81. BINGKISAN MISTERIUS

76 1 0
                                    

"GOOD MORNING EVERYBODY"

Semua orang yang ada di dalam kelas XII IPA-2 beralih menatap ke arah seorang murid laki-laki yang terlihat sedang berjalan memasuki ruangan kelas mereka.

Tentu saja semua orang di buat terheran. Tidak biasanya pria ini berkelakuan seperti itu. Di antara mereka semua hanya Azka yang sangat sering berteriak.

"Kenapa lo semua? Gitu amat mandangin gue. Iya gue tau kalau gue ganteng. Tapi nggak gitu jugalah Bro," ucap Angkasa.

"Heh Zic itu beneran si Angkasa kan?" bisik Aksa pada Zico.

"Gue masih mikir keras nih. Dia beneran Angkasa atau kloningan Angkasa?" bisik Zico.

"Anjir lo fikir dia apaan kloningan segala," bisik Aksa.

"Sangat mengherankan," ucap Zico mengetuk-ngetuk dagunya sendiri.

"Oii guys apa kab---"

Ucapan Angkasa terhenti saat Azka dengan tiba-tiba saja memegang kening pria tersebut hingga ke lehernya.

"Anjir si Azka berani banget gituin Angkasa," ucap Zico tertawa kecil.

"Tamat sudah riwayat lo Azka. Udah tau temennya serem kayak Chucky malah di gituin," ucap Aksa.

Tentu saja hal itu membuat Angkasa langsung memukul tangan Azka hingga membuat pria itu meringis kesakitan.

"Astaghfirullah sakit anjir. Pukulan lo udah sama kayak rotannya Buk Wati bego," ucap Azka mengusap-ngusap tangannya.

"Lo ngapain pegang-pegang gue anjir? Suka lo sama gue? Tobat lo Azka," ucap Angkasa.

"Innalillahi. Fitnah dari mana itu woi? Gue masih suka sama Chantika," ucap Azka mengelus-ngelus dadanya.

"Lagian lo aneh amat. Gue datang langsung di pegang-pegang kayak gitu. Kan gue jadi merinding. Berasa di pegang sama Om-Om. Manaan muka lo emang vibesnya kayak Om-Om lagi," ucap Angkasa telak.

Tentu saja ucapan Angkasa berhasil mengundang tawa dari semua murid yang ada di kelas mereka. Tak terkecuali Langit yang sejak tadi diam. Pria itu terlihat tertawa kecil seraya menggelengkan kepalanya.

"Allahu Akbar. Pagi-pagi gue udah di nistain. Untung aja lo itu Ketua gue. Coba bukan. Udah gue mutilasi lo," ucap Azka.

"Kalau pun Angkasa bukan Ketua emang lo berani sama dia?" tanya Langit.

"Gue? Berani? Sama Angkasa? Ya kagaklah. Gila lo ya? Gue di suruh ngelawan singa," ucap Azka.

"Lagian lo tumbenan amat teriak-teriak kayak begitu. Kayak bukan lo banget. Yang hobi teriak-teriak kan cuma si Azka," ucap Zico.

"Astaghfirullah gue lagi yang kena. Padahal gue udah diem," ucap Azka.

"Lo diem aja salah. Apa lagi kalau berulah. Bakalan lebih salah," ucap Aksa.

"Are you okay?" tanya Langit pada Angkasa.

"Yes i'm okay Lang," jawab Angkasa.

"LO BERDUA NGOMONG APAAN ANJIR? ASTAGHFIRULLAH BISA NGGAK NGOMONG BAHASA INDONESIA AJA?" ucap Azka menahan kesalnya.

Semua murid yang ada di sana hanya bisa tertawa melihat wajah Azka yang sedang menahan kesal.

"Anjir ngegas amat ngomongnya Bang," ucap Aksa tertawa kecil.

"Bodo amat. Kesel gue sama nih anak berdua," ucap Azka melirik Langit serta Angkasa bergantian.

"Biasa aja muka. Gue bawaannya pengen mukul lo nih," ucap Angkasa.

"Lo belum jawab pertanyaan gue anjir," ucap Zico.

ANGKASA || ENDOnde as histórias ganham vida. Descobre agora