36. Sejarah Singkat

2.9K 373 117
                                    

"Lo beneran berangkat sendiri, Njun?" Tanya Mark dengan tatapan cemas.

Renjun mengangguk ringan. "Gue disana cuma 3 hari doang. Santai aja sih," balas nya acuh sambil mempersiapkan 1 koper dan beberapa lukisan yang akan di bawa ke Prancis.

"Bukan masalah santai, Njun," Haechan menghela napas pelan. "Jeno gak akan tenang kalau lo pergi sendirian setelah dia ketemu Donghae seminggu yang lalu."

"Gue bisa jaga diri," ujar Renjun. "Lagian, gak ada masalah kan selama semingguan ini? Semuanya juga baik-baik aja," lanjut nya.

Chenle mengerang kesal. "Kan kita gak tahu, Ge. Bisa jadi Bapak nya si Mas langsung ngejar Gege ke Prancis." Ia menatap Renjun dengan tatapan memelas. "Aku ikut ya, Ge? Biar bisa jagain Gege." Pinta nya.

Renjun menghela napas panjang. "Gue gapapa." Sergah Renjun penuh penekanan.

"Setidaknya tunggu Nana, Jeno sama Jisung pulang sekolah, Njun. Pamitan sama mereka," ujar Haechan berusaha membujuk Renjun.

"Gue udah pamitan sama mereka tadi malam." Balas Renjun dan mulai menggeret koper nya.

Mereka ber-3 menghela napas frustasi akan sikap keras kepala Renjun. Sudah sedari beberapa hari yang lalu mereka membujuk Renjun agar di temani saat ke Prancis, namun laki-laki mungil itu selalu menolak dengan keras.

"Naik jet. Gak ada penolakan!" Paksa Mark dan langsung menelepon Hyunsuk.

Kali ini, Renjun tidak membantah dan membiarkan Mark menyiapkan keberangkatan nya ke Prancis.

"Gege disana jangan macam-macam. Gege gak boleh makan sembarangan, Gege juga jangan mau di ajak orang asing pergi, Gege harus chat aku atau siapa aja di antara kami yang termasuk saudara nya Gege, terus Ge..."

"Iya, Le, iyaaa..." sela Renjun yang merasa pusing akan ocehan Chenle. "Gue bukan bocil, Le."

"Siapa yang nyangka lo bukan bocil? Orang badan nya semungil ini kok," cetus Haechan.

Renjun menatap tajam. "Jangan cari masalah deh, Chan." Balas Renjun malas.

Renjun memang memiliki pekerjaan sebagai pelukis namun ia jarang menerima tawaran untuk melakukan pameran lukisan. Hwang In-Joon, adalah nama samaran yang di gunakan Renjun.

Karya lukis Renjun terkenal akan keindahan pencampuran warna yang di hasilkan melalui kreativitas nya. Banyak para pecinta seni yang menawarkan harga tinggi hanya untuk 1 lukisan karya Hwang In-Joon.

Dalam satu tahun Renjun hanya menerima 2 atau 4 kali tawaran pameran, laki-laki itu memang sangat jarang untuk mempertontonkan dan menjual hasil karya tangan nya. Terkadang, mereka lupa jika Renjun adalah seorang pelukis karena saking sering nya laki-laki itu menganggur di mansion.

"Masker udah lo siapin, Njun?" Tanya Mark.

"Udah. Topi juga udah gue bawa," ujar Renjun santai.

Renjun memang tidak memperkenalkan diri nya secara resmi bahwa ia adalah Hwang In-Joon, pelukis dengan hasil karya bernilai jual tinggi. Laki-laki itu terlalu malas untuk muncul di publik.

Biasanya, mereka tidak masalah untuk melepas Renjun ke acara pameran di berbagai negara. Namun kali ini beda, posisi mereka sedang tidak aman karena pertemuan Lee Donghae dan Lee Jeno.

"Ge.. aku ikut ya," dan Chenle masih berusaha membujuk Renjun.

Renjun mengulas senyum tipis dan mengelus kepala Chenle. "Gue gapapa, Chenle. Jangan khawatir,"

Tapi Chenle tidak bisa berhenti khawatir. Terakhir kali, ia melepas Jisung pergi sendirian saat mereka di negara orang dan berakhir Jisung yang koma.

"Lo mau gue beliin apa sebagai oleh-oleh dari Prancis?" Tanya Renjun.

[i] 7D² (Dream & Death) || NCT DREAMWhere stories live. Discover now