35

401 38 0
                                    

Kalau ada typo jangan lupa tandai ya gess🙏😘
Jangan lupa vote dan koment ya




~ selamat membaca ~




Matahari mulai menyingsing menyapa dunia yang penuh tipu daya dengan sinar hangatnya, Samudra berjalan ke arah meja makan dengan seragam lengkap melekat di tubuhnya. Di meja makan sudah ada sang ayah dan adiknya yang tengah duduk menunggunya.

"Pagi yah, pagi dek!" Sapaan itu membuat kedua lelaki beda usia itu menatap ke arah Samudra.

"Pagi mas." Ucap mereka berdua serempak bersamaan dengan Samudra yang mulai duduk untuk sarapan.

"Yah, mas izin nggak masuk aja ya hari ini?"

"Mau ngapain mas?"

"Mas mau ikut nemenin adek priksa ke rumah sakit yah!"

"Nggak usah, nanti ayah minta anter pakde Et aja. Kamu sekolah yang bener jangan suka bolos bentar lagi ujian kan!"

"Ta- ...." belum sempat Samudra menyelesaikan protesnya, sang ayah lebih dulu menatap tajam ke arah Samudra membuat pemuda itu mengurungkan niatnya untuk protes.

Athaya yang tahu bahwa sang kakak tengah mengkhawatirkan dirinya, kemudian meraih tangan sang kakak dan mengusap lembut punggung tangannya dengan tersenyum. Samudra yang sadar bahwa adiknya sekarang sedang berusaha menenangkan dirinya, dan berusaha meyakinkan dirinya kalau dia baik-baik saja hanya mampu tersenyum hangat pada sang adik. Setelah acara sarapan selesai Samudra berpamitan dan segera bergegas untuk berangkat ke sekolah.

Samudra berjalan di lorong sekolah menuju kelasnya tampak mulai sepi, karena 6 menit lagi bel masuk akan segera berbunyi. Saat menginjakkan kaki di dalam kelas sorot matanya tertuju pada bangkunya yang masih kosong, tidak seperti biasanya yang sudah ada pemuda jangkung sedang menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan.

Bel istirahat pertama berbunyi Samudra bergegas keluar kelas menuju kelas adik teman sebangkunya, karena hingga jam istirahat pertama Baskara tak kunjung masuk kelas. Dia sedikit khawatir setelah kejadian yang menimpa sang adiknya kemarin, apa Baskara sakit hari ini? Atau dia terluka saat menolong adiknya kemarin? Samudra memikirkan hal-hal yang tidak-tidak. Entah mengapa dia merasa sangat khawatir pada teman sebangkunya, apa karena ini pertama kalinya Baskara tidak masuk tanpa keterangan sehingga membuat Samudra sekhawatir itu.

Samudra semakin mempercepat langkahnya menuju kelas Arunika dan Devanka guna menanyakan keberadaan Basakara, saat sampai di kelas Arunika dan Devanka mata Samudra langsung tertuju pada sang ketos, yang sedang duduk di bangku ke tiga dari pintu kelas dan ke dua dari depan. Tanpa menunggu lebih lama Samudra langsung menghampiri Arunika, bahkan dia tidak menghiraukan para pasang mata yang tertuju padanya.

"Nik!" Suara Samudra membuat Arunika dan Devanka seketika menoleh kearahnya.

"Kenapa lu Sam?" Arunika heran tidak biasanya Samudra menghampirinya ke kelas, bahkan Devanka pun di buat kaget dengan kedatangan Samudra.

"Bara kemana? Kenapa dia nggak masuk tanpa keterangan? Dia sakit? At~" belum sempet Samudra menyelesaikan kalimatnya. Arunika lebih dulu menempelkan jari telunjuknya ke bibir tebal Samudra yang membuatnya sontak membuka lebar-lebar matanya.

"Hust, lu berisik cok!" Samudra menepis tangan Arunika dengan kesal.

"Kalau mau tanya itu satu per satu, jangan kek ujian banyak banget," sambung Arunika menatap jengah ke arah Samudra.

"Aska lagi latihan Sam, kan 1 bulan lagi dia ada pertandingan tahunan antar sekolah!" Devanka menjelaskan sambil menetap manik indah milik Samudra, yang membuatnya merasakan panas pada wajahnya dan ada perasaan lega saat mendengar Baskara baik-baik saja.

"Lu sakit Sam? Muka lu merah gitu!" Samudra tersadar dari lamunannya saat mendengar suara cempreng Arunika.

"Ng-nggak gu-gue laper, ayo kalian ke kantin nggak?" Ucap Samudra sambil berbalik badan dan melangkah meninggalkan kelas tersebut menuju ke kantin.

Arunika dan Devanka saling menatap dan menaikan bahu mereka yang merasa aneh dengan tingkah Samudra, akhirnya mereka memutuskan untuk berlari menyusul Samudra yang sudah lebih dulu meninggalkan kelas. Setelah acara makan di kantin mereka bertiga berjalan menyusuri koridor untuk kembali ke kelas mereka, seperti biasa diantara mereka Arunika lah yang paling banyak ngomong dan dia juga yang paling hiperaktir.

Saat sedang berjalan sambil bercanda dengan kedua temannya tanpa sengaja Arunika menabrak seseorang, yang baru saja keluar dari ruang guru dengan membawa beberapa buku di tangannya.

"Maaf maaf maaf gue nggak sengaja!" Arunika meminta maaf sambil membantu mengumpulkan buku yang berserakan di lantai koridor. Dirasa dia tidak ada respon dari orang yang di tabraknya Arunika menatap ke arah orang tersebut, seorang pemuda dengan kaca mata tebal dengan potongan rambut batok yang menutupi keningnya.

"Hai, lu nggak papa kan? Ada yang sakit?" Arunika menyentuh pundak pemuda di hadapannya yang sedari tadi tidak merespon dirinya, pemuda itu seketika menggelangkan kepalanya dengan cepet dan segera merapikan buku-bukunya dan bergegas pergi meninggalkan Arunika yang masih terbengong melihat tinggah pemuda yang lebih pendek darinya itu.

"Gue salah ngomong ya?" Arunika bergumam sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal.

"Lu nakutin sih Nik," ucap Devanka yang di iringi tawa dari Samudra juga, mereka kembali berjalan ke arah kelas.

Saat memasuki kelas Samudra sudah melihat Baskara di bangkunya sedang menaruh kepalanya pada lipatan tangannya, Samudra bergegas duduk di sebelah pemuda jangkung yang sempet dia cari tadi.

"Lu kemana aja sih Bar?" Mendengar Suara yang amat di kenal membuat Baskara mengangkat wajahnya dan menatap pemuda yang duduk di sampingnya.

"Latihan soalnya pas pulang sekolah pak Ardi nggak bisa ngelatih, jadi beliau minta kita latihan pagi ini." Samudra hanya mengangguk kepalanya mendengar penjelasan dari Baskara, dia kemudian mwngambil buku catatan di dalam tasnya.

"Nih, lu salin dah pelajaran tadi pagi!" Samudra menyodorkan buku catatannya pada Baskara yang diterima dengan senang hati dan senyum tipis di wajahnya.

"Thaks ya!" Samudra hanya tersenyum mendengar ucapan terima kasih dari teman sebangkunya itu.

Ada perasaan lega saat melihat pemuda jangkung itu ternyata baik-baik saja dan duduk di sebelahnya, mungkin karena Baskara adalah teman pertama yang dia kenal saat pertama kali dia masuk sekolah jadi agak sedikit aneh saat pemuda itu tidak ada di sampingnya.

















Scroll lagi deh 🫢🫢

My Onyet (BxB) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang