12. Tujuan Hidup Mark

3.9K 406 21
                                    

"Jaemin mengalami gegar otak berat. Akibat benturan keras dikepala menyebabkan nyeri kepala hebat yang dapat berlangsung lama disertai dengan hilangnya keseimbangan tubuh hingga amnesia," jelas dokter Jaehyun sambil membaca hasil diagnosis sementara Jaemin.

"Te-rus hiks.. kenapa, gak, ba..hiks bangun?" Tanya Jisung sesenggukan.

Dokter Jaehyun tersenyum kecil. "Jaemin hanya pingsan. Dia akan sadar dalam beberapa menit lagi," jawabnya.

"Dengar, Ji? Kak Nana cuma pingsan. Nanti dia bangun kok," ujar Chenle menenangkan Jisung yang sedari tadi menangis di pelukan Renjun.

"Untuk patah ditangan kiri Jaemin, mungkin akan membutuhkan waktu 1 bulan untuk pulih. Jaemin harus melakukan terapi untuk menyembuhkan tangan kirinya," jelas dokter Jaehyun. "Saya permisi dulu. Kalau ada sesuatu, silahkan panggil saya, Mark," ujar dokter Jaehyun undur diri.

Mark tersenyum kecil dan mengantar dokter Jaehyun keluar dari mansion. "Jaemin gak perlu penanganan medis lebih lanjut di rumah sakit kan, kak?"

"Tidak perlu, Mark. Jaemin hanya perlu istirahat total dan rutin meminum obat. Gejala muntah yang dialami nya tadi dikarenakan pusing hebat dikepala nya," jelas dokter Jaehyun.

"Syukurlah," ucap Mark lirih.

"Jangan terlalu menekan diri dalam rasa bersalah, Mark. Semuanya udah terjadi, gak ada yang bisa kamu sesali." Ucap dokter Jaehyun menepuk pundak Mark dan memasuki mobil.

Dokter pribadi Mark tersebut membunyikan klakson dan langsung mengendarai mobilnya keluar dari perkarangan luas mansion.

Mark terpekur lama. Mata tajam laki-laki itu terlihat berair menatap langit malam yang terasa sangat gelap. Tanpa bisa Mark tahan, ia menangis sejadi-jadinya dibawah langit temaram. Menahan isakan kuat yang kian meminta untuk diloloskan. Mark terlalu merasa bersalah karena telah membuat Jaemin terluka.

Mark membenci dirinya sendiri.

Mark gagal menjaga adik nya.

Mark membuat adik nya terluka.

Seharusnya Mark yang terluka, bukan Jaemin.

Laki-laki itu menepuk pelan dada nya yang terasa sesak. Terlalu sesak hingga ia kesulitan menghirup dingin nya udara malam. Dibawah langit yang suram, Mark berulang kali meminta maaf dan mengatakan bahwa ia sangat menyesal.

Kali ini, Mark ingin bebas untuk melimpah kan air mata nya tanpa harus menahan kesedihan di depan adik-adik kesayangan nya.

"Mark mohon.. Mark sangat menyayangi mereka.." lirihnya terasa pedih.

*
18 tahun yang lalu.

Namanya Kim Mark. Bocah periang dengan suara tawa yang membuat orang lain ikut tertawa. Bocah dengan paras tampan yang mewarisi wajah sang Ayah, Kim Soo-hyun dan mewarisi kelembutan hati sang Ibu, Seo Yea-ji.

Mark hidup dengan limpahan kasih sayang dan curahan ketulusan hati yang begitu besar, namun hanya bertahan sementara. Tepat ia berumur 2 tahun dan semuanya berubah.

Tidak ada lagi Ayah dan Ibu yang berada di rumah nya.

Tidak ada lagi Ayah yang selalu mengajak nya bermain.

Tidak ada lagi Ibu yang selalu menggendong nya.

Bocah itu di tuntut untuk mandiri ketika di usia nya yang masih belajar berlari dan makan sendiri tanpa bimbingan siapa pun.

Ayah dan Ibu nya pergi meninggalkan Mark begitu saja karena urusan pekerjaan di luar negeri, tempat yang bahkan Mark tidak tahu dimana itu.

Mereka tidak pernah pulang. Mereka hanya menitipkan Mark kepada Bibi Dayi tanpa mau tahu bagaimana kabar bocah kecil itu.

[i] 7D² (Dream & Death) || NCT DREAMWhere stories live. Discover now