53. Musim Gugur Kala Itu...

3.6K 425 710
                                    

Note : Di sarankan untuk membaca chapter ini di malam hari, ya.. tergantung dari kemauan readers juga sih🤣👍
Psstt... lagu di mulmed masuk banget ke rintihan hati Na Jaemin saat bersama Chenle...

"Makan lagi ya, Na?" Bujuk Renjun yang masih menyodorkan sesendok bubur di hadapan mulut Jaemin.

Jaemin menggeleng kuat sambil menutup mulut nya menggunakan tangan. "GAK MAU!" Teriak nya teredam.

"Sekali lagi, Na. Nanggung nih, nanti bubur nya nangis," bujuk Mark lembut.

Jaemin menggeleng kuat dengan mata yang mulai berair. "Sakit... mau muntah," lirih nya yang masih menutup mulut.

"Gapapa muntah, Na. Dari pada lo gak makan sama sekali," ujar Haechan yang ikut membujuk. "Lo cuma makan 2 suap setiap hari, Na. Lo makin kecil kayak biji jeruk,"

Jaemin membulatkan mata nya dan melepas bekapan di mulut nya. "GUE GAK SE -HMMPP..."

Haechan tersenyum puas. "Anak pintar," puji nya menepuk-nepuk kepala Jaemin.

"Tersedak dia bego!" Maki Renjun dan langsung membantu Jaemin untuk minum air mineral.

Setelah suapan paksa nya terkunyah habis, Jaemin melemparkan tatapan tajam kepada Haechan yang tersenyum tengil.

"Emang peranakan babi lo!" Umpat Jaemin kesal.

Mark terkekeh geli dan membersihkan mulut Jaemin yang belepotan bubur. "Orang sakit gak boleh marah-marah," tegur Mark.

"Gue gak sakit!" Tekan Jaemin merajuk.

"Lucu banget si bajingan ini," gemas Haechan menepuk-nepuk pipi tirus Jaemin. "Duh.. si Namjingan harus mati di tangan gue pokoknya. Masa pipi kelinci gue gak ada lagi sih?!" Dumel Haechan sedikit ngegas.

Jaemin mengerang kesal dan mengenyahkan tangan Haechan di pipi nya. "Jangan pegang-pegang. Najis besar," ledek nya menjulurkan lidah.

Mark dan Renjun tersenyum tipis melihat Jaemin yang mulai terlihat hidup. Laki-laki kelinci itu jarang merasakan reaksi implan sehingga penggunaan anestesi nya juga mulai berkurang.

"Ada yang sakit gak?" Tanya Renjun yang membersihkan tempat bekas makan Jaemin.

Jaemin menggeleng kuat. "Gue sehat sentosa!" Riang nya mengepalkan kedua tangan ke atas.

Jaemin terdiam sejenak, melihat kesana-kemari dan menghela napas kecil. Raut ceria nya berubah menjadi murung dengan bibir mengerucut kesal.

"Kenapa lagi, Na?" Tanya Renjun heran.

"Chenle... mana?" Tanya Jaemin dengan nada kecil.

Mark menarik napas panjang. "Mau ketemu Chenle?" Tawar Mark.

"MAUUU!" Teriak Jaemin dengan tawa sumringah.

Haechan menahan diri untuk tidak mengunyel dan membanting Jaemin karena saking gemas nya. Ingin gantian mengunyel Renjun malah dirinya yang di jadikan geprek sama Renjun.

"Tunggu ya, gue telpon dia." Ujar Mark dan mengeluarkan ponsel nya untuk menghubungi Chenle.

"Ada rasa mau muntah gak?" Tanya Renjun mengintrogasi Jaemin.

"Gak ada, Njun," balas Jaemin sambil menggeleng polos.

Renjun tertawa kecil. "Merasa ngantuk?" Tanya Renjun lagi.

Jaemin kembali menggeleng. "Bosan di tempat tidur mulu," keluh nya.

"Makanya cepat sembuh," ledek Haechan yang memperhatikan interaksi dua maung itu.

[i] 7D² (Dream & Death) || NCT DREAMWhere stories live. Discover now