45

152 20 0
                                    

Yuhu ayo kita nyanyi lagu semar mesem🤭🤭
Jangan lupa kalau typo tandain dan tinggalkan jejak😚😚



~ selamat membaca ~


Lantunan azan samar-samar menyapa indra pendengar Pras, pemuda itu perlahan membuka matanya yang mendapati dirinya tengah memeluk sang kekasih dari belakang. Dengan perlahan dia melepas juniornya yang masih bersarang di dalam Dwi, pemuda manis itu tak bergerak sedikitpun karena kelelahan.

Pras kemudian bangun dari atas ranjang bersiap akan membersihkan diri, dia melihat kamar kekasihnya sudah seperti telah ke malingan baju berserakan dimana-mana. Pras hanya terkekeh melihat betapa buas dirinya memakan sang kekasih, setelah selesai membersihkan diri Pras melihat jam di atas meja belajar kekasihnya yang masih menunjukkan pukul 5 pagi.

"Mas hmmp," belum sempat Dwi menyelesaikan kalimatnya, dia sudah merasakan mual. Pras yang melihat sang kekasih dengan sigap menggendong Dwi untuk membantunya ke kamar mandi, Dwi berkali-kali muntah namun sayang tidak ada yang di muntahkan, bahkan dia sudah tidak bisa menahan lebih lama genangan pada sudut mata yang akhirnya perlahan meluncur bebas di pipi pemuda manis itu.

"Sayang, kita kedokter ya?" Tanya Pras sambil setia memijat tengkuk kekasihnya. Namun Dwi hanya membalasnya dengan gelengan karena dia sudah tidak sanggup berbicara, merasakan panas dan sakit pada dadanya akibat tidak ada yang di muntahkan di tambah perutnya yang seperti sedang di aduk-aduk.

"Mas udah," ucap Dwi dengan suara parau dan lemah. Pras yang mendengarnya segera mengambil handuk yang ada di gantungan tembok kamar mandi guna menutupi aset Dwi, kalau tidak segera di tutupi bisa saja dia lepas kendali dan tidak lucu dia memakan kekasihnya saat sedang sakit.

Pras membaringkan tubuh Dwi secara perlahan kemudian mengambilkan baju untuknya, tidak lupa dia juga membantu menyeko sang kekasih sebelum memakaikan baju. Pras menatap Dwi yang kembali terlelap dia merasa bersalah melihat keadaan Dwi, bibir yang semula cerah kini terlihat pucat di tambah pipinya yang semula gembul kini sedikit tirus.

Sedang asik menatap sang pujaan hati tiba-tiba dirinya di kagetkan oleh suara ponsel Dwi, Pras segera melihat tertera nama ibu pada layar ponsel Dwi. Pras mengangkat posel tersebut terdengar suara wanita paruh baya itu tengah sedikit khawatir saat menanyakan kondisi putranya, tidak ingin membuat sang calon mertua tambah khawatir Pras mengatakan bahwa Dwi baik-baik saja. Ibu Dwi juga berpesan mereka akan pulang sore karena sedang menunggu saudara yang lain untuk bergantian menjaga mbah Mi. Selepas telfon di matikan Pras segera memasakan bubur untuk Dwi.

Hari sudah beranjak siang mereka berdua tengah duduk di depan tv menonton bocah yang jalan-jalan di hutan, karena hari minggu Dwi libur dan Pras memutuskan untuk tidak masuk kerja demi menemani sang kekasih yang sedari pagi tidak mau makan. Bahkan bubur yang sudah susah payah di buat Pras pun berakhir dingin tergeletak di meja makan, saat sedang melihat bocah jalan-jalan di hutan yang asik makan tiba-tiba terlintas di benak Dwi dia ingin makan di tengah sawah.

"Mas!" Panggil Dwi

"Dalem sayang, enten nopo?" Jawab Pras.

"Ayo maem ndek sawah mas?" Ajak Dwi dengan sangat bersemangat.

"Yang jangan aneh-aneh lah! Masa maem aja harus ke sawah dulu maem dirumah aja ya?" Bujuk Pras, tapi seketika genangan di sudut mata pemuda manis itu sudah penuh dan siap tumpah kapan saja. Tidak ingin membuat kekasihnya sedih Pras akhirnya mengalah dengan menuruti kemauan sang kekasih.

