5. The Nightmare Begin

654 90 8
                                    

Selama tiga hari belakangan, Yizhuo tidak tahu harus merasa senang atau bagaimana. Senang karena hidupnya berjalan normal. Terutama dia tidak mendapati eksistensi Renjun selama tiga hari ini. Entah kemana Yizhuo tidak tahu. Tidak mau tahu juga sebenarnya. Hal yang bagus Renjun tidak ada di dekatnya sehingga dia tidak perlu menciut ketakutan.

Namun di sisi lain, semuanya terasa mengganjal. Yizhuo rasa ketenangan ini hanya temporer. Hatinya merasa tidak menentu dan gelisah. Rasanya seperti sesuatu yang buruk akan terjadi tidak lama lagi. Yizhuo menggelengkan kepalanya pelan berusaha menyingkirkan pikiran buruk itu.

Dia melirik ke arah nakas dan menemukan fotonya bersama Yizhen di sana. Sengaja dia bawa agar tidak merasa sepi. Rasanya seperti Yizhen ada disini menemaninya. Kemudian tangannya terkepal dengan mata yang terpejam erat. Seperti hari-hari yang lalu, dia memanjatkan doa agar sang kakak hidup bahagia di surga sana. Tidak lupa dengan permintaan maaf atas segala perbuatannya yang mungkin secara tidak langsung pernah menyakiti. Dia hanya berharap Yizhen mau memaafkannya untuk semua itu.

Suara ketukan pintu membuatnya membuka mata dan berujar, "Masuk." Kemudian tidak lama, Minjeong muncul dari balik pintu dan menghampirinya. "Makan malam Anda sudah siap, Nona." Yizhuo mengangguk lalu mengikuti langkah Minjeong menuju ruang makan.

Langkahnya langsung terhenti di ambang pintu dapur ketika mendapati seseorang yang sudah duduk di salah satu kursi meja makan.

"Kenapa hanya berdiri di sana hm? Kemari, sayang." Yizhuo mengepalkan kedua tangannya dengan erat ketika suara Renjun terdengar. Lelaki itu melambaikan tangannya sebagai gestur agar dia mendekat.

Dengan sedikit kaku, Yizhuo mendudukan diri di seberang lelaki itu. Kemudian dengan sigap, para pelayan mempersiapkan makanan untuknya. "Makan yang banyak, sayang," ujar Renjun sambil tersenyum lebar yang malah terlihat menakutkan di mata Yizhuo.

Maka dengan hati-hati, Yizhuo memulai acara makannya secara perlahan. Sesekali dia melirik Renjun yang nampak duduk dengan tenang. Tidak seperti dirinya, lelaki itu nampak asyik menikmati segelas wine.

"Mau?" Yizhuo nyaris menjatuhkan alat makannya ketika tanpa diduga Renjun balik menatapnya dan menyodorkan gelas wine ke arahnya. Melihat itu, Renjun terkekeh pelan dan berujar, "Hati-hati, sayang."

Yizhuo hanya mengangguk kaku dan melanjutkan acara makannya. Berupaya menelan makanannya dengan susah payah karena dari sudut matanya, dia bisa melihat Renjun yang memperhatikan setiap gerakannya dengan intens. Hal itu sungguh membuatnya risih sampai dia tidak sanggup mengangkat pandangan sedikitpun.

Sekalipun sepanjang makan malam itu Renjun tidak melakukan hal yang aneh, entah mengapa auranya terlihat menyeramkan untuk Yizhuo. Padahal lelaki itu benar-benar hanya menikmati wine-nya dengan tenang. Plus mengamati Yizhuo secara terang-terangan untuk beberapa saat.

"A-aku selesai." Yizhuo langsung bangkit berdiri ketika makanannya telah habis. Dia tidak mau berlama-lama berhadapan dengan Renjun.

Tapi ketika dia mulai melangkah keluar-yang otomatis harus melewati Renjun terlebih dahulu, tangannya langsung ditarik sedikit kasar. Membuat Yizhuo tanpa sadar memekik karena kini dia jatuh tepat di pangkuan lelaki itu. Dia berusaha mengalihkan pandangannya karena malu masih banyak pelayan di sekitar mereka.

"Kenapa buru-buru sekali, sayang?" Renjun berujar sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Lalu tangannya bergerak menyusuri wajah Yizhuo secara perlahan. Jujur, dia ingin menepis itu tapi sorot mata Renjun menggagalkan semuanya. Yizhuo mulai ketakutan.

"Hmmph..." Yizhuo memejamkan mata dengan kedua tangan yang terkepal erat. Bibirnya dia gigit untuk menahan desahan laknat yang sekiranya bisa kapan saja keluar. Sebabnya karena tangan Renjun yang membuka tiga kancing teratas kemejanya, kemudian menyingkapnya ke samping. Membuat sebelah bahunya terekspos begitu saja. Dan dengan mudahnya, lelaki itu membubuhkan banyak ciuman di sana. Beberapa kali menghisap kulitnya sampai Yizhuo yakin pasti menimbulkan banyak tanda kemerahan.

Wounded SoulWhere stories live. Discover now