Best Father Ever

790 64 10
                                    

Warning: I dont normalize any kind of domestic violence, toxic relationship, etc. please take this with a grain of salt ^^


***








"Sakit perut? Istirahat aja ya kalau gitu. Sebentar, aku ambilin minum dulu."

Yizhuo hanya mengangguk dan berakhir merebahkan diri di atas ranjang. Lumayan, dia merasa nyaman sekarang. Bibirnya mengulas senyum simpul ketika melihat Renjun berjalan keluar kamar. Namun tidak lama langsung kembali dengan membawa segelas teh hangat, obat pereda nyeri, dan sebuah warm pad.

Pagi tadi Yizhuo Memang datang bulan dan tidak seperti biasanya, dia merasa sakit perut dan juga pusing. Biasanya juga seperti itu tapi tidak parah, Yizhuo masih bisa menahannya. Namun yang kali ini entah mengapa rasa sakitnya lebih parah membuat Yizhuo rasanya tidak sanggup melakukan aktivitas apapun. Beruntung Renjun masih ada di rumah dan belum masuk kerja.

"Minum ini dulu sama pake ini. Nanti kalau masih sakit baru minum obat ya." Yizhuo kembali mengangguk dan tidak protes saat Renjun meminta izin untuk menempelkan warm pad tersebut pada perutnya. Sempat mengelus perutnya sejenak membuat rasa hangat semakin menjalar di sana selain dari warm pad yang menempel.

"Istirahat ya. Biar aku yang jemput Ayden sama Ayla." Yizhuo memejamkan mata saat Renjun mengecup keningnya dengan lembut. Tidak lama lelaki itu melangkah pergi meninggalkan kamar setelah memakaikan selimut pada tubuhnya.

Selepas Renjun pergi, Yizhuo merebahkan tubuhnya kembali. Sepertinya dia akan tidur saja. Rasa hangat yang berpusat di perutnya mulai menjalar dan membuat tubuhnya mulai rileks. Tanpa disadari, dia pun jatuh tertidur begitu saja.

*

"Ayla mana?"

Renjun bertanya saat melihat Ayden yang menunggu sendirian di depan kelas. Biasanya mereka sangat tidak terpisahkan. Jika salah satu tidak masuk sekolah karena sakit saja biasanya yang satu akan ikutan. Mau pergi sekolah pun harus dipaksa dulu baru mau.

"Ayla sedang bersama Miss Natasha di sana." Renjun mengikuti arah telunjuk Ayden yang menunjuk pada ruang guru. Mulai bertanya-tanya apa yang sedang Ayla lakukan di sana.

"Ayla mau ikut lomba menari." Seolah bisa menerka pikirannya, Ayden langsung mengeluarkan kalimat tersebut. "Lomba menari apa?" Renjun memutuskan duduk di samping Ayden sembari menunggu Ayla kembali.

"Itu... yang memakai sepatu seperti yang Daddy berikan." Renjun tertawa geli mendengar ucapan Ayden. "Itu namanya balet, sayang."

"Iya itu!" Renjun mengelus kepala Ayden saat bocah itu menjawab dengan semangat. Renjun sempat menanyakan tentang kegiatan yang Ayden lakukan seharian ini dan bocah itu menjawab dengan penuh semangat membuat Renjun tersenyum lebar. Selalu merasa senang mendengar cerita apapun dari putra sulungnya ini.

"Daddyyyyyyy!"

Teriakan Ayla yang tiba-tiba membuat Renjun mengalihkan pandangan. "Wow, calm down, Princess." Dia menahan tubuh Ayla yang langsung menghambur memeluknya. Walau sempat merasa kaget, dia berubah tersenyum mendengar Ayla yang kini tertawa pelan. Entah apa yang terjadi tapi ekspresi putri kecilnya terlihat sangat sumringah.

"Daddy! Daddy!" Renjun menatap Ayla yang kini memeluk lehernya dengan erat. "Kenapa, sayang?"

"Ayla mau coklat hehe." Renjun ikut tertawa mendengar nada bicara Ayla yang mau-malu. "Ayden mau rumput laut!"

Wounded SoulWhere stories live. Discover now