83. ORANG TAK DI KENAL

69 1 0
                                    

Seminggu sudah Zian berada di rumah sakit. Hari ini adalah pertama kalinya dia kembali bersekolah.

Ibu serta Kakaknya bahkan Angkasa sudah melarangnya untuk sekolah dan memintanya untuk istirahat di rumah untuk memulihkan kondisinya.

Namun bukan Zian namanya jika hal semacam itu tidak bisa dia atasi. Alhasil dengan segala macam perdebatan panjang dia berhasil meyakinkan Ibu serta Kakaknya bahwa dirinya sudah baik-baik saja.

Setibanya dia di sekolah tentu saja dirinya langsung menjadi pusat perhatian semua murid-murid di sana. Zian yang sudah biasa dengan tatapan itu hanya bersikap biasa saja.

"ZIAN!!"

Dia memutar balik badannya saat ada seseorang yang memanggil namanya. Dia tersenyum tipis saat mendapati kedua sahabatnya berlari-lari kecil menghampirinya.

"Eh lo kok udah sekolah Zi?" tanya Jihan.

"Kenapa? Nggak boleh?" tanya Zian balik.

"Bukan nggak boleh Zi. Tapi emang lo udah beneran pulih? Lo udah baik-baik aja apa gimana?" ucap Jihan.

"Gue udah baik-baik aja Jihan. Kalau gue belum sehat mana mungkin gue bisa sekolah," ucap Zian.

"Tapi kondisi lo keliatan kayak masih kurang fit tau. Lo beneran kan udah sehat?" ucap Chantika.

Zian tertawa kecil menanggapi ucapan Chantika. "Ya ampun Chantika. Gue tuh udah baik-baik aja. Nih liat nih," ucap Zian.

"Syukur deh kalau lo udah baik-baik aja," ucap Chantika.

"Sebenarnya juga tadi Bunda, Bg Zean sama Kak Angkasa udah larang gue. Tapi lo kan tau sendiri gue itu gimana orangnya," ucap Zian.

"Debat sama lo itu jangankan nyari menang. Seri aja susah Zi," ucap Chantika.

"Nah itu lo tau. Lagian bujuk Kak Angkasa itu gampang kok. Cium dikit langsung diem," ucap Zian tertawa kecil.

"Sialan lo Zi." Jihan tertawa kecil mendengar ucapan Zian. "Kasian Kak Angkasa lo bikin meleyot terus," ucap Jihan.

"Kak Azka sering cerita sama gue kalau Kak Angkasa tuh setiap datang ke markas muka sama lehernya itu merah sampe ke telinga. Lo apain anak orang coba," ucap Chantika.

"Dia orangnya gampang salting. Ya udah gue usilin aja," ucap Zian.

"Jadi kasian sama jantungnya Kak Angkasa. Pasti jedag jedug tuh kalau setiap dekat sama lo," ucap Chantika.

"Anjir jedag jedug. Korban tiktok nih anak," ucap Jihan tertawa kecil.

"Eh iya lo berangkat sama siapa tadi Zi?" tanya Chantika.

"Sama Kak Angkasa. Tapi tadi dia katanya ada urusan sama anak kelas XI anggota Arvegaz," jawab Zian.

"Ya udah mas----"

"ZIAN AWAS!!!"

Zian yang mendengar suara teriakan tersebut tentu saja terlonjak kaget dan langsung menolehkan kepalanya ke arah orang tersebut.

Orang itu langsung mendorong Zian menjauh dari posisinya. Tepat pada waktunya, sebuah pot bunga jatuh mengenai bahu orang tersebut.

"Shit," umpat Ilham.

Zian mendelikkan matanya saat melihat orang tersebut adalah teman dari pacarnya tersebut.

"Ilham?" ucap Zian.

"Lo nggak apa-apa Zi?" tanya Ilham meringis kesakitan.

"Harusnya gue yang nanya sama lo," ucap Zian.

"It's okay. Gue baik-baik aja," ucap Ilham.

ANGKASA || ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora