42. Narasumber yang Hilang

2.7K 371 133
                                    

Chenle duduk dengan tenang di ruang kunjungan. Bibir nya tersenyum tipis karena sudah bisa berjalan menggunakan kedua kaki nya, tidak perlu menggunakan kursi roda lagi. Ia sedikit tidak sabar untuk hari esok karena akan melepas perban dan berarti... ia sudah sembuh total.

"Tahanan datang, Tuan," ujar seorang sipir mempersilahkan tahanan masuk.

Chenle mengangguk tenang. "Pergilah," ujar Chenle kepada sipir karena telah mengantarkan tahanan yang ingin ia temui.

"Kenapa kau menemui aku?" Tanya Zhong Chuxi datar.

"Ingin memastikan bahwa anda tetap hidup dengan nyaman," balas Chenle santai.

Zhong Chuxi berdecih. "Siapa yang betah hidup dalam penjara sialan?!" Umpat nya pelan. Mata wanita itu tertuju pada lengan Chenle. "Apakah Papamu yang melakukan nya?"

Chenle mengernyit bingung. "Saya tidak punya Papa. Tuan Zhong yang melakukan nya," ujar Chenle sedikit menggerakkan lengan kiri nya yang masih di perban. "Tidak masalah. Saya akan tetap hidup untuk memastikan dosa kalian berkurang, walaupun sedikit." Lanjut nya.

"Jangan membawa-bawa dosa," sinis Zhong Chuxi. "Temanmu yang berkulit gelap itu juga pendosa karena membunuh Ju Ji-Hoon yang merupakan Ayah nya."

Chenle mengangguk-angguk. "Jantung hidup seorang anak adalah Ibu. Lee Haechan tidak sepenuh nya bersalah untuk membunuh orang yang telah menghancurkan kehidupan nya. Dia membela nyawa sang Ibu." Balas Chenle.

"Lantas, bagaimana denganmu?" Zhong Chuxi menatap Chenle dengan dalam. "Kau memiliki jantung hidup?"

Chenle tertawa kecil, membuat Zhong Chuxi mendengus sinis.

"Sudah aku duga. Kau..."

"Saya masih memiliki jantung hidup yang berusaha saya jaga dengan baik." Sela Chenle cepat. "Seperti yang saya katakan, saya akan tetap hidup untuk membuat dosa kalian berkurang." Lanjut nya santai.

Perkataan penuh makna dari Chenle membuat Zhong Chuxi terdiam. Jujur saja, selama mendekam di penjara, wanita itu mendapat setitik pencerahan tentang rasa kesepian.

Zhong Chuxi kira, ia kesepian karena tidak bisa bersama dengan harta nya. Namun, ketika ia melihat para tahanan lain yang mendapat kunjungan dari sanak saudara maupun seorang anak, ia sadar bahwa harta yang paling ampuh untuk rasa kesepian adalah hadir nya seorang anak.

Iya... anak yang saat ini duduk dengan tenang dan tatapan asing, Zhong Chenle adalah harta untuk mengobati rasa kesepian nya.

"Kau kemari bukan hanya untuk berbasa-basi denganku, kan?" Zhong Chuxi mengalihkan pembicaraan.

Chenle mengangguk. "Anda sangat pintar, Nyonya." Ia menegakkan posisi duduk nya yang tadi bersandar. "Dimana Tuan Zhong Han Liang bersembunyi?"

Di luar dugaan, Zhong Chuxi menghela napas lelah. "Kau kira aku tahu kemana laki-laki gila itu lari?" Tanya nya balik.

"Tentu saja anda tahu. Anda adalah istri nya," jawab Chenle.

Zhong Chuxi terdiam, lantas, ia menatap Chenle dengan tatapan tak bermakna. "Kami tidak seperti yang kau bayangkan. Hubungan kami, tidak seperti yang kau dan orang lain kira,"

Chenle mengernyit bingung. "Hubungan nya dengan saya?" Ia terkekeh pelan. "Nyonya, saya tidak peduli dengan hubungan kalian yang seperti apa. Saya hanya butuh jawaban dimana pria dewasa yang sudah membidik saya dengan pistol nya." Tekan Chenle.

"Lalu, apa yang akan kau lakukan jika sudah bertemu dengan nya?" Tanya Zhong Chuxi dengan tatapan malas. "Laki-laki itu pengecut, Chenle. Dia hanya pria bodoh yang selalu bersembunyi dan cuci tangan dari semua masalah nya."

[i] 7D² (Dream & Death) || NCT DREAMOn viuen les histories. Descobreix ara