7. Resign

505 77 1
                                    

Musim Gugur, 8 Tahun Lalu

"Renjun!"

Renjun langsung berbalik ketika mendapati sebuah suara yang meneriakkan namanya. Bibirnya mengulas senyum dan tangannya terangkat untuk membalas sapaan Yizhuo. Perempuan itu terlihat berlari kecil ke arahnya sambil tersenyum lebar.

"Hehe maaf ya aku terlambat. Dosennya sangat menyebalkan jadi kelasnya selesai lebih lama padahal bla bla bla." Renjun hanya tersenyum simpul mendengar Yizhuo yang kini menggerutu pelan.

"Eh apa?"

Yizhuo menatap heran ketika Renjun menyodorkan sebatang coklat ke arahnya. "They said it will help you to get better." Wajahnya mendadak tersipu mendengar itu. Tidak menduga kalau Renjun akan seperhatian ini.

Ah... dan yang jadi pertanyaan adalah apakah lelaki itu sengaja membawa coklat atau bagaimana? Kalau sengaja, apa memang dari awal memang berniat diberikan untuknya?

Kepalanya sontak menggeleng berkali-kali setelah itu. Astaga, sepertinya dia terlalu percaya diri.

"Terima kasih banyak," ujar Yizhuo sembari mengambil coklat tersebut. Renjun hanya mengangguk dan tersenyum simpul sebagai respon.

Selama beberapa saat, mereka hanya duduk berdampingan di kursi taman dalam keadaan hening.

"Eh eh-" Yizhuo sedikit tersentak ketika mendapati beberapa dedaunan yang jatuh tertiup angin kemudian menimpa kepalanya. Memang, terdapat beberapa pohon di sekitar taman ini dan cukup dekat dengan posisi duduk mereka.

Tapi beberapa detik setelahnya dia malah terpaku mendapati tangan Renjun yang membantu menyingkirkan dedaunan itu dari atas kepalanya. Jarak mereka menjadi sangat dekat dan Yizhuo bisa mencium aroma sandalwood yang terasa hangat.

"Sudah." Ucapan lelaki itu membuat lamunan Yizhuo buyar seketika. "Terima kasih," ujarnya dengan pelan. "Sama-sama." Yizhuo ingin pingsan saja ketika Renjun tersenyum lebar dan mengusap kepalanya pelan.

"Mau berangkat sekarang?" Tanya lelaki itu beberapa saat kemudian. "Bentar," ujar Yizhuo yang langsung menghabiskan coklatnya yang tersisa sekaligus. "Ayo berangkat." Dia langsung berdiri setelah mengatakan itu. Disusul Renjun yang melakukan hal yang sama.

Omong-omong, siang ini dia memang janjian dengan Renjun untuk datang ke sebuah pameran yang diadakan oleh salah satu museum seni. Selepas pertemuan tidak sengaja mereka di restoran cepat saji tempo hari, mereka dipertemukan lewat peristiwa-peristiwa lain. Dan begitu saja, secara alami mereka jadi cukup sering bertemu. Yizhuo rasa mereka mungkin sudah dapat dibilang sebagai teman.

Ketika berjalan menyusuri jalan setapak di taman, sesekali Yizhuo melirik Renjun yang nampak berjalan dengan tenang. Tatapannya lurus ke depan, tidak terdistraksi dengan hal lain. Berbeda dengan dirinya yang sering menengok kanan kiri untuk memperhatikan apa saja. "Eh-" Yizhuo menyadari beberapa daun yang kembali berguguran seperti tadi.

Entah apa yang salah dengan otaknya, dia malah tersenyum melihat itu. Terutama ketika menyadari kalau sekarang dia berjalan bersisian bersama Renjun. Rasanya seperti adegan yang sering ada dalam drama yang dia tonton. Sepasang kekasih yang berjalan bersisian dengan bunga sakura yang tampak berguguran. Mirip seperti itulah. Eh tapi bedanya dia dan Renjun bukan sepasang kekasih.

Aduh, otaknya kenapa begini sih?!

Dia melotot kaget karena merasakan tangannya yang kini digenggam oleh lelaki itu. Oh astaga kenapa tiba-tiba begini?

"Gak keberatan kan?" Yizhuo menggeleng pelan dan langsung menunduk. Mendadak pipinya terasa memanas menyadari apa yang terjadi. Dia melihat tautan tangan mereka yang terjalin erat dan tersenyum lebar.

Wounded SoulWhere stories live. Discover now