40. Begin Again

925 70 40
                                    

"Yang itu, Mommy! Itu bagus bunganya."

Yizhuo mengikuti arah telunjuk Ayden yang menunjuk pada jajaran bunga Lily biru di sebelah kanan mereka. "Mommy pernah bilang kalau Tante suka warna biru." Dia tersenyum ketika mendengar lanjutan kalimat Ayden.

"Ayden masih ingat?"

"Iya! Tante juga suka warna pink tapi waktu itu kita sudah membawa bunga warna pink. Sekarang harus gantian!" Yizhuo tertawa pelan mendengar itu.

"Ya sudah, Ayden boleh ambil bunga yang itu."

"Mommy! Ayla mau yang ini!" Perhatiannya teralih pada Ayla yang berjalan ke arahnya sambil membawa satu buket bunga mawar berwarna merah muda. Dia melirik Renjun juga yang membawa buket serupa.

Sekarang ini mereka sedang ada di toko bunga. Sepertinya si kembar sangat senang sampai antusias memilih bunganya sendiri.

"Boleh, sayang. Nanti tunggu Kakak dulu sebentar ya." Ayla mengangguk paham. Tidak lama, bocah itu berjalan menuju sisi ruangan dan duduk di bangku. Katanya lelah berdiri.

Yizhuo sendiri berdiri berdekatan dengan Renjun sekarang. "Kamu gak milih bunganya?"

"Udah aku pesen, masih dirangkai kayaknya." Renjun mengangguk paham dan tidak lama, Ayden berbalik mendekati mereka. Tangan mungilnya menggenggam beberapa tangkai bunga.

"Ini, Mommy." Yizhuo menyambut uluran tangan Ayden.

"Ayden tunggu di bangku saja ya bersama Ayla." Bocah itu langsung mengangguk setuju dan berbalik pergi menghampiri Ayla. "Kamu juga tunggu di sana gih biar ini sekalian sama aku aja." Renjun terlihat ingin menolak tapi Yizhuo sepertinya sedang tidak ingin menerima bantahan.

Selanjutnya Yizhuo bergegas menuju kasir untuk menyelesaikan pembayaran dan mengambil bunga pesanannya. Banyak juga ternyata. Dia baru sadar sebab mereka memang memilih bunga masing-masing. Tidak apa lah, hanya sesekali dan juga ini hari yang spesial.

"Sudah siap?"

"SIAP!"

Yizhuo tertawa geli saat melihat si kembar yang begitu antusias di belakang sana. Dia melirik Renjun yang juga ikut tertawa. Selama perjalanan, lelaki itu juga tetap berusaha menimpali obrolan si kembar.

Kadang, Yizhuo sering merasa takjub karena mereka bisa seakrab itu dalam waktu yang bisa dibilang singkat. Hubungan darah mungkin tidak akan bisa bohong. Walau bagaimanapun pasti mereka merasa terikat. Selain itu, Renjun juga sangat bisa menyesuaikan diri di depan si kembar.

"Pelan-pelan, hei!"

Yizhuo sedikit berteriak melihat si kembar yang langsung berlari saat mereka sudah memasuki area pemakaman. Tujuan mereka sekarang memang menuju makam Yizhen. Hari ini genap tujuh tahun setelah kepergiannya.

Yizhuo merasa waktu berlalu dengan sangat cepat. Walau mungkin sudah bisa dibilang cukup lama, tapi masih ada masa dimana dia begitu merindukan kakaknya itu. Berharap Yizhen ada di sisinya juga dan mereka hidup bahagia bersama.

"Halo, Tante. Ayden datang lagi hari ini."

"Ayla juga! Ayla bawakan bunga cantik untuk Tante!"

Yizhuo tertawa pelan, kontras dengan air matanya yang tiba-tiba menetes. Dia memang sudah mengenalkan Yizhen pada si kembar. Beberapa kali mereka pernah ikut bersamanya mengunjungi makam Yizhen. Tingkah mereka kadang semakin membuat Yizhuo berharap Yizhen memang masih di sini. Pasti si kembar akan akrab sekali dengan kakaknya itu.

Jika Yizhuo menangis, maka Renjun tidak jauh berbeda. Dia tidak mengatakan apapun dan hanya duduk di sisi makam, nyaris merenung. Pandangannya menatap pada foto Yizhen di dekat nisan. Kilasan-kilasan kejadian yang pernah mereka lewati bersama terputar dalam ingatannya.

Wounded SoulWhere stories live. Discover now