75. TRAGEDI KECELAKAAN

102 2 0
                                    

Zian mengerutkan keningnya saat mendapati ada sebuah kotak berukuran kecil yang terletak di dalam loker miliknya.

"Kotak apaan sih? Perasaan gue nggak ada nyimpan kotak apa pun di dalam loker," ucap Zian.

Karna penasaran, dia memutuskan untuk meraih kotak tersebut. Dia mengguncang kotak itu untuk mengetahui isi dari kotak tersebut.

Namun yang dapat dia dengarkan hanyalah suara berisik seperti gesekan benda di dalam sana. Tak ingin semakin penasaran akhirnya dia memutuskan untuk membuka kotak tersebut.

Dahinya mengerut saat menemukan banyaknya tumpukan rautan pensil di dalam kotak itu.

"Hah? Apaan sih? Nggak jelas banget segala beginian di masukkin ke dalam kotak," ucap Zian.

Saat dirinya tengah memeriksa isi dalam kotak tersebut dia langsung melempar kotak itu saat ada benda yang dengan tiba-tiba mengiris tangannya.

Tentu saja suara hal itu langsung mengundang perhatian semua murid-murid yang melintas di sana.

Bahkan tak banyak dari mereka sengaja menghentikan langkah demi untuk melihat apa yang terjadi dengan Zian.

"ZIAN?!"

Seorang laki-laki langsung berlari mengejar Zian yang tengah gemetaran dengan darah yang terus mengalir dari jari-jarinya.

"Sayang? Tangan kamu kenapa?" tanya Angkasa.

Zian hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Angkasa. Tanpa aba-aba, Angkasa langsung menggendong gadis itu dan membawanya menuju ruangan UKS dengan langkah terburu-buru.

"Buset anjir Angkasa. Gue belum sempat nanya sama Zian ada apaan," ucap Azka.

Langit meraih kotak tersebut lalu mengerutkan keningnya. "Pisau silet?" ucap Langit.

"Anjir? Seriusan lo Lang?" tanya Azka.

Langit menyodorkan kotak tersebut pada temen-temannya. Tentu saja hal itu membuat mereka terlonjak kaget.

Apa lagi saat ini mereka menemukan setidaknya ada 4 pisau silet di dalam kotak tersebut.

"Sialan. Siapa sih yang iseng kayak gini sama Zian?" ucap Zico.

"Anjir goblok banget sumpah. Demi apa pun nih orang gobloknya udah nggak tertolong lagi. Ngapain coba dia kayak gini sama Zian?" ucap Surya.

"Ini bukan iseng lagi," ucap Langit.

"Hah? Bukan iseng? Jadi?" tanya Jihan.

"Zian di teror lagi," jawab Langit.

"Di teror? Di teror kayak yang kemarin?" tanya Jihan.

"Bisa jadi," jawab Langit.

"Sumpah ya? Nih orang punya masalah hidup apaan sih? Kurang kerjaan banget kayaknya," ucap Jihan.

"Eh bentar. Kak itu ada suratnya loh. Coba ambil," tunjuk Chantika.

Langit langsung mengambil secarik kertas yang ada di dalam kotak tersebut. Dia membuka kertas tersebut lalu membaca isinya.

Surprise. Gimana? Kejutan gue mengesankan bukan? Maaf kalau gue sedikit main kasar sama lo. Dari awal udah gue kasih peringatan kan sama lo? Selama lo masih berhubungan dengan Arvegaz jangan harap lo bakalan hidup tenang.

"Shit. Udah sakit nih orang kayaknya. Udah nggak tertolong lagi sakitnya," ucap Aksa menggelengkan kepalanya.

"Kurang ajar. Siapa sih dia? Lama-lama emosi gue sama nih orang," ucap Zico.

"Maksudnya gimana ya? Di situ dia nyebut Arvegaz," ucap Chantika.

"Teror Zian berhubungan dengan Arvegaz," ucap Langit.

ANGKASA || ENDWhere stories live. Discover now