19. Forget Him

490 75 5
                                    

"HEH SUMPAH KAMU BENERAN RESIGN?!"

Yizhuo memejamkan matanya mendengar teriakan Yuqi yang terasa memekakkan telinga. Beberapa rekan kerjanya yang lain bahkan sampai melirik dan memberikan tatapan tajam. Wajar karena ini masih jam kerja dan teriakan Yuqi tentunya malah mengganggu konsentrasi mereka.

Tangannya menarik Yuqi untuk kembali duduk dan menyuruhnya tidak berisik. "Jangan teriak gitu ishh!" Yuqi merengut mendengar itu. "Ya aku kan kaget. Kamu gak masuk hampir sebulan eh tiba-tiba dateng malah resign begini. Sumpah jahat banget gak bilang-bilang!"

Yizhuo tersenyum tipis melihat Yuqi yang sedikit merajuk. Diantara semua rekan kerjanya, dia memang paling dekat dengan Yuqi. Perempuan itu baik dan ramah. Bahkan ketika beredar gosip tentang dia yang dicurigai membunuh Yizhen, Yuqi tidak berpaling menjauhinya seperti rekan kerjanya yang lain. Salah satu alasan kenapa Yizhuo masih mau datang untuk bekerja, setidaknya dia masih punya teman walau hanya satu orang.

"Aku mau fokus ngurus rumah aja," jawab Yizhuo dengan senyuman yang sebenarnya sedikit dipaksakan. Fokus ngurus rumah my ass. Kenyataannya dia malah ingin lari dari sana. Itu bukan rumah, tapi neraka dunia. Begitu bisik pikiran selintasnya.

"Hoo iya sih ya. Aku kadang lupa kalau kamu tuh udah nikah sama si Renjun itu." Yuqi terlihat menyandarkan dirinya pada kursi. "Kayaknya kalau aku punya suami kaya macam dia juga bakal resign sih. Aku akan berfoya-foya saja dan diam di rumah haha!"

Yizhuo hanya tertawa pelan menanggapi itu. Yuqi tidak tahu saja bagaimana kelakuan Huang Renjun yang gila itu. Semoga saja jika Yuqi bertemu dengan pria kaya sifatnya tidak seperti Renjun. Bisa-bisa malah berakhir menyedihkan seperti dirinya.

"Sudah selesai, sayang?"

Dia sedikit tersentak ketika mendengar itu. Kedua tangannya langsung mengepal seketika. Dia bisa melihat Yuqi yang berdiri dan sedikit berkenalan dengan Renjun. Lelaki itu juga membalas dengan ramah.

Siang ini, Renjun memang mengantarnya menuju museum. Lelaki gila itu benar-benar mengirim surat resignnya dua minggu lalu. Membuat Yizhuo sadar kalau dia sudah tidak punya kesempatan lagi untuk menghentikan semua itu.

Lelaki itu juga sungguh sangat pandai bersandiwara. Datang ke museum dengan menggenggam tangannya erat. Berperilaku layaknya mereka berdua adalah sepasang suami istri yang begitu bahagia. Bahkan Renjun sendiri yang langsung menemui kepala museum untuk sedikit berbincang terlebih dahulu.

Kabar dirinya yang resign memang cukup mengejutkan dan pihak museum sempat bertanya-tanya tentang hal itu. Mereka pasti menyadari seberapa cintanya Yizhuo dengan pekerjaannya itu. Dia seperti mendedikasikan perasaannya dengan penuh selama bekerja di sana. Salah satu hal yang baik juga untuk museum karena memiliki dirinya di sana.

"Sebenarnya saya sangat menyayangkan kalau Yizhuo harus resign. Dia salah satu karyawan terbaik yang kami punya di sini. Saya juga menyukai semangat dan dedikasinya yang tinggi selama bekerja." Kepala Museum menatapnya dengan pandangan yang sepertinya masih tidak percaya. "Tapi jika memang keputusannya sudah bulat, saya juga tidak bisa melarang."

Sedangkan Renjun sendiri hanya tertawa pelan dan mengeluarkan alasan yang sungguh membuat Yizhuo merasa jijik. Jelas sekali lelaki itu hanya mengarang. Dia juga sedikit mual ketika Renjun banyak memuji dirinya. Makanya dia memutuskan keluar untuk merapikan barang-barang di mejanya. Meninggalkan Renjun bersama Kepala Museum entah ingin membicarakan apa terserah lah Yizhuo tidak peduli.

"Sudah kan? Ayo kita pulang." Yizhuo hanya mengangguk pelan. Kemudian dia berbalik menghadap Yuqi. Sedikit berpamitan dengan temannya itu.

"Makasih banyak udah mau temenan sama aku selama ini. Jaga diri baik-baik ya?" Yuqi langsung berhambur memeluknya. "Ishh jangan ngomong kayak gitu. Kayak mau pergi kemana aja. Kita masih bisa temenan kok, kapan-kapan harus ketemu ya? Kamu juga jaga diri baik-baik."

Wounded SoulWhere stories live. Discover now