- R 54 : Interested -

5.4K 627 147
                                    

Birmingham, West Midