26. A Date

580 66 21
                                    

Yizhuo mengernyitkan dahinya begitu merasakan pergerakan di sampingnya. Netranya perlahan terbuka dan langsung disuguhi sinar matahari yang sedikit menyilaukan mata. Dia mengerjapkan matanya berkali-kali dan menyadari jendela kamar sudah terbuka sepenuhnya. Pantas saja.

Pandangannya beralih ke samping dan refleks melotot. Dia menemukan Renjun yang berbaring di sampingnya. Sibuk dengan ponselnya seperti sedang mengetikkan sesuatu.

Tanpa sadar, pandangannya memindai penampilan lelaki itu. Renjun terlihat masih mengenakan piyama berwarna navy dengan motif garis. Matanya terlihat masih sayu khas orang bangun tidur. Rambutnya juga sedikit acak-acakan.

Sekarang Yizhuo jadi bertanya-tanya, apa semalam Renjun tidur di sini dengannya atau bagaimana? Seingatnya dia tidur sendiri semalam. Dia tidak sadar kalau Renjun masuk ke kamarnya. Apa lelaki itu baru datang pagi ini? Tapi untuk apa?

"Aku memang tampan tapi jangan melihatku sambil melotot begitu."

"Aku tidak!"

Yizhuo langsung menutup mulutnya ketika sadar dia refleks menjawab dengan nada tinggi. Sementara Renjun hanya terkekeh pelan tapi masih sambil fokus pada ponselnya. Tidak lama, tangan lelaki itu langsung melemparkan ponselnya sembarangan.

Pandangannya menatap Yizhuo sambil tersenyum lebar. Tapi Yizhuo jadi risih karena bermenit-menit setelahnya Renjun tidak mengatakan apapun.

"HEH KAMU MAU NGAPAIN?!"

Yizhuo refleks memekik saat tangan Renjun menarik tubuhnya hingga dia terjatuh tepat di atas lelaki itu. "Ssttt jangan berisik." Renjun berbisik tepat di samping telinganya. Bahkan membubuhkan kecupan singkat di sana membuat Yizhuo sedikit meremang. Setelahnya dia juga jadi tidak berani memberontak sedikitpun. Dia takut Renjun nanti malah marah.

Penyebab lainnya adalah tangan Renjun yang mengusap punggungnya dengan perlahan. Sesekali, lelaki itu juga mengecup puncak kepalanya dengan lembut. Rasanya sangat nyaman. Yizhuo jadi tidak ingin protes sama sekali. Malah tanpa sadar berharap kalau hal-hal seperti ini akan berlangsung untuk waktu yang lama.

"Ayo pergi berkencan hari ini."

"Hah?!"

"You and me. Let's go on a date today."

Yizhuo terheran sendiri mendengar kalimat Renjun barusan. Dia tidak salah dengar kan? Suatu hal yang terasa mustahil Renjun mengajaknya berkencan seperti ini. Mungkin lelaki itu masih di alam mimpi, begitu pikirnya.

"Aku-"

"Jawabannya cuma iya atau mau, gak ada yang lain." Renjun memotong ucapannya.

"Ta-hmph!" Ucapannya kembali terpotong. Kali ini berkat Renjun yang memagut bibirnya secara tiba-tiba.

"Morning kiss," ujar Renjun diiringi sebuah seringai miring. Sementara Yizhuo bisa merasakan wajahnya sendiri yang kini memanas. Dia yakin pasti pipinya sudah semerah kepiting rebus sekarang.

"Le-lepasin ih!" Akhirnya Yizhuo mencoba melepaskan kembali tubuhnya. Demi Tuhan, posisi ini sangat ambigu sekali.

"Mau kemana sih buru-buru banget?!" Renjun berdecak kesal melihat itu.

"A-aku mau mandi!"

"Nanti aja bareng."

"Renjun!"

"I'm here, Chérie. Kenapa hm?" Renjun kembali mengulas senyum miring melihat Yizhuo yang menatapnya dengan pandangan kesal.

"Kamu-argh kenapa sih?!" Yizhuo memekik pelan ketika Renjun tiba-tiba saja mengubah posisi mereka.

Sekarang mereka jadi berbaring menyamping sambil berhadapan. Yizhuo berubah kaku ketika menyadari Renjun menatapnya dengan lekat. Bahkan lelaki itu seperti tidak berkedip sama sekali.

Wounded SoulWhere stories live. Discover now