29. SALAM DARI ANGKASA

109 2 0
                                    

"PENGECUT LO BANGSAT!!"

Suara teriakan tersebut terdengar jelas berasal dari toilet laki-laki. Tentu saja hal itu membuat semua murid langsung berbondong-bondong datang untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Seorang murid laki-laki dengan dasi yang melingkar di pergelangan tangannya terlihat sedang memukuli seorang murid laki-laki yang di ketahui bernama Dika.

"Kalau lo nggak suka sama geng gue ngomong sini di depan muka gue! Jangan beraninya di belakang doang!" sentak Angkasa.

"Iya gue emang nggak suka sama geng lo! Kumpulan anak berandalan! Biang rusuh! Biang masalah! Apa lagi lo!! Langganan BK!!" bentak Dika tak mau kalah.

Wajah Angkasa terhempas ke samping saat satu pukulan mendarat tepat di wajahnya. Tentu saja hal itu membuat semua orang yang ada di sana tercengang melihat aksi berani siswa tersebut.

Pasalnya, sampai saat ini tidak ada satupun yang berani untuk sekedar memukul Angkasa kecuali Zaki.

Angkasa tertawa renyah dengan tangan yang terlihat memegangi pipinya tersebut. "Udah? Segini doang nyali lo? Ayo pukul gue lagi," ucap Angkasa memajukan wajahnya.

Tubuh Angkasa sedikit terdorong saat satu pukulan kembali mendarat di wajahnya. Tentu saja hal itu membuat keadaan semakin memanas. Apa lagi saat ini tidak ada satupun yang berani untuk memisahkan mereka berdua.

Angkasa mengangkat sudut bibirnya menatap orang yang ada di hadapannya saat ini.

"Udah cukup?" ucap Angkasa.

Angkasa melayangkan satu pukulan telak di wajah pria tersebut sehingga membuat lawannya langsung tersungkur di lantai. Dia menghampiri pria tersebut lalu memukulnya kembali secara bertubi-tubi.

"Ini akibat kalau lo berani nyari masalah sama gue!" sentak Angkasa.

"Minggir woi minggir!" teriak Azka.

"MINGGIR LO SEMUA TOLOL!!!"

Tentu saja bentakan tersebut sontak membuat semua orang yang ada di sana terlonjak kaget dan langsung memberi jalan pada kelima pria pentolan sekolah tersebut.

"Lo semua tuli apa gimana hah?! Dari tadi di suruh minggir juga!" bentak Azka.

"ORANG BERANTEM ITU DI PISAHIN BUKANNYA DI TONTONIN GOBLOK!!" bentak Langit.

Langit langsung berjalan mendekati Angkasa dan menarik bahu temannya tersebut agar menjauh dari korbannya.

"Lepasin gue!!" sentak Angkasa menepis kasar tangan Langit.

Laki-laki tersebut berdecak kesal lalu menarik bagian belakang kerah baju Angkasa dengan kasar.

"GUE BILANG LEPAS---" Angkasa menggantungkan ucapannya lalu menolehkan kepalanya ke belakang. "Langit?" ucap Angkasa.

"Stop Angkasa! Anak orang bisa mati di tangan lo!" sentak Langit.

"TAPI DIA MENGHINA ARVEGAZ LANG!! GUE SEBAGAI KETUA NGGAK TERIMA ARVEGAZ DI HINA KAYAK GITU!!" pekik Angkasa tak mau kalah.

"ITU ANAK ORANG UDAH BABAK BELUR!! KALAU SAMPE DIA KOMA MASALAH LO BISA PANJANG!!" bentak Langit.

"GUE NGGAK PERDULI LANG!! BIAR AJA SEKAL---"

"CUKUP ANGKASA!!!" bentak Langit.

Suara bentakan Langit barusan tentu saja berhasil membuat semua yang ada di sana tersentak kaget. Sebab baru kali ini mereka melihat Langit semarah itu.

Bahkan di depan temannya sendiri yang tak lain adalah Ketuanya. Memang di antara sekian banyaknya anak-anak Arvegaz hanya Langit yang mampu dan berani untuk menasehati bahkan memarahi Ketuanya tersebut.

ANGKASA || ENDWhere stories live. Discover now