34

16.4K 606 2
                                    

Kedua gadis sedang berjalan disebuah pusat perbelanjaan. Mereka memasuki sebuah bangunan yang sangat luas dan megah.

Kedua gadis itu nampak bingung, mereka berdiri di koridor melihat kemana tujuan awal mereka.

Dari koridor utama terlihat jelas toko toko kecil tempat perbelanjaan.

Mereka memilih untuk pergi kelantai atas, untuk membeli beberapa pakaian yang baru baru ini sedang menjadi trend.

Mereka berjalan menaiki eskalator menuju lantai dua.

"Kita happy happy hari ini" Ucap Letta

"Pokonya hari ini gue mau hibur diri" Ucap Aileen

"Shit, sialan" Umpat Aileen saat tangannya disentuh seorang pria.

Pria itu berada di eskalator yang menuju kebawah, dia memegang tangannya saat ia memegang pegangan eskalator.

"Ai, jangan dikejar" Ucap Letta saat melihat temannya sedang mengejar pria itu.

"Sialan berhenti lo!" Teriaknya memanggil pria itu.

Pria itu menunggu dibawah, dia menatap seorang gadis yang menghampirinya.

"Apa mau main sama gue cantik?" Ujarnya

"Mau mati dia" Gumamnya

Aileen melepaskan sepatu yang ia pakai, lalu melemparkannya tepat di kepala pria itu.

"Akhh, lo berani lempar sepatu lo ke wajah gue?!" Sentak pria itu sambil memegang kepalanya yang sedikit terasa sakit.

"Lo yang berani nyentuh gue sialan, brengsek lo!" Ucap Aileen meninggikan suaranya.

"Udah tau temen gue lagi ga mood, singa betina muncul deh dari kandangnya" Ucap Letta

"Gila lo" Ucap pria itu

Aileen semakin marah, ia melihat tajam pria itu. Tangannya kini sudah terkepal kuat.

"SIAPA YANG LO SEBUT GILA HAH?! DASAR COWO BRENGSEK, MATI LO" Teriaknya

Aileen mendekati pria itu, namun pria itu malah menghindar dan berlari.

Membuat Aileen mengejarnya, ia tidak akan membiarkan pria itu terlepas sebelum ia mendapatkan balasannya.

"Sini lo, gue tangkep mati lo!" Ucapnya sambil terus mengejar pria itu.

"Kejar aja sini" Tantang pria itu.

Sekarang mereka seperti anak kecil yang sedang bermain lari larian, mereka berlari mengelilingi koridor.

"Bentar gue cape" Ucap pria itu sambil ngos-ngosan

"Sama gue juga cape, lo lari cepet banget" Ucap Aileen sambil ikutan terdiam.

"Lo juga larinya cepet banget"

"Bentar gue mau pake sepatu gue dulu" Ucap Aileen sambil mengambil sepatu yang sempat ia lepaskan tadi.

"Lah malah diskusi mereka" Gumam Letta

"HEH LO NGAPAIN DIEM, SIALAN GUE TANGKEP LO" Ucap Aileen saat tersadar.

Pria itu kembali berlari, ia menghindari Aileen hingga ia menabrak Letta yang sedang berdiri didekat tangga eskalator.

"LETTA" Panggil Aileen saat pria itu pergi setelah menabrak Letta.

"So sweet" Ujar Aileen saat melihat Letta yang terjatuh kedalam pelukan seorang pria yang baru turun dari tangga eskalator itu.

Pria itu menangkap tubuh Letta, hingga Letta membentur dada bidangnya.

Letta mendongak, ia melihat wajah pria yang menolongnya. Setelah mata mereka bertemu, jantung Letta berdetak sangat kencang.

Letta sangat mengenal jelas, pria yang menolongnya ini. Seorang pria yang selalu mengisi otaknya akhir akhir ini.

"Ekhemm" Dehem Aileen

Mendengar itu, membuat kedua orang itu langsung menjauhi diri.

"Serasa dunia milik berdua ya, yang lain ngontrak" Ucapnya kesal.

"Makasih ya kak Langit" Ucap Letta kepada pria itu yang tak lain adalah Langit.

"Sama sama"

"Lo ngapain disini ngit?" Tanya Aileen kepada Langit

"Gue abis belanja" Ucapnya sambil menunjukkan sebuah benda yang dibawanya.

"Kalau gitu gue pergi duluan" Ucap Langit sambil pergi dari sana

Langit menghentikan langkahnya saat Aileen tiba tiba berdiri dihadapannya.

"Lo bisa ga temenin Letta belanja?Gue lupa gue ada urusan" Ucap Aileen kepada Langit

"Ai apaan si?"

"Iya udah gue temenin, lo bisa pergi" Jawab Langit

"Ai?" Panggil Letta yang suaranya sedikit dipelankan

"Udah let, gue harus pergi. Gue bener bener lupa gue ada urusan penting, gue pergi ya have fun buat kalian berdua" Ucap Aileen sambil melangkahkan kakinya pergi dari sana.

Aileen memang tidak sedang berbohong, ia benar-benar harus pergi.

Ia baru teringat jika ia sudah berjanji ke tante Indri, untuk datang kerumahnya menjaga Albert.

Ia keluar dari sana, memesan taksi untuk menuju ke kediaman Albert.

#####

Menempuh perjalanan yang sangat jauh, karena jarak mall dan mansion Albert yang tidak dekat.

Membuatnya baru sampai setelah menempuh waktu sekitar empat puluh lima menit.

Ia memasuki mansion itu, yang seperti biasa ia sudah disambut oleh beberapa asisten rumah tangga disana.

Indri juga sudah menunggunya didepan pintu, karena sebelumnya gadis itu juga menghubunginya terlebih dahulu.

"Akhirnya kamu datang sayang" Ucap Indri sambil memeluk gadis itu.

"Aileen kan udah janji sama tante" Jawab nya.

"Jangan panggil tante dong, panggil bunda aja"

"Iya tan-, eh iya bunda" Ucap Aileen

"Iya udah kita masuk" Indri menggandeng tangan Aileen, ia sangat nyaman ketika bersentuhan dengan gadis itu.

Sambil berjalan ada hal yang ingin Aileen pertanyakan dari sebelumnya.

Ia sedikit ragu untuk menanyakan langsung kepada Indri, namun ia sangat penasaran.

"Bund, ai boleh nanya?" Tanya Aileen

"Boleh"

"Albert, sakit apa ya?"

Indri langsung menghentikan langkahnya setelah mendengar pertanyaan dari Aileen.

Ia menatap Aileen dengan perasaan yang sangat sedih. Ia memegang kedua tangan Aileen.

"Penyakit Albert itu sangat parah ai, dia Coronary Artery Disease, penyakit yang menggangu fungsi jantung" Ucap Indri menjelaskan.

"Albert bisa sembuh bunda?"

"Kata dokter Albert bisa sembuh kalau dia mendapatkan transfusi jantung, namun sampai saat ini belum ada yang mau mendonorkan jantungnya buat Albert"

Separah itukan penyakit yang diderita Albert hingga membuat kematian berada didepannya.

"Jadi untuk sekarang tante minta tolong sama kamu, untuk jaga Albert. Karena dia kuat melawan penyakit itu saat dia lihat kamu" Ucap Indri sambil memegang erat tangan Aileen.

Indri juga tidak bisa menahan air matanya setiap membahas putranya.

"Aileen akan coba bantu, dengan kemampuan Aileen" Ucap Aileen.

Lalu ia memeluk Indri, mencoba menenangkannya, agar tidak berlarut-larut dalam kesedihan.

Walaupun sifatnya hanya sementara, tapi setidaknya ia bisa menghentikan tangisannya.

'Tapi gimana sama Alkeno?' Batinnya saat mengingat Alkeno yang telah pergi darinya.









°
°
°
°
°

Another Soul (Transmigrasi) [END]Where stories live. Discover now