26. PULANG BARENG

157 2 0
                                    

Zian yang saat itu baru saja menutup pintu loker seketika di buat terkejut saat ada seorang anak laki-laki tengah bersandar di salah satu loker menghadap dirinya.

"Astaghfirullah," ucap Zian mengelus dadanya.

"Kenapa lo? Ngeliat setan?" tanya Angkasa.

"Iya setannya itu lo," jawab Zian.

"Mana ada setan seganteng gue," ucap Angkasa.

"PD banget lo jadi orang. Gantengan juga Septian kemana-mana di bandingkan lo," ucap Zian.

"Septian siapa bego? Anak sekolah kita mana ada yang namanya Septian," ucap Angkasa.

"Yang bilang dia anak sekolahan sini siapa?" ucap Zian.

"Lah itu terus lo sebut Septian. Emang Septian mana?" ucap Angkasa.

"Yang jelas dia itu cowok ganteng lebih dari lo," ucap Zian.

"Mana sini suruh hadepin gue. Gue pukul sekali juga oleng," ucap Angkasa.

"Si paling jago," ucap Zian.

"Emang gue jago," ucap Angkasa.

"Iyain biar cepat. Lagian lo mau ngapain tiba-tiba ada di sini?" ucap Zian.

"Gue mau main bola," ucap Angkasa.

"Nggak jelas banget lo," ucap Zian.

"Lagian lo segala nanya gue mau ngapain di sini. Lo fikir aja gue ngapain di sini," ucap Angkasa.

"Mana gue tau. Ya kali lo nyamperin gue," ucap Zian.

"Emang gue mau nyamperin lo," ucap Angkasa.

"Lo sakit ya?" ucap Zian menyentuh kening Angkasa menggunakan punggung tangannya.

Angkasa sedikit tersentak saat Zian dengan tiba-tiba menempelkan punggung tangannya di dahinya. Ada semacam sengatan listrik yang menjalar saat Zian menyentuh dahinya tersebut.

"Nggak sakitnya lo," ucap Zian menjauhkan tangannya dari dahi Angkasa.

"Yang bilang gue sakit juga siapa?" ucap Angkasa.

"Lo lah. Nggak ada angin nggak ada hujan tiba-tiba nyamperin gue. Ada urusan apa lo?" ucap Zian.

"Gue mau ngajak lo pulang bareng," ucap Angkasa enteng.

"Hah? Lo? Ngajak gue pulang bareng? Tumbenan amat?" tanya Zian.

"Kenapa emang? Salah?" tanya Angkasa balik.

"Nggak salah. Aneh aja. Nggak biasanya. Lagian juga gue trauma boncengan sama lo bego," jawab Zian.

"Gue nggak bakalan ngebut-ngebut," ucap Angkasa.

Zian memicingkan matanya menatap Angkasa. "Lo lagi ngerencanain sesuatu buat gue ya?" tanya Zian curiga.

Angkasa menyentil pelan dahi Zian. "Otak lo negatif terus perasaan," ucap Angkasa.

"Gimana enggak? Lo tiba-tiba aja ngajak gue pulang bareng. Gimana gue nggak curiga," ucap Zian.

"Pengen aja. Kenapa? Salah?" ucap Angkasa.

"Enggak sih. Nggak salah. Cuma aneh aja," ucap Zian.

"Lagian lo yang udah buat gue jadi kayak gini," ucap Angkasa.

"Emang gue ngapain sih? Dari tadi omongan lo nggak jelas banget," ucap Zian.

"Gue tunggu lo di parkiran," ucap Angkasa lalu pergi meninggalkan Zian.

"Tuh anak kerasukan setan apaan deh," ucap Zian.

******

Sedalam-dalamnya lautan India
Lebih dalam lagi cintaku pada Chantika

ANGKASA || ENDOnde as histórias ganham vida. Descobre agora