra.

"Eh iya, selamat pagi." Samudra tersenyum kikuk di hadapan Devanka.








Kalau ada salah kata, kurang huruf tolong tadain biar alan bisa secepatnya memperbaiki🙏🙏

Tolong dukung alan dengan vote dan komet, terima kasih🙏

My Onyet (BxB)Where stories live. Discover now