Bab 10. Perebut

54K 2.6K 126
                                    

Yuhuuu update-update..

Untung nya malem ini author ga ketiduran lagi buat up

Jadi yuk guyss langsung bacaa

.
.
.

Siang ini hanya tinggal tersisa Alena dan Damian di dalam ruang osis.

Kedua nya saling diam tidak ada percakapan.

Alena yang sibuk sendiri dengan laptop nya dan Damian dengan beberapa buku di hadapan nya.

Selalu seperti itu.

Damian itu orang nya penyendiri, kaku, cuek, tidak suka dibantah, tapi berjiwa pemimpin.

Dulu Alena selalu memandang Damian sebelah mata.

Memandang Damian sebagai pria bermuka dua, si paling ambisius dan pengen jadi yang paling sempurna, juga manipulatif.

Tapi siapa sangka, setelah apa yang Damian katakan kemarin ternyata ada sedikit banyak nya mengubah cara pandang Alena pada pria itu.

Alena merasa kasihan, Damian itu lebih banyak menghabiskan waktu nya bersama buku bahkan saat jam istirahat seperti ini.

Sangat jarang sekali Alena melihat pria itu berkeliaran di area kantin.

Perlahan Alena mengeluarkan bekal nya dari dalam tas dan beranjak menuju meja tempat Damian berada.

Tukk...

"Bantuin gue makan nasi goreng" ucap Alena sambil menarik kursi di dekat nya agar duduk berhadapan dengan Damian.

Sedangkan Damian, kini malah hanya memandang kotak bekal Alena dan sang pemilik bergantian.

"Ga!"

"Ga perlu ngajak gue makan, gue ga butuh dikasihanin" ucap Damian langsung tanpa basa basi.

Alena tidak pernah sekali pun memulai interaksi dengan nya seperti sekarang.

Alena itu selalu menjaga jarak dengan nya walaupun berstatus sebagai wakil dirinya dalam organisasi ini.

Dan ini yang Damian tidak suka, jika seseorang tau bagaimana kisah hidup seorang Damian yang sebenarnya.

Damian tidak suka dipandang penuh rasa kasihan dan menyedihkan.

Memandang nya dengan penuh rasa kebencian itu lebih baik menurut Damian.

"Ck, siapa yang ngasihanin lo. Gue tau lo kaya, bahkan semua jajanan kantin pun bisa lo borong."

"Tapi ini gue bawa nasi goreng kebanyakan, Mesya biasa nya minta, tapi dia ga berangkat."

"Ya kali gue ngabisin ini sendirian" tunjuk Alena pada kotak bekal yang telah ia buka.

Dan benar saja, nasi goreng yang dibawa Alena lumayan banyak.

"Kenapa harus gue?" tanya Damian sekali lagi.

"Cuma lo yang ada di sini dan ga jajan, jadi gue ajak makan. Udah deh ga usah punya pemikiran kasihan-kasihan segala."

"Gue nawarin lo pure karena gue ga bisa ngabisin nih bekal."

Tapi itu semua bohong.

Alena sebenarnya merasa kasihan dengan Damian yang hampir tidak pernah jajan.

Apa pria itu tidak merasa lapar?

Apalagi Damian malah sibuk dengan buku-buku nya.

Sebenarnya bisa saja nanti Alena menyuruh Reza untuk menghabiskan bekal nya.

Gavalen (Terbit) Where stories live. Discover now