Prolog

136K 3.8K 69
                                    

Araya Kenziana seorang remaja perempuan yang kini sedang terbaring lemah diatas ranjang kamar yang cukup mewah dengan nuansa pink.

Dengan penuh kasih sayang, ibunya selalu merawatnya dan menjaganya sampai saat ini sakit yang dideritanya berangsur membaik.

"Bund udah, Ara udah kenyang." ucapnya kepada ibunya yang saat ini sedang menyuapinya.

"Kamu harus makan banyak biar cepat sembuh." ucap Lea— ibunda Ara

Lea menghentikan kegiatan menyuapi Ara, ketika gadis itu sudah ingin memuntahkan kembali makanan yang baru saja di telannya.

"Ara kan udah bilang bund, Ara udah kenyang."

Lea lalu mengambil segelas air putih yang ia taruh di meja samping ranjang untuk diberikan kepada putrinya.

"Ara bisa ambil sendiri bund, Ara udah gede." ucapnya saat mendapatkan perlakuan seperti itu, ya memang seperti anak kecil saja menurutnya.

"Kamu itu akan bunda anggap sebagai gadis kecil bunda, dan selalu seperti itu."ucap Lea, lalu mengecup kening araya dengan lembut.

"Cepat sembuh ya sayang, bunda ga mau liat kamu terus sakit kaya gini. Bunda khawatir."

Araya pun mendekat lalu memeluk ibu nya"Ara sayang sama bunda," ucapnya sambil mengeratkan pelukannya.

"Bunda juga sayang sama kamu."balas Lea dengan memeluk kembali putrinya.

Ara melepaskan pelukannya saat melihat sebuah bakul berisi buah buah yang cukup segar berada diatas meja didepannya. Lalu matanya tertuju pada buah pisang yang sangat besar dan sangat menggiurkan untuk saat ini.

"Bund, Ara mau pisang boleh?"ucap Ara sambil menunjuk bakul yang berisi buah buah tersebut.

Lea pun membalikkan badannya beranjak berdiri mendekat kearah bakul yang ditunjuk putrinya. Lalu mengambil buah pisang yang cukup besar, tak lupa ia juga mengupas kulit pisang nya.

"Ini untuk anak bunda,"

Araya dengan senang hati menerimanya, pisang yang ia inginkan sudah berada digenggamannya. Sekarang tinggal saatnya untuk ia memakannya. Perlahan ia menaikkan tangannya mendekat kearah mulut dan..

"ummm, enak banget bund." ucapnya saat gigitan pertama berhasil ia dapatkan.

Lea tersenyum melihat putrinya begitu rakus memakan buah pisang itu" pelan pelan makannya nanti tersed—"

ukhukkk ukhukkk

Dan belum sempat Lea menyelesaikan ucapannya, putrinya itu sudah batuk batuk tersedak buah pisang. "bund, ukhukk tolongg"

Lea terkejut saat putrinya meringis kesakitan dan meminta tolong, karna panik lea tida sengaja menyenggol gelas hingga air nya tumpah.

"Bund, s-sakitt, ukhukk."

"Pahh! ambilkan air untuk ara!"teriak lea memanggil suaminya.

Lea membantu Ara dengan memukul pelan bagian belakang punggungnya. "Ara sabar ya sayang, papa lagi ngambilin kamu air."

"S-sakitt bund, ukhukk"

Deon —ayah Ara datang dengan membawa air dengan gelas yang cukup besar, lalu memberikan kepada araya agar cepat minum.

Air yang berada didalam gelas sudah tandas habis tak tersisa, tapi sakit yang ia rasakan masih saja ada.

" masih sakit sayang?"tanya Lea yang melihat putrinya masih memegang tenggorokannya.

"Bund, ukhukkk m-masih s-sakitt ukhukk." ucapnya yang perlahan terbata bata dan suara nya menjadi lebih pelan.

Lea dan Deon semakin khawatir ketika mendengar itu. Lalu lea menyuruh suaminya agar cepat menelepon dokter. Deon pun bergegas mengambil ponsel lalu menghubungi dokter pribadinya.

Another Soul (Transmigrasi) [END]Where stories live. Discover now