EPILOG (BELUM BERAKHIR?)

235 5 4
                                    

Hari ini adalah hari weekend. Arvegaz memutuskan untuk melakukan sunmori seperti biasa yang mereka jalani setiap minggunya.

Kali ini tak hanya mereka saja. Melainkan ada Jihan, Chantika, Stella dan juga Safira. Awalnya mereka hanya ingin mengajak Zian dan kedua temannya.

Namun apa daya Zian sendiri yang meminta untuk membawa Safira ikut bersama dengan mereka. Mau tidak mau mereka harus mengiyakan permintaan Zian sebelum terjadi perdebatan panjang nantinya.

Stella sendiri ikut dalam kegiatan ini atas ajakan dari Surya. Meskipun awalnya gadis itu menolak, namun bukan Surya namanya jika tidak berhasil membujuk gadis judes satu itu.

"Lo pada bawa doi terus gue bawa siapa anjir?" ucap Zico.

"Kenapa lo nggak ajak Buk Wati aja?" ucap Doni.

"Agak lain modelnya. Ngapain gue bawa Nenek Lampir segala. Yang ada mati di tengah jalan ntar gue," ucap Zico.

"Berdosa lo ngatain guru sendiri Kak. Nanti kualat lo ngatain guru sendiri," ucap Chantika.

"Gue cepuin sabi kayaknya nih sama Buk Wati," ucap Stella.

"Cepuin aja cepuin Kak. Ayo gue dukung. Buk Wati pasti percaya sama Kakak," ucap Chantika mengompori.

"Untung lo cewek Chan. Kalau enggak udah gue karungin terus gue buang ke Sungai Amazon," ucap Zico.

"Lo mau gue banting?" ucap Azka.

"Bg Zico ngomongnya kayak nggak ada beban sama sekali ya? Berasa kayak nggak ada Bg Azka di sini," ucap Julian.

"Emang gitu dia Jul. Bentar lagi gue kirim dia ke Mars," ucap Azka.

"Eh iya terus gimana kabar Verronica?" tanya Stella.

"Dia nggak selamat Stell. Padahal tadinya kita mau bantu dia ringanin hukuman karna udah nyerahin diri sendiri. Eh malah di buat innalillahi sama tuh orang," jawab Aksa.

"Tapi dia hampir aja nyebut nama orang itu. Belum sempat ngomong dia udah tutup usia," sahut Zico.

"Kasian dia. Sebenarnya dia di paksa karna dapat ancaman dari orang itu," ucap Langit.

"Tumben lo kasian Lang? Biasanya ogah-ogahan," ucap Surya.

"Lo liat sendiri muka dia semalam muka-muka orang tertekan. Walaupun dia suka julid tapi keliatan dia ngelakuin itu semua karna terpaksa," ucap Langit.

"Iya sih. Keliatan dari mukanya. Muka orang stres sama tertekan batin kayaknya. Lo bayangin aja di paksa belajar nembak cuy," ucap Chiko.

"Tapi tuh orang berhasil kabur sialan emang," ucap Evan.

"Ini kita mau ke mana tujuannya?" tanya Jihan.

"Mau ke hatimu," jawab Aksa.

"Alah sia boy. Sa ae nih kutil dugong," ucap Elang tertawa kecil.

"Si Elang kalau ngomong jeplak aja. Turun amat reputasi Aksa jadi kutil dugong," ucap Jefri.

"Nggak apa-apa gue sabar. Orang sabar di sayang Jihan," ucap Aksa.

"Berarti gue di sayang Jihan juga dong. Kan gue orangnya juga sabar," ucap Elang.

"Nggak gitu juga konsepnya anjir. Lo mau gue banting?" ucap Aksa.

"Masih pagi jangan dulu esmochi kali Kak," ucap Chantika.

"Emosi bukan esmochi. Lama-lama gue gedik juga lo," ucap Aksa.

"Berani lo sama cewek gue?" ucap Azka.

"Alah lo aja kok. Gue sentil dikit juga nangis," ucap Aksa.

"Hajar Azka. Ayo hajar. Gue dukung lo," ucap Ari.

ANGKASA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang