27. RASA YANG BERBEDA

157 2 0
                                    

"Duh udah jam segini. Mana ada lagi kendaraan yang lewat. Bisa telat gue," ucap Zian.

Gadis itu menolehkan kepalanya ke arah kiri dan kanan berharap ada kendaraan umum yang melintas saat itu juga.

Zian terpaksa harus naik angkutan umum di karenakan Zean Kakaknya sedang sakit dan tidak bisa mengantarnya ke sekolah. Mau tidak mau Zian harus menunggu kendaraan umum agar bisa sampai di sekolah.

"Kalau aja Bg Zean nggak sakit mungkin gue udah nyampe di sekolah," ucap Zian.

Keningnya mengerut saat melihat ada seorang pengendara motor berhenti tepat di depannya saat ini. Zian seperti mengenali pemilik motor ini.

Matanya mendelik saat melihat orang yang ada di depannya ini membuka helm yang ada di kepalanya.

"Lo?" ucap Zian.

"Kenapa sih? Lo lagi ngeliat setan?" tanya Angkasa.

"Ngapain lo di sini?" tanya Zian balik.

"Mau berenang," jawab Angkasa asal.

"Jangan ngada-ngada bego," ucap Zian.

"Lagian lo aneh amat. Segala nanyain gue ngapain di sini," ucap Angkasa.

"Nggak mungkin aja lo mau nyamperin gue kan?" ucap Zian.

"Kalau iya emang kenapa?" ucap Angkasa.

"Ngapain lo nyamperin gue?" tanya Zian.

"Mau ngajak lo ke KUA," jawab Angkasa.

"Lo mau gue tendang sampe ke Afrika?" ucap Zian.

"Lo sendiri ngapain jam segini masih di sini? Nungguin siapa lo? Pacar?" tanya Angkasa.

"Mata lo pacar," jawab Zian.

"Terus nungguin siapa? Zaki? Samuel?" tanya Angkasa.

"Kenapa bawa-bawa mereka sih? Nggak jelas banget lo," ucap Zian.

"Iya gue emang nggak jelas. Itu karna lo," ucap Angkasa.

"Bodo amat. Nggak paham gue sama omongan lo," ucap Zian.

"Naik. Udah telat bentar lagi bel," ucap Angkasa.

"Kesambet setan apa lo? Tumben baik," ucap Zian.

"Baik salah jahat apa lagi. Emang ya serba salah jadi cowok," ucap Angkasa.

"Nggak usah baperan bego," ucap Zian.

"Gue udah baper," ucap Angkasa.

"Cowok kayak lo bisa baper? Cewek mana yang berhasil baperin lo?" ucap Zian.

"Udah nggak usah banyak tanya. Naik buruan. Lo mau nungguin di sini sampe sore? Nggak bakalan ada lagi kendaraan lewat jam segini," ucap Angkasa.

"Kalau lo ngebut mendingan nggak usah. Gue masih pengen hidup," ucap Zian.

"Gue nggak bakalan ngebut. Semalam gue nggak ngebut kan?" ucap Angkasa.

"Kalau lo ngebut gue tendang lo," ucap Zian.

"Gue nggak bakalan ngebut kalau bonceng lo," ucap Angkasa.

"Awas aja lo," ucap Zian.

"Buruan naik nanti telat," ucap Angkasa.

Zian langsung bergegas menaiki motor Angkasa dengan berpegangan pada bahu pria tersebut.

"Nih helm. Walaupun gue nggak ngebut seenggaknya keselamatan lo terjamin," ucap Angkasa menyerahkan helm pada Zian.

Zian menerima uluran helm dari Angkasa lalu langsung mengenakannya.

"Bisa nggak?" tanya Angkasa.

ANGKASA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang