Posesif Boyfriend

239 40 3
                                    

Posesif Boyfriend, a story titled about a man who has a trauma is afraid of being abandoned by his loved. Jung Jaehyun as Fabian Rayshiva Nugraha, Lee Jeno as Jeno Respati Nugraha, Lee Haechan as Gavin Firhan Nugraha, Sakuya as Keenan Nala Nugraha, and you as Laura Jeanice Valorie.

---


"Lusa aku ada reuni."

"Nggak." Belum apa-apa dia udah menyahuti ucapan gue dengan sebuah penolakan. Jangan harap gue bisa pergi kemanapun gue mau tanpa dia atau adik-adiknya. Kalau bukan Jeno pasti Gavin. Selalu dua anak itu yang menjadi cadangan kalau tiba-tiba dia nggak bisa menemani gue.

"Padahal aku belum ngajuin pertanyaan loh, Mas."

"Kamu pasti tahu apa jawabannya. Kalau saya bilang nggak ya nggak."

"Mas Abi," rengek gue. Jarang-jarang gue ikut reuni SMA. Lagian kenapa sih Mas Abi takut banget kalau gue bakalan ketemu sama mantan-mantan gue? Toh, itu udah masa lalu, masa depan gue sekarang ya dia. "Boleh ya? Cuma sebentar aja, aku kangen sama sahabat-sahabat aku. Kamu kan tahu sendiri jarang aku ketemu sama mereka karena mereka yang punya kesibukan di luar kota ataupun luar negeri."

"Kamu dengar saya kan, Ra?"

"Kamu tuh selalu kayak gini. Bisa nggak kalau kamu jangan kaku banget? Rileks sayang, santai sedikit. " timpal gue. Fabian Rayshiva Nugraha, seorang pria yang terlahir dari kalangan berkecukupan. Entah apa yang terjadi pada masa lalunya ngebuat dia menjadi manusia yang paling kaku dan nggak bisa hidup santai.

"Laura Jeanice Valorie," tekan dia. Kalau Fabian sudah menyebut nama gue dengan suara penuh tekanan, itu berarti gue harus diam, nggak boleh membantah ucapannya lagi.

"OK, terserah kamu."

"Jangan marah."

"Aku nggak marah, udah terbiasa juga kan kayak gini. Hari ini kamu nggak perlu jemput aku. Aku bisa pulang naik angkutan umum."

"Nggak. Saya yang jemput."

"Kalau gitu aku bisa naik taxi."

"Saya jemput aja."

Gue berdecak pelan. Gemes banget sama tingkahnya yang membatasi ruang gerak gue. Buat naik angkutan umum atau angkutan online pun dia nggak kasih ijin. Heran banget gue, kenapa sih dia sampai se-over ini? Bisa kan hidup dengan lebih santai. Begonya, kenapa gue bisa makin cinta sama dia dari hari ke hari.

"Bukannya kamu baru balik dari Bandung. Aku nggak mau kamu kecapean, Mas. Lagian jarak kantorku ke rumah deket kok. Kalau memang kamu nggak kasih aku ijin naik transportasi umum, aku bisa pesan transportasi online, lebih safety dan nggak bikin kamu khawatir."

"Saya yang jemput atau Jeno yang jemput, cuma itu pilihannya." Nggak ada tawaran yang lebih menarikkah? Padahal gue meminta biar dia nggak jemput gue tuh karena gue butuh me time ke mall. Gue butuh refreshing dan gue capek banget sama sifatnya itu. Kemana-mana harus selalu sama dia ataupun adik-adiknya.

"Gavin." Gue menjawab pilihan yang nggak ada dalam daftar pilihan dari yang dia kasih. Kalau gue jalan sama Jeno sama aja gue bisa sakit kepala. Jeno termasuk ke dalam daftar manusia es, nggak beda jauh sama sifat Fabian. Cuma Gavin yang menurut gue bisa diajak berkompromi.

Suara decakan di sebrang sana terdengar. "Jadwal Gavin hari ini padat."

"Yaudah kalau gitu, Keenan aja."

"Kamu jangan aneh-aneh, Ra. Mana mungkin saya biarin Keenan yang jemput kamu. Dia masih SMA."

"Yaudah terserah sama kamu. Yang penting jangan kamu yang jemput, aku lagi nggak mood ngelihat wajah kamu," final gue. Nggak perlu menunggu jawaban dari dia. Gue mematikan sambungan secara sepihak.

JUST IMAGINES JUNG JAEHYUNWhere stories live. Discover now