32

176 18 3
                                    

Hai gaes alan mohon maaf lahir dan batin ya🙏🙏😊





~ selamat membaca ~



Matahari masih terik padahal waktu sudah menunjukkan pukul 15.00, Samudra berjalan seorang diri menyusuri koridor sekolah menuju area parkir. Dari kejauhan Samudra menatap seorang pemuda tampan yang tengah berdiri disebelah motornya, pemuda itu tengah menunggu dirinya sambil memainkan ponsel pintar miliknya.

"Udah lama?" Tanya Samudra saat sudah berada di hadapan Devanka.

"Baru 5 menitan."

"Lu gak kegiatan ekskul Van?" Samudra mengambil helm yang tergantung di stang motor, dan memberikannya pada Devanka.

"Gak gua ijin gak ikut latihan hari ini, kaki gue masih belum bisa di buat loncat." Jelas Devanka sambil memakai helm yang tadi di berikan Samudra.

"Lu sendiri gimana Sam? Udah nentuin mau masuk ekskul apa?" Sambung Devanka.

"Masih bingung gue antara volli sama badminton!"

"Kenapa gak masuk sepak bola aja?"

"Gue gak suka main sepak bola, lagian ekskul sepak bola juga sepi peminat gitu." Samudra naik keatas motornya di ikuti Devanka yang naik ke atas bocengannya.

Samudra melajukan motornya di jalan raya yang lumayan ramai, mereka menyusuri jalanan dengan sesekali bercanda dan tertawa bersama. Mulai dari Devanka yang atusia sekali menceritakan awal mula dia bertemu dengan si kembar, hingga mereka mengomentari orang-orang yang berlalu lalang di jalan raya. Bahkan penjual kaki lima pun tak luput dari komentar samudra dan Devanka, mereka seolah-olah sedang mereview jalanan di kota marmer tersebut.

Hingga Samudra tiba-tiba menghentikan motornya di area parkir alun-alun, Devanka yang merasa bingung turun dari motor Samudra.

"Ngapain kesini?" Tanya Devanka.

"Bentar gue mau beliin adek gue gula kapas dulu, karena dia lagi ngambek sama gue." Jelas Samudra sambil berjalan masuk ke tengah alun-alun mencari pedagang gula kapas kesukaan sang adik.

Devanka hanya mengangguk tanda mengerti dan mengikuti temannya itu dari belakang, setelah beberapa saat mencari akhirnya Samudra menemukan pedagang gula kapas tersebut, Samudra bergegas menghampiri pedagang itu dan membeli 2 bungkus gula kapas.

"Nih!" Samudra menyodorkan gula kapas berwarna hijau kepadanya, Devanka menyatukan kedua alisnya karena merasa heran kenapa dia memberinya gula kapas, apa Samudra kira dirinya balita pikir Devanka dengan menatap temannya itu dengan muka masam. Samudra yang melihat Devanka tengah menatap tajam padanya hanya tersenyum, bukannya terlihat seram namun malah terlihat menggemaskan di mata Samudra.

"Lu yang bener aja Sam! Masa gue di kasih beginian?" Ketus Devankan. Lagi-lagi Samudra tersenyum dan menggelangkan kepalanya.

Tanpa menjawab pertanyaan temannya Samudra kembali berjalan menuju pedagang yang menjual bakso, mereka duduk di bangku yang di sediakan penjual bakso tersebut. Mereka duduk berhadapan menunggu bakso pesanan mereka jadi, bahkan sesekali Samudra menatap intens ke arah Devanka yang sibuk menceritakan si kembar lebih tepatnya menceritakan Baskara. Samudra hanya memandang wajah Devanka dengan senyuman, tanpa mengerti apa yang sedang di bicarakan pemuda yang ada di hadapannya itu.

(Sam tolong ya jangan bulol deh 😑)

"Ini mas baksonya," ucap si tukang bakso yang membuat Samudra dan Devanka, serempak menatap ke arah tukang bakso tersebut dan mengucapkan terima kasih. Setelah si tukang bakso pergi meninggalkan mereka, kedua pemuda itu segera menyantap bakso di hadapan mereka karena hari sudah mulai beranjak sore.

"Pak!" Panggil Devanka pada tukang bakso, setelah dia dan Samudra selesai menyantap makanannya.

"Iya mas,"

"Berapa semuanya?" Tanya Devanka sambil mengeluarkan dompet dari dalam tasnya.

"30ribu mas sama minumnya." Belum sempat Devanka menyerahkan uangnya, Samudra lebih dulu memberikan selembar uang berwarna biru pada si tukang bakso.

Setelah menerima kembalian dari tukang bakso mereka berjalan beriringan, menuju tempat dimana motor Samudra terparkir. Saat perjalanan Samudra kembali menawarkan gula kapas yang tadi dia beli, namun kali ini dia sudah membuka bungkus gula kapas tersebut dan memakan sedikit gula kapas itu sebelum akhirnya di tawarkan pada Devanka.

"Mau nggak?" Devanka melirik ke arah Samudra yang tengah menawarkan gula kapas sambil tersenyum manis.

"Kalau nggak mau, gue habisin ya!" Samudra ingin menjauhkan tangannya dari hadapan Devanka, namun sebelum itu dia lebih dulu mengambil gula kapas di tangan Samudra dan berjalan mendahuluinya. Samudra yang memperhatikan tingkah laku pemuda yang mencuri hatinya itu, lagi dan lagi hanya mampu tersenyum dan menggelangkan kepalanya beberapa kali.

Mereka kembali mengendarai motor matic hitam kesangan Samudra, kembali membelah jalan raya yang dihiasai oleh indahnya langit senja. Samudra mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, dan sesekali memperhatikan Devanka dari kaca sepion, pikiran Samudra kembali berkelana bagaimana caranya agar di bisa mengungkapkan perasaannya pada sang pujaan hati.

Hingga tak terasa akhirnya mereka sampai di depan rumah Devanka, pemuda itu turun dari boncengan Samudra melepas helmnya dan memberikannya pada Samudra. Sebelum temannya pergi Devanka mengambil uang di sakunya, dia berniat mengganti uang samudra yang tadi di gunakan untuk membayar bakso.

"Sam nih." Samudra mengangkat sebelah alisnya, dia merasa heran apa kenapa Devanka memberinya uang apa temannya itu pikir dirinya tukang ojek batin Samudra.

"Kan tadi bayar bakso pake duit lu, jadi sekarang gue mau ganti duit lu!" Sambung Devanka saat dia melihat raut wajah Samudra yang menunjukkan ekspresi heran, ketika dirinya mengulurkan selembar uang berwarna hijau ke arah pemuda yang sudah mengatarnya pulang.

"Eelah lu kek sama siapa aja?"

"Ya nggak bis~" belum sempat Devanka melanjutkan kalimatnya, Samudra lebih dulu memotong ucapan temannya itu.

"Udahlah anggap saja hari ini gua traktir lu, karena udah mau nemenin gua ke alun-alun tadi." Samudra tersenyum kearah Devanka.

"Oke deh thank's udah jemput, nganter gue balik ampe nraktir gue. Tapi lain kali lu gantian lu harus mau gua traktir!"

"Woke dah siap, gue balik dulu ya udah mau gelap nih," pamit Samudra.

"Lu hati-hati kalau ada motor atau mobil lu nengah aja." Ucap Devanka di iringi tawa renyah saat menggoda temannya, Samudra hanya memasang wajah datar melihat tawa renyah Devanka menyembunyikan perasaan aneh yang dia rasakan.

"Dah lah rese' lu, gue balik bay!" Samudra menyalakan motornya dan melaju meninggalkan are rumah Devanka.

Saat sampai di pelataran rumah Samudra terkejut melihat ada motor si kembar di rumahnya, Samudra memarkirkan motornya di sebelah motor si kembar dan berjalan ke dalam rumah. Mata Samudra seketika melotot melihat kondisi sang adik yang tengah duduk di antara Baskara dan sang ayah, Samudra bergegas berlari kearah adiknya dan berlutut di hadapan sang adik.

"Dek kenapa bisa seperti ini?"





Bersyambyung ...





Kira-kira kalian mau bilang apa sama mereka?

Samudra

Baskara

Devanka

Arunika

Atau ke Athaya

Tolong jangan lupa vote dan komentnya ya🙏
Karena vote dan koment kalian semangat alan😘

My Onyet (BxB)Where stories live. Discover now