"Mau maem apa sayang?"

"Mau maem oseng bekicot pedes mas," Pras terperangah mendengar permintaan kekasihnya itu.

"Nggak ada yang lain apa?" Dwi hanya menggelengkan kepalanya dengan memajukan bibirnya, melihat tingkah kekasihnya Pras hanya bisa mengusap dadanya agar lebih sabar lagi menghadapi pemuda pendek di hadapannya itu.

Pras memutuskan berkeliling mencari makanan yang di maksud oleh Dwi, sudah satu jam dia berkeliling namun tidak membuahkan hasil akhirnya Pras memutuskan istirahat di daerah bendungan, yang biasanya di jadikan tempat nongkrong anak-anak muda. Saat sedang asik meminum es kopi hangat matanya tertuju pada warung kecil yang agak sedikit jauh dari para pedagang lain, dia berjalan menghampiri pedagang tersebut untuk melihat apa yang di jual bapak-bapak yang usianya sudah setengah abad.

"Ngapunten mbah panjenengan sadhean nopo nggeh?" Tanya Pras dengan sopan.
(Mohon maaf kek, anda jualan apa ya?)

"Kripik kecot, sate kecot, oseng kecot le. Arep ah le?" Tanya si penjual.

(Keipik bekicot, sate bekicot, oseng bekicot nak. Mau nak?)

(Kalau kalian gak tau bekicot cari di mbah google aja ya, btw alan suka bekicot kecap pedas manis hehehe)

"Nggeh mbah kulo purun, pinten nggeh mbah?"
(Iya kek saya mau, berapa ya kek?)

"Wes gawe penglaris limolas ewu ae, mesak no bojomu meteng. Di jogo anak eh ojok nganti geton yo le!" Si penjual menasehati Pras sambil menyiapkan pesanan pemuda jangkung itu.

(Sudah buat penglaris lima belas ribu saja, kasian istrimu hamil. Di jaga anaknya jangan sampai menyesal ya nak.)

"Nggeh mbah niki yotrone matur sembah nuwun mbah, monggo!" Pamit Pras setelah membayar pesanannya.
(Iya mbah ini uangnya terima kasih kek, mari!)

Dalam perjalanan pulang Pras masih saja bingung dengan yang di ucapkan kakek tadi, bagaimana bisa istrinya hamil? Dia aja belum nikah di tambah lagi kekasihnya juga sama dengannya. Pras terus melajukan motornya karena hari sudah semakin siang dia takut kekasihnya akan semakin sakit karena belum makan, sampai di rumah dia menyiapkan makanan yang akan di bawah ke sawah karena tadi dia juga sempat memasak tumis kangkung, tempe goreng, ikan asin dan sambal terasi.

Sepanjang mata melihat hanya terlihat banyak orang yang sedang menanam padi, karena memang sudah masuk waktu penghujan dan biasanya itu menjadi waktu yang pas, untuk menanam padi agar menghasilkan padi yang berkualitas.

(Nggak tau juga bener atau nggak soalnya setahu alan gitu dan alan nggak pernah nanem padi juga 🙏🥲🥲🥲)

Dwi dan Pras duduk di tepian sawah milik ayahnya disana ada 3 orang yang di mintai tolong orang tua Dwi untung menanam padi, pemuda manis itu tengah memakan makanannya dengan lahab dan sesekali menggoyangkan kepalanya. Pras tersenyum melihat sang kekasih akhirnya mau makan meski permintaannya sungguh aneh, sebenarnya tidak sulit hanya saja kalau mintanya dadakan ya sudah pasti susah. Nyari bekicot gampang-gampang susah belum lagi untuk mengolah bekicot sampai siap di makan membutuhkan waktu yang sangat lama.

"Loh Adi kamu ngapain disini?"



Byersyambung ...

Jangan lupa vote dan komentnya, sekarang 2 chap aja yaa🥲🥲
Kalau banyak yang like dan koment nanti di tambahin deh😗😗😗





My Onyet (BxB)Where stories live. Discover now