Bab 5. Benci

57K 2.2K 11
                                    

Gavan Alena comeback....

Selamat membaca dan semoga kalian suka sama chapter kali ini..

.
.
.

Benar kata pepatah kalau benci dan cinta itu beda tipis.

Seperti hal nya Alena sekarang yang memandang Gavan dengan tatapan datar dari barisan osis.

Tadi sewaktu pembina upacara sedang memberikan amanat, ada seorang guru kesiswaan yang berkeliling menemukan tempat persembunyian Gavan dan sahabat nya.

Menarik paksa mereka ke area lapangan pada barisan beberapa siswa yang juga sedang dihukum.

Sepatu berwarna biru tua, baju dikeluarkan, tidak memakai topi dan dasi, itulah penampilan Gavan sekarang yang sayang nya ada beberapa siswi lain menatap Gavan penuh puja.

"Pacar lo tuh Len, bilangin dong sekali-kali jangan buat masalah."

"Tau tuh masa pacar nya osis tapi masih aja kelakuan nya kayak gitu."

Selalu seperti ini dari dulu, dari Alena masuk osis jika Gavan membuat masalah, pasti gadis itu ikut terseret dan disalahkan.

Mendengar hal itu kini Alena hanya hanya bereaksi biasa saja.

Sudah biasa juga kan dirinya selalu disalahkan seperti ini padahal Gavan yang berulah.

Toh mau seberapa pun dirinya memberi nasehat pada Gavan, pria itu tetap akan terus mengulangi kesalahan nya.

Sempat pandangan Alena dan Gavan bertemu sepersekian detik sampai akhir nya Alena lebih memilih memutuskan kontak mata nya terlebih dahulu.

Tidak bisa gadis itu pungkiri kalau di dalam hati kecil nya masih ada sedikit rasa untuk Gavan.

Namun tetap saja rasa benci Alena lebih besar.

Siapa juga orang yang tidak merasa sakit hati setelah dibohongi selama itu dan dihianati.

"Nanti yang kebagian kasih hukuman buat yang ga tertib siapa?" celetuk Safa salah satu anggota osis.

"Gue udah sih senin kemarin, yang belum siapa?"

"Siapa ajalah yang penting jangan Alena ntar dia kasih keringanan lagi buat pacar nya."

Satu lagi yang membuat Alena muak adalah saat dirinya selalu dicurigai seperti ini.

Padahal Alena juga memberikan hukuman yang sama pada mereka yang tidak tertib.

Tapi entah atas dasar apa juga teman osis nya yang lain bisa berspekulasi seperti itu.

"Gue aja" ucap Damian datar.

Kalau sudah Damian yang turun tangan semua anggota yang tadi sempat ribut mendadak diam.

Ketua osis mereka ini aura nya lumayan menyeramkan.

Dan untuk Gavan, katakan selamat tinggal pada dunia karena Damian pasti akan memberikan pria itu hukuman paling berat dibanding yang lain.

***

"Tuh Len pacar lo tuh kesusahan ngangkutin sampah, ga kasian lo. Setidak nya kasih dia minumlah."

Kini sudah waktu nya jam istirahat namun seperti nya hukuman yang diberikan pada Gavan belum selesai.

Pria itu masih sibuk mengumpulkan sampah kesana kemari bahkan sampai baju seragam yang Gavan pakai sekarang tampak sangat basah.

"Van cewek lo noh, suruh beliin air dong buat kita-kita" ucap Delon salah satu sahabat yang melihat keberadaan Alena dan Mesya tidak jauh dari mereka.

Gavalen (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang