You're My Angel (END)

138 35 9
                                    

D-Day

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

D-Day

Mas Dimas berjalan memasuki rumah seorang diri, tanpa Pak Kades dan keluarganya yang mendampingi. Kemeja yang dia kenakan pun semakin membuat gue bingung dan nggak mengerti apa yang sedang terjadi.

Bapak mulai menatap gue sedangkan Ibu menepuk bahu gue pelan diikuti Bapak yang menghampiri Mas Dimas ketika pria itu ingin menyalami Bapak.

"Bu, apa ada yang Inggit nggak tahu?" tanya gue to the point. Melihat saudara gue yang belum datang menjadi alasan kuat buat gue menanyakan hal itu. Belum lagi Mas Dimas datang dengan mengenakan kemeja berwarna putih tanpa membawa seserahan apapun.

"Biar Nak Dimas yang jelasin."

Pernyataan Ibu barusan ngebuat jantung gue berdetak nggak karuan. Ada apa dengan Mas Dimas? Apa dia memilih buat nggak melanjutkan perjodohan ini?

Setelah berbicara dengan Bapak, Mas Dimas berjalan ke arah gue dengan senyuman yang mengembang. Jujur, setiap wanita yang melihat itu sudah pasti bakalan jatuh cinta sama pesona Mas Dimas. Dari ujung mata, gue melihat Bapak dan Ibu berjalan memasuki kamar meninggalkan kami berdua di ruang tamu. Mungkin mereka memberikan kami ruang untuk berbicara.

"Saya bingung mau jelasin mulai dari mana."

"Mas?"

"Git, kamu terlihat semakin cantik dengan balutan kebaya."

Kenapa bisa dia mengatakan kalimat itu di saat gue sedang menunggu penjelasan darinya? Banyak pertanyaan yang bersarang di kepala gue sekarang. Gue jadi teringat sama ucapan dia tempo hari.

"Mas? Apa ini yang kamu maksud dengan pembicaraan kamu waktu itu, tentang kamu yang berubah pikiran?"

"Git, saya minta maaf."

"Saya nggak mau dengar permintaan maaf dari kamu, Mas."

"Maaf, saya nggak bisa melanjutkan perjodohan ini."

"Kenapa kamu nggak bilang dari awal? Hari ini, hari dimana kita udah mempersiapkan semuanya dari jauh-jauh hari. Apa yang buat Mas berubah pikiran?"

"Kamu." Jawaban yang cukup singkat, padat dan jelas yang sialnya sukses ngebuat gue terdiam seribu bahasa.

"Kamu yang buat saya menyerah, Inggita. Saya nggak akan mungkin melanjutkan perjodohan ini kalau kamu sendiri nggak bisa cinta sama saya."

"Saya bisa melakukan itu tapi saya butuh waktu."

"Ada orang lain yang lebih mencintai kamu dibanding saya."

"Mas..."

"Kamu masih ingat kan? Saya nggak mau menyakiti orang yang saya cintai. Saya nggak mau kamu tertekan hidup bersama saya."

"Atas dasar apa Mas punya pikiran kayak gitu? Sejak awal saya yang menerima perjodohan ini. Saya nggak pernah ragu buat melanjutkan sampai dimana kita menyusun rencana buat hari ini. Tapi kamu, Mas justru mengambil keputusan sendiri tanpa mendengar pendapat saya lebih dahulu."

JUST IMAGINES JUNG JAEHYUNOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz