45

18.4K 577 10
                                    

Langit yang awalnya mendung kini nampak cerah setelah hujan membasahi bumi ini.

Jalanan yang tidak terlalu ramai, membuat laju motor para anak geng Vegraz melaju dengan nyaman.

Mereka seperti menguasai jalanan, karena sedikitnya pengendara lain yang berlalu lalang.

"Aku laper," Ucap Aileen yang kini sedang duduk dibangku belakang motor Alkeno.

Alkeno bisa merasakan cacing-cacing diperut gadisnya sudah berbunyi sedari tadi.

"Kamu mau makan apa?" Tanya Alkeno sambil menatap Aileen pada spion motornya.

"Emm, aku pengen mie ayam." Ucapnya

"Kayaknya didepan ada deh penjual mie ayam, kita berhenti disana yaa" Pinta Aileen memberi tahu.

Alkeno menganggukkan kepalanya, tanpa gadis itu ketahui di balik helmnya Alkeno sedang tersenyum senang.

Tangan Aileen yang melingkar pada perutnya, sudah lama sekali ia tidak merasakan nya.

Alkeno menuruti semua petunjuk jalan yang gadisnya itu ucapkan.

Pada akhirnya mereka pun sampai di penjual mie ayam, yang terletak dekat dengan sebuah museum.

Alkeno memberikan kode kepada teman-temannya yang berada dibelakang.

Mereka pun berhenti bersamaan di parkiran sebuah museum.

"Kenapa ken?Lo mau ke museum?" Tanya Kevin

"Asik lah, kita sekalian belajar sejarah disini. Biar ntar ulangan ga bodo bodo amat" Ucap Vino.

"Lo mah emang udah bodoh, mau ke museum atau ngga tetep aja otak lo begitu" Ucap Kevin.

"Mulai deh ni anak dua" Ucap Mark.

"Kayak lo pinter aja." Jawab Vino yang tidak mau kalah.

"Masih mending gue daripada lo." Balas Kevin.

"Kalian berdua bisa stop ga?!Mau gue kawinin hah?!" Ucap Mark yang kesal karena mendengar perdebatan antara kedua temannya itu.

"Bentar Mark, mending lo kasih pertanyaan buat kita. Biar dia tau, kalau cuman Marvino yang pinter" Ucap Vino.

"Pede banget lo" Ucap Kevin

Sementara itu Aileen yang melihat itu hanya tersenyum, menurutnya perdebatan antara Kevin dan juga Vino sangat lah lucu.

"Tiga tambah tiga jadi berapa?" Tanya Mark memberikan pertanyaan pada kedua pria itu.

Vino dan juga Kevin mulai menghitung, mereka menggunakan cara mereka sendiri untuk menghitung penjumlahan itu.

"Satu, dua, tiga, tambah satu, dua, tiga," Ucap Vino sambil mengatur kedua tangannya agar menyesuaikan dengan angka yang disebutkan.

Sementara Kevin ia menggunakan rumus yang ia gambar di tanah.

"Satu, satu, satu, di tambah satu, satu, satu" Ucapnya sambil menuliskan angka satu saja ditanah.

"Emang kedua temen gue yang paling pinter, ngitung aja pake rumus" Ucap Mark sambil menatap kedua temannya.

"Hasil nya tujuh Mark, bener kagak?" Ucap Vino sambil menunjukkan jarinya.

"Tujuh dari mana?" Tanya Aileen.

"Nih ya ai liat jari Vino, satu, dua tiga ditambah satu, dua, tiga, hasilnya tujuh." Ucap Vino menjelaskan.

"Tambahnya juga ga usah lo bawa sama hitungan jari lo" Ucap Mark sambil menepuk keningnya.

Another Soul (Transmigrasi) [END]Where stories live. Discover now