27. Can't You Stop?

606 58 44
                                    

"Aku jemput kamu nanti sore."

Yizhuo melirik Renjun sejenak kemudian mengangguk paham. Dia lanjut membuka sabuk pengamannya dan mengambil tas selempangnya. Bersiap untuk pergi keluar. Dia sedikit mengernyit ketika Renjun juga ikut-ikutan keluar bersamanya.

"Awas jangan nakal!"

"Awwh!" Dia mengaduh pelan ketika Renjun tiba-tiba saja menyentil dahinya.

Ish lelaki itu kenapa sih?

"Kamu tuh ke-hmph..." Yizhuo langsung memberontak saat Renjun malah memagut bibirnya dengan tiba-tiba.

Demi Tuhan, mereka sedang berada di tempat umum sekarang. Yizhuo masih waras untuk tidak mengumpankan dirinya sendiri menjadi pusat perhatian pagi-pagi begini. Namun seperti biasanya, Renjun tidak akan pernah peduli sama sekali. Malah mungkin lelaki itu tidak merasa malu sedikitpun.

"Selamat bekerja, sayang." Yizhuo langsung merinding begitu Renjun berujar pelan kemudian mengecup keningnya dengan lembut. Dia bisa melihat sebuah senyuman miring terbit pada bibir lelaki itu.

Pasti Renjun sengaja melakukannya!

"Gak usah cemberut. Cepet masuk sana!" Renjun sedikit mendorong tubuhnya. Yizhuo mendelik kemudian langsung berbalik dengan perasaan dongkol. Kakinya berjalan dengan menghentak membuat Renjun terkekeh pelan.

"Cute," gumamnya pelan kemudian kembali masuk ke dalam mobilnya untuk berangkat ke kantor.

Sementara Yizhuo masih menggerutu kesal di setiap langkahnya memasuki gedung yayasan. Dia masih kesal dengan kelakuan Renjun. Di parkiran tadi dia bisa melihat beberapa orang di sana dan sempat melirik mereka berdua. Sumpah, dia sungguh malu sekali.

"Weleh weleh masa udah dicium pak suami mukanya malah cemberut gitu?" Yizhuo langsung melotot mendengar Hanna yang seperti sengaja menggodanya. Demi Tuhan, padahal dia baru saja tiba.

"Kamu liat?!" Karena kalau iya, Yizhuo ingin menghilang saja. Dia tidak siap jadi bahan gosip sepanjang hari.

Hanna tertawa keras melihat Yizhuo yang panik bercampur malu. Kentara sekali dari ekspresi wajahnya. "Bukan aku sih, tapi Mimi sama Yanzhe yang liat haha!"

Yizhuo merengut mendengar tawa Hanna yang semakin keras. Makin sebal ketika Mimi dan Yanzhe datang dan ikut menggodanya.

"Ja-jangan bilang siapa-siapa ih!" Mereka bertiga malah tertawa semakin keras mengundang rasa penasaran dari karyawan yang lain.

"Tapi serius, kamu sama dia kok sweet banget sih? Jadi iri deh!"

"Kayaknya dia bucin banget ya sama kamu."

Yizhuo hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum tipis menanggapi kalimat-kalimat itu. Tidak berniat menyangkal atau pun mengiyakan. Dia rasa itu tidak perlu juga. Bagaimanapun, orang-orang pasti hanya akan melihat dari luarnya saja.

Seharian ini dia dan yang lain sibuk mengurus persiapan untuk acara puncak ulang tahun yayasan yang akan digelar minggu depan. Rasanya waktu berlalu dengan begitu cepat sampai Yizhuo baru sadar kalau itu artinya dia akan berada di sini hanya kurang lebih seminggu lagi. Dia pasti akan sangat merindukan tempat ini dan orang-orangnya.

"Gapapa sendiri aja?" Yizhuo mengangguk ketika Hanna kembali bertanya kepadanya. Mereka akan menuju ke kantin di lantai bawah untuk makan siang. Namun Yizhuo ingin ke toilet dulu sebentar dan meminta mereka pergi lebih dulu.

"Iya, gapapa. Minta tolong pesenin aja ya makanannya."

"Siap."

Dia mengucapkan terima kasih dengan pelan atas itu. Langkahnya kemudian berlalu menuju toilet. Keadaan di sana cukup sepi. Malah saat Yizhuo datang, tidak ada siapapun di sana. Baru saat keluar, dia melihat seorang perempuan yang sedang mencuci tangannya di wastafel.

Wounded SoulWhere stories live. Discover now