36. No Longer

557 55 18
                                    

Warning: ini tidak aku baca ulang jdi kalo ada typo dan segala kesalahan penulisan lain tolong kasih tau biar ntar aku edit wkwk aku males nyalain lepi jd ngetik di hp doang + offline jd ga kedetect typo-nya😭😭🤟

(Lagi menghemat data sebab wifi mati awokwok😮‍💨 naha jadi curhat nya😭😭 abaikan aja lah)

Seperti biasa ini sepanjang jalan kenangan jadi ya persiapkan diri kalian supaya tidak eneg bacanya

***
















Musim Gugur Tahun Lalu

"Kenapa? Do you want to say something?"

Renjun menatap lembut pada Yizhen yang kini sedang duduk di atas pangkuannya. Perempuan itu hanya menggeleng pelan kemudian beralih memeluk pinggangnya dengan erat. Renjun tersenyum tipis melihat itu dan beralih mengelus surai Yizhen dengan lembut. Memejamkan mata sejenak saat menghirup wangi sampo yang terasa menenangkan dari sana.

"Renjun…," suara lembut Yizhen terdengar setelah mereka terjebak dalam hening beberapa menit belakangan. Renjun hanya menjawabnya dengan deheman pelan. Dia sedikit mengerjap saat Yizhen melepaskan pelukannya.

"Kenapa?" Renjun kembali bertanya. Meski sempat terlihat ragu, namun kali ini Yizhen akhirnya mau menjawab.

"Kamu bilang mau kasih aku hadiah ulang tahun?"

Kalimat yang membuat Renjun terdiam dan mengumpat dalam hati tidak lama kemudian. Sialan sekali. Dia lupa mempersiapkan itu. Ulang tahun Yizhen memang telah lewat dua minggu lalu. Dia tidak bisa merayakan itu sebab harus pergi ke luar negeri.

Renjun baru kembali kemarin malam dan memutuskan pulang ke apartemen Yizhen. Jadilah berakhir dengan mereka yang bermalas-malasan siang ini sebab Renjun memutuskan tidak pergi ke kantor.

"Aku… lupa." Jawaban yang membuat Yizhen memicingkan mata dan Renjun hanya bisa meringis sambil meminta maaf dengan pelan.

"Kamu marah?" Renjun bertanya setelah mereka kembali terjebak dalam hening. Yizhen hanya diam sambil menyandarkan kepala di dadanya. Sesekali jemarinya terlihat memainkan kancing kemeja teratasnya. Kadang juga membuat pola abstrak di sana. Renjun tidak punya niat untuk menghentikan itu sedikitpun.

"Nggak." Jawaban yang baru terdengar beberapa menit kemudian. Jemari Renjun kembali bergerak mengelus rambut Yizhen dengan lembut.

"Kamu mau apa hm?"

"Minta apa aja boleh?" Yizhen malah balik bertanya tanpa menatapnya sama sekali. "Boleh. Selama aku bisa, pasti aku kasih." Dia mendaratkan sebuah kecupan ringan di puncak kepala Yizhen.

Renjun tidak bercanda sama sekali dengan ucapannya barusan. Apapun yang Yizhen minta, selama dia sanggup, Renjun akan mengusahakannya. Bahkan mungkin jika itu adalah hal yang mustahil sekalipun Renjun akan tetap mengusahakannya. Sebab Renjun pikir, setelah semua yang terjadi dan atas apa yang telah dia lakukan, dia harus bertanggung jawab penuh. Termasuk memenuhi segala keinginan perempuan itu.

Yizhen sudah mengalami banyak hal yang mengerikan selama setahun belakangan karena dirinya. Renjun tidak mau memperpanjang episode buruk itu. Dalam hati juga bersyukur sebab beberapa bulan belakangan, kondisi Yizhen telah membaik. Walau belum kembali seperti dulu, setidaknya perempuan itu sudah mau berinteraksi dengannya dan menjalani kesehariannya seperti sedia kala. Perubahan yang sungguh sangat baik.

"Ayo putus kalau gitu."

Kalimat yang langsung membuat gerakan tangan Renjun mengelus punggung Yizhen terhenti seketika. Dia mengernyit dan berusaha memastikan bahwa pendengarannya tidak salah sama sekali.

Wounded SoulWhere stories live. Discover now