Bab 55. UKS

13.4K 1.2K 80
                                    

Happy reading
Tandain aja ya guys kalau ada typo
.
.
.
.

"Lo urusin deh nih orang Len. Gue mending urusin yang lain aja" ucap Rani sambil menatap Gavan jengah.

Jam sudah menunjukan pukul 8 pagi dan pria itu baru tiba di SMA Bakti.

Bahkan siswa yang telat lain nya pun sudah melaksanakan hukuman nya.

Sedangkan Gavan?

Tapi ada satu hal yang aneh pada pria itu pagi ini.

Walaupun mendapatkan perlakuan seperti itu dari anggota osis, Gavan tetap memasang wajah datar.

Tidak ada ekspresi sama sekali.

Padahal yang Alena ingat, tadi pagi pria itu masih bersikap tengil.

Memilih mengabaikan Rani, dengan terpaksa kini Alena membukakan pintu gerbang untuk Gavan dan meminta pria itu masuk.

Mencatat nama, kelas, dan alasan keterlambatan.

"Kenapa telat?"

Alena kira setelah kepergian Rani yang notaben nya anggota osis yang sangat anti Gavan itu pergi, mantan pacar nya ini akan berubah sikap.

Tapi ternyata tidak.

Gavan malah menatap Alena dalam dan sekarang malah menunduk.

Menatap sepatu milik pria itu yang tali nya bahkan belum tertali dengan benar.

"Van, kenapa telat?"

Alena memberikan pertanyaan cukup jelas bukan?

Apa suara gadis itu yang kurang keras?

"Van?" ucap Alena untuk yang ke tiga kali nya sambil menepuk pundak pria itu.

Ini benar Gavan kan?

Kemana sifat tengil dan menyebalkan nya tadi pagi?

Memilih mengisi alasan keterlambatan dengan bangun kesingan karena tak kunjung mendapatkan jawaban.

Alena kini menarik tangan pria itu untuk mengumpulkan sampah yang telah di sapu oleh siswa lain.

"Kumpulin sampah nya, nanti kalau udah panggil gue aja" ucap Alena sambil memberikan plastik besar berwarna hitam pada Gavan.

Alena juga buru-buru pergi dari sana karena tidak ingin di cap mengistimewakan Gavan yang hanya tinggal mengumpulkan sampah.

Sedangkan yang lain, mereka harus bersusah bayah menyapu dibawah terik matahari.

Gavan menatap plastik pemberian Alena kosong.

Begitu pun kepergian gadis itu juga.

"Woy Van kerja! udah dikasih yang enak tuh sama mantan. Masih aja bengong lo!" teriak salah satu pentolan anak Ips yang kebetulan juga sedang menjalani hukuman.

***

Disaat semua siswa sudah selesai, kini Gavan tinggal sendirian.

Gavalen (Terbit) Where stories live. Discover now