You're My Angel (9)

126 73 7
                                    

Perasaan gue nggak karuan sejak semalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perasaan gue nggak karuan sejak semalam. Tidur pun rasanya nggak bisa nyenyak kayak biasanya. Gue nggak ngerti kenapa gue punya firasat nggak enak seperti merasa bakal ada kejadian besar setelah ini tapi gue sendiri nggak bisa memprediksi apa yang bakal terjadi.

Apapun yang terjadi nanti gue cuma bisa berharap bukan sesuatu hal yang buruk. Semoga semuanya berjalan dengan baik. Jujur gue capek kalau harus memikirkan hal yang buat gue pusing. Untuk saat ini gue hanya perlu fokus sama pekerjaan karena gue butuh uang dengan jumlah yang nggak sedikit dan dalam waktu sebulan.

"Duh, kenapa ya? Kok perasaan gue makin nggak karuan? Ibu sama Bapak nggak apa-apa kan ya? Apa gue telpon aja? Tapi kayaknya Bapak nggak bakalan bawa hape jam segini. Bapak pasti lagi di sawah. Apa gue coba hubungi Mas Dimas ya?"

Nggak ada salahnya kan kalau gue menghubungi Mas Dimas? Gue cuma takut terjadi sesuatu sama orang tua gue.

Kecemasan gue semakin menjadi tatkala seseorang yang lagi ada dipikiran gue justru malah menghubungi gue balik.

"Iya Mas?" sapa gue setelah menerima sambungan telepon darinya.

"Git, siap-siap. Saya dalam perjalanan jemput kamu sekarang. kebetulan saya lagi ada di Bandung."

"Kenapa Mas?" tanya gue dengan nada cemas.

"Nanti saya jelasin. Yang penting kamu siap-siap. Saya sudah pesan tiket kereta api ke Sragen jadwal keberangkatan jam tiga sore hari ini."

"Tapi Ibu sama Bapak baik-baik aja kan? Perasaan saya nggak enak dari semalam."

"Orang tua kamu baik-baik aja."

"Terus kenapa Mas Dimas jemput saya?"

"Ada hal lain. Saya nggak bisa jelasin melalui telpon gini. Nanti saya jelasin kalau kita udah ketemu. Saya tutup ya?"

"Mas...."

"Iya?"

Gue kembali bertanya, sekedar untuk memastikan keadaan orang tua gue. "Mas yakin kalau Ibu sama Bapak baik-baik aja?"

"Iya Inggita. Kamu nggak perlu khawatir. Saya tutup ya?"

"Iya, Mas hati-hati di jalan."

"OK." Setelah itu dia yang lebih dulu menutup sambungan.

Sumpah demi apapun. Kenapa gue harus pulang sekarang? Gue yakin banget Mas Dimas lagi nutupin sesuatu. Jam berdetak samakin lambat ngebuat gue makin nggak sabaran buat ketemu sama Mas Dimas. Bukan karena gue mengharapkan atau merindukan sosoknya. Gue cuma penasaran kenapa dia bisa menjemput gue secara dadakan gini? Rasanya nggak mungkin tiba-tiba gue diminta pulang kalau nggak ada sesuatu.

Notif pesan dari Mbak Kaylandra ngebuat gue menatap layar dengan wajah bingung.

"Mbak Kay? Tumben banget."

JUST IMAGINES JUNG JAEHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang