39. Forgiving

640 63 26
                                    

"DADDYYY!"

"Oh wow! Calm down, Princess."

Renjun sedikit terhuyung saat melihat Ayla berlari ke arahnya. Bocah itu langsung memeluknya dengan begitu erat. Hari ini dia dan Yizhuo memang menjemput si kembar bersama ke sekolah. Karena kelas si kembar yang berbeda, mereka membagi tugas. Yizhuo menjemput Ayden, sedangkan dirinya sendiri mendatangi kelas Ayla.

"Princess senang sekali ya hari ini?" Renjun bertanya saat mereka berjalan di lorong. Ayla tidak mengatakan apapun namun kepalanya mengangguk antusias. Pelukan tangan mungilnya terasa semakin erat membuat Renjun tertawa pelan.

"Boleh Daddy tahu alasannya?"

"Ayla senang karena dapat nilai bagus. Ayla senang karena Daddy menjemput Ayla." Renjun tertawa geli saat bocah itu menelusupkan kepala pada ceruk lehernya.

"KAKAK!" Ayla berteriak saat melihat Ayden di ujung lorong sana bersama Yizhuo. Mereka berdua terlihat berjalan mendekat ke arahnya, maka Renjun memutuskan berhenti.

Bibirnya tersenyum lebar dengan tangan yang bergerak mengusak kepala Ayden dengan gemas. Membuat bocah itu sedikit merengek.

"Ihh nanti rambut Ayden jelek!"

"Mana ada. Kau sangat tampan, Jagoan."

"Kalau begitu mau gendong juga." Renjun tergelak mendengar itu. Kalimat Ayden sungguh tidak ada korelasinya sekali dengan ucapannya. Namun dia bergerak menuruti permintaan bocah itu.

"Gak berat emang?" Yizhuo bertanya sebab dia saja kadang merasa sangat berat walau hanya menggendong salah satu dari mereka. Apalagi ini dua sekaligus.

"Gak. Ayo pulang aja sekarang yuk!"

Yizhuo menurut dan mengikuti langkah Renjun. Tersenyum simpul saat melihat Ayden dan Ayla yang begitu cerewet meminta atensi Renjun. Dia tidak bisa mendengar dengan jelas apa saja pembicaraan mereka tapi ketiganya terlihat mengobrol dengan antusias.

Sudah seminggu ini Renjun memang menginap di mansion. Sebabnya tentu saja karena Ayla yang sakit terus merengek tidak mau lelaki itu pergi. Bahkan saat Renjun sempat akan pulang, Ayla langsung menangis keras. Jadilah Renjun memilih tetap tinggal tinggal di mansion.

Yizhuo tidak masalah dengan itu. Dia malah senang melihat interaksi Renjun bersama si kembar. Entah siapa juga yang memulai, tiba-tiba saja kedua bocah itu sudah memanggil Renjun dengan sebutan Daddy. Dia dan Renjun sampai kaget sendiri saat pertama kali mendengarnya. Namun Yizhuo tidak berniat menghentikan itu, biarkan saja lah karena kenyataannya memang begitu kan. Walau tentu saja si kembar sepertinya belum terlalu paham.

"Mau makan malam di rumah atau gimana?" Yizhuo melirik ke arah Renjun setelah mendengar itu.

"Di rumah aja, nanti aku masak." Renjun mengangguk paham dan langsung mengemudikan mobilnya meninggalkan area sekolah.

Selama perjalanan, sesekali dia menanggapi celotehan si kembar yang entah mengapa hari ini terlihat begitu bersemangat. Terutama Ayla yang baru bisa masuk sekolah lagi. Renjun ingat seminggu belakangan Ayla sangat manja sekali padanya. Bahkan saat akan tidur pun terus saja menempel tidak mau lepas. Dia sih tidak keberatan, hanya saja sedikit tidak enak dengan Yizhuo. Takut kalau perempuan itu berpikir aneh-aneh atau bagaimana.

"Aku bantuin, boleh?" Renjun menghampiri Yizhuo yang sedang sibuk memasak di dapur. Setelah sampai tadi, dia sempat bermain sebentar dengan si kembar. Namun sekarang keduanya sedang dimandikan oleh Bibi Xue.

"Gapapa, gak usah. Sebentar lagi selesai kok."

"Tapi aku tetep mau bantu, boleh ya?" Yizhuo melirik Renjun sejenak dan akhirnya mengangguk. Meminta lelaki itu menyiapkan alat makan dan beberapa wadah untuk masakan yang hampir selesai ini.

Wounded SoulWhere stories live. Discover now