52

8.3K 306 3
                                    

Hari telah berganti, tatapannya kini masih sama arahnya. Tidak pernah berubah sebelum dia kembali.

Terus menatap kearah seorang gadis yang kini sedang terbaring di ranjang rumah sakit, setelah melewati masa kritisnya.

Belum ada tanda-tanda untuk gadis itu tersadar, setelah dokter melakukan pengecekkan.

"Alkeno, lebih baik lo istirahat dulu. Aileen biar gue yang jaga." Ucap seseorang yang berada disana.

"Gue bisa jaga dia." Ucapnya.

"Alkeno jangan menyiksa diri kamu." Ucap Arga.

Alkeno menatap wajah Arga, lalu kembali menatap Aileen. Ia menggenggam tangannya begitu erat.

Sedetikpun tidak pernah ia lepaskan, ia benar-benar sangat menunggu gadis itu tersadar.

"Kalau begitu papa harus pergi menemani mama yang lagi diruangan Bara." Ucap Arga kepada Vanya.

Vanya tidak menjawab, ia masih merasa kecewa kepada orangtuanya itu. Arga pun pergi dengan perasaan yang sedikit tidak tenang dan sedih.

Alkeno menundukkan kepalanya, ia memejamkan matanya, sambil terus berdoa didalam hatinya.

Matanya langsung terbuka saat merasakan sebuah pergerakan dari Aileen.

"Aileen?" Ucapnya.

Aileen perlahan membuka matanya yang masih sedikit sulit. Ia meringis merasakan sakit dikepalanya.

"Aileen, akhirnya lo bangun." Ucap Vanya.

"Gue panggilin dulu dokter." Ucap Vanya sambil menekan tombol yang diatas ranjang untuk memanggil dokter.

Dengan cepat dokter pun datang dengan ditemani oleh dua suster. Dokter itu mengecek keadaan Aileen yang kini sudah baik baik saja.

"Thank you doctor." Ucap Alkeno.

Dokter itu tersenyum, lalu pergi dari ruangan itu, setelah semuanya baik baik saja.

"Dokter meminta saya untuk memberikan resep obat ini, untuk nona Aileen." Ucap suster yang bisa berbahasa Indonesia itu.

Suster itu memberikan sebuah kertas yang berisikan resep obat, yang harus ditebus untuk Aileen.

"Baik sus." Ucap Vanya sambil mengambil kertas itu.

Suster pun pergi dari ruangan itu, tugas nya sudah selesai untuk saat ini. Ia masih harus mengurusi pasien lain, dirumah sakit ini.

"Aileen gimana? Ada yang sakit? Bilang sama aku." Tanya Alkeno.

Aileen tersenyum melihat kekhawatiran pria itu yang begitu besar kepadanya.

"Aileen maafin gue ya, gara gara gue lo jadi kayak gini. Gue bener bener berutang nyawa sama lo." Ucap Vanya sambil memegang tangan Aileen.

Aileen terdiam, ia sedikit memikirkan suatu hal sambil menatap Vanya.

"Gue maafin, tapi gue boleh minta tolong sama lo?" Tanya Aileen.

"Apa? Apapun akan gue tolongin." Ucap Vanya yang langsung mengiyakan.

"Gue minta tolong sama lo, donorin darah lo buat kak Bara. Dia bener bener butuh pendonor darah dan darah yang cocok itu cuman darah lo." Ucap Aileen.

Vanya terdiam mendengar ucapan Aileen, ia tampak berpikir dengan permintaan Aileen kepadanya.

"Gue mohon, lo bantu kak Bara." Ucap Aileen lagi.

"Ja-jangan pa-paksa dia." Ucap seorang pria yang tiba-tiba datang dengan menggunakan kursi roda.

"Kak Bara?" Panggil Aileen.

Another Soul (Transmigrasi) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang