47

12.1K 463 2
                                    

"Taxi, taxi." Ucap seorang gadis memberhentikan sebuah mobil yang diatasnya bertuliskan 'TAXI' .

Sudah satu jam lamanya gadis ini menunggu taxi di sebuah halte bandara bersama seorang pria.

Gadis itu menghampiri sebuah taxi yang baru saja berhenti, ia mengetuk kaca mobil itu.

"Excuse me, are there any passengers here?" Tanyanya pada supir taxi tersebut. (Permisi, apakah ada penumpang di sini?)

"Tidak." Jawab supir taxi itu menggunakan bahasa Indonesia.

"Omaga ternyata anda bisa berbahasa Indonesia?" Tanyanya.

"Iya saya orang Indonesia, apa nona mau saya antar ketujuan?" Tanya supir taxi itu.

"Emm... Bapak tau ga rumah sakit ternama disini?" Tanyanya.

"Jangan panggil saya bapak, saya masih muda. Panggil saja saya Beni." Ucap supir taxi itu memperkenalkan diri.

"Oh oke Ben, saya Aileen." Ucap Aileen.

"Iya udah saya bisa mengantarkan nona Aileen untuk pergi kerumah sakit ternama disini, saya tau jalannya. Saya juga tau jalan tercepat untuk sampai disana." Ucap Beni

"Kalau gitu tunggu sebentar ya, saya mau manggil pacar saya dulu." Ucap Aileen, lalu melangkahkan kakinya menuju Alkeno yang masih terdiam terduduk di halte.

"Ken?" Panggil Aileen namun diabaikan oleh Alkeno.

Alkeno kini hanya fokus pada sebuah ponsel yang sedang di genggamnya.

"Ken?Ayo kita berangkat sekarang, aku udah dapet taxi nya." Ucap Aileen.

"Kamu aja yang pergi." Ucap Alkeno dengan nada dinginnya.

"Kok kamu gitu, kamu kenapa sayang?" Tanya Aileen sambil ikut terduduk di samping Alkeno.

"Kamu tau ga aku udah dapet taxi, terus supirnya ramah, cakep, bisa ngomong Indonesia, masih muda, terus dia tau jalan tercepat buat sampai di rumah sakit." Ucap Aileen yang membuat Alkeno mengeraskan rahangnya.

"Kalau gitu kamu aja yang naik taxi sama supir yang cakep itu." Ucap Alkeno.

"Bentar deh bentar, Ken?Kamu cemburu?" Tanya Aileen sambil tersenyum menatap Alkeno.

"Aku cemburu?Buat apa Ai, kamu aja udah sana sama supir itu." Ucap Alkeno

"Ken aku ga mungkin biarin kamu disini sendirian, kamu ga usah cemburu sama Beni." Ucap Aileen.

Alkeno menyimpan ponselnya pada saku celananya, lalu ia pergi meninggalkannya begitu saja.

"Ken tunggu, kamu mau kemana?" Panggil Aileen pada Alkeno yang terus berjalan menjauh.

"Beni, maaf ya kayaknya saya ga bisa naik taxi kamu. Sekali lagi saya minta maaf." Ucap Aileen pada Beni yang masih menunggu disana.

"Iya gapapa nona Aileen, kalau begitu saya permisi." Ucap Beni lalu melajukan mobilnya pergi dari sana.

Aileen kembali mengejar Alkeno, yang kini tidak mau berhenti.

"Ken tunggu." Ucap Aileen yang kini sudah berada di hadapan Alkeno.

Alkeno terdiam, lalu menatap gadisnya yang kini masih mengatur napasnya sehabis berlarian mengejarnya.

"Ken kamu kenapa si?Kenapa pergi?" Tanya Aileen pada Alkeno yang kini sedang duduk disebuah bangku panjang dibawah pohon.

Aileen menatap Alkeno, bisa Aileen lihat jika Alkeno sedang marah padanya.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Aileen lagi.

"Kamu cemburu sama Beni?" Tanya Aileen lagi, namun kali ini pertanyaannya membuat Alkeno mengepalkan tangannya.

Aileen yang menyebut nama pria lain membuat Alkeno mengepalkan tangannya.

Sementara Aileen ia bersikap biasa saja dan hanya fokus menatapnya.

"Beni?Kamu kenalan sama cowok taxi tadi." Tanya Alkeno dengan nada dinginnya.

"Sayang, kamu kalau cemburu lucu banget si.." Ucap Aileen sambil mencubit pipi Alkeno.

"Ken dengerin aku, kamu ga usah cemburu sama supir taxi tadi. Ken aku cuman sayang sama kamu, aku cuman cinta sama kamu, aku itu cuman milik kamu dan aku akan selalu sama kamu." Ucap Aileen sambil tersenyum manis.

"Ngapain kamu cemburu sama supir taxi yang udah berumur kayak gitu." Ucap Aileen dengan senyuman yang meledek Alkeno.

"Ngapain coba cemburu." Lanjutnya disertai dengan tawanya.

"Siapa juga yang cemburu, kamu jadi orang jangan kepedean, aku ga mau naik taxi itu karena ..." Ucap Alkeno mencari alasan.

"Karena?"

"Karena taxi itu jelek, pasti ga nyaman." Ucap Alkeno memberi alasan.

Aileen yang mendengar itu tersenyum, ia jelas bisa liat jika taxi itu bersih, bagus, dan juga seperti baru.

"Ohh jelek ya, tapi aku tau ken kalau kamu itu cem—" Belum sempat Aileen menyelesaikan ucapannya, mulutnya sudah dibekap oleh sebuah kecupan singkat dari Alkeno tepat dibibirnya.

Aileen yang mendapat perlakuan itu terkejut dan melotot dengan apa yang ia rasakan.

"Alkeno!Ini tempat umum." Ucap Aileen sambil memukul paha Alkeno.

"Lagian kamu bawel banget." Ucap Alkeno.

"Ken aku bawel?Coba jelasin dimana bawelnya aku." Tanya Aileen meminta penjelasan dari Alkeno.

Cup

Cup

Cup

"ALKENOOO!" Teriak Aileen, namun sang pemilik nama hanya tersenyum mendengar itu.

Cup

Alkeno kembali meraih bibir Aileen, namun kali ini bukan sebuah kecupan namun ciuman.

Alkeno menekan tengkuk leher Aileen, agar memperdalam ciuman mereka.

Aileen mendorong dada Alkeno menggunakan tangannya, ia berusaha melepaskan ciuman itu.

Sungguh ia sangat malu jika harus berciuman ditempat umum seperti ini, apalagi ini di bandara.

Banyak anak kecil disini, jika nanti ada yang lihat. Mereka berdua akan memberikan pelajaran buruk untuk mereka.

Alkeno melepaskan tautan bibirnya saat Aileen terus memukul mukul dadanya.

"Ken, kamu ga tau malu banget ya, nanti kalau ada orang liat gimana Alkeno?Tau ah aku males sama kamu." Ucap Aileen lalu pergi dari sana meninggalkan Alkeno.

Aileen lebih baik mencari kendaraan untuk cepat sampai dirumah sakit. Daripada ia hanya berdiam diri dan meladeni Alkeno.

"Taxi." Panggilnya saat melihat sebuah taxi.

"Alkeno kamu mau ikut atau ngga?Kalau ngga aku tinggal." Ucap Aileen, lalu masuk kedalam mobil.

Alkeno menarik napasnya, ia berjalan mendekat lalu ikut masuk kedalam taxi itu.

"Where are you going?"Tanya supir itu. (Kemana kamu pergi?)

"Take me to a well-known hospital in Singapore"Jawab Aileen. (Bawa saya ke rumah sakit terkenal di Singapura)

Supir itu mengangguk lalu melajukan mobilnya untuk pergi kerumah sakit ternama di Singapura.

Aileen yang merasa lelah menyandarkan kepalanya di pundak Alkeno, ia menutup matanya untuk pergi istirahat sejenak.
















°
°
°
°
°

Another Soul (Transmigrasi) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang