25. I know

505 65 15
                                    

"Dia siapa?"

Yizhuo bertanya dengan sedikit berbisik kepada Mimi. Hari ini adalah adalah rangkaian acara kedua yang diadakan yayasan yaitu mengadakan sebuah acara pameran dan pentas seni di sebuah sekolah menengah atas. Sekolah ini merupakan sekolah khusus ini dan merupakan yang terbesar di negeri.

"Edward Cheng. Keponakannya kepala sekolah yang sekarang." Mimi membalas dengan berbisik pula. Yizhuo mengangguk paham kemudian kembali memusatkan pandangannya ke depan.

Di atas panggung sana, seorang lelaki terlihat memainkan gitarnya dan bernyanyi bersama para penonton. Yizhuo hanya penasaran saja karena tadi MC berkata kalau lelaki itu adalah tamu spesial. Sekarang, setelah mengetahui namanya Yizhuo jadi sedikit penasaran. Dia seperti pernah mendengar nama itu namun entah dimana.

Tapi akhirnya pertanyaan itu terjawab saat acara telah usai.

Yizhuo sedang membereskan tasnya ketika melihat sebotol minuman dingin yang disodorkan ke arahnya. Awalnya dia kira itu Mimi atau Hanna walau tidak yakin karena dia mencium wangi parfum yang sangat maskulin sekali. Jelas, itu bukan parfum yang sering mereka gunakan. Yanzhe pun sepertinya tidak menggunakan parfum semacam itu.

"Hello, pretty!"

Matanya langsung mengerjap melihat siapa gerangan pelakunya. Edward Cheng. Yizhuo tanpa sadar menggumamkan nama itu dalam hati.

Tangan lelaki itu kembali menyodorkan botol minuman tadi dan dengan terbata, Yizhuo mulai menerimanya.

"Would you mind If I want to talk with you, Miss Yizhuo?" Matanya kembali mengerjap berkali-kali mendengar nada suara lembut lelaki itu yang bertanya padanya. Terutama ketika menyadari kalau lelaki itu menyebut namanya.

"Oh jangan takut kalau aku adalah orang jahat. Aku berteman baik dengan kakakmu." Seulas senyum lebar terpatri di wajah lelaki itu. Dan seolah terhipnotis, Yizhuo akhirnya mengiyakan ajakan itu dengan mudah.

Akhirnya mereka melangkah menuju taman belakang sekolah dan duduk di salah satu bangkunya. Yizhuo sedikit kikuk ketika hanya hening yang menyelimuti mereka. Untuk meredakan itu, dia memilih membuka botol minum yang lelaki itu berikan tadi dan menenggaknya perlahan.

"I think it's our first meeting right?" Yizhuo tersenyum canggung dan mengangguk pelan sebagai jawaban. "I heard a lot about you," lanjut Edward yang membuat Yizhuo langsung menatapnya penuh tanya.

"Yizhen sering membicarakan tentang dirimu." Yizhuo kembali melihat seulas senyum tipis di wajah lelaki itu.

Oh... berarti ini sungguhan Edward yang itu.

"Aku merasa terkhianati." Pandangannya menatap Edward yang kini bersandar pada punggung kursi dengan tatapan yang menerawang. "Tidak ada yang memberitahuku tentang kepergiannya. Bahkan si Huang Renjun jelek itu sekalipun." Edward terkekeh pelan maun Yizhuo bisa menangkap nada getir di sana.

"Dia juga tidak mengundangku di acara pernikahan kalian. Sombong sekali."

Yizhuo sangat bingung sekali harus mengeluarkan reaksi apa atas perkataan lelaki itu. Jika ditilik, sepertinya Edward ini mengenal dengan baik Renjun dan kakaknya. Kalau Yizhen jelas karena mereka pernah sedekat itu. Tapi dia baru tahu kalau Edward juga mengenal Renjun.

"Apa... kalian memang sedekat itu?" Yizhuo bertanya pelan yang dibalas Edward dengan mengangkat sebelah alisnya. "Maksudnya... kau dan kakakku."

"Oh haha." Lelaki itu kembali menguar tawa dan pandangannya berubah seperti menerawang. Mungkin mengingat memori-memori di masa lampau. "Aku mencintainya, mungkin dia juga."

Ingatannya terbayang saat Yizhen bercerita tentang penolakannya untuk Edward. Yizhuo menggigit bibir bawahnya pelan saat rasa bersalah kembali menghampirinya.

Wounded SoulWhere stories live. Discover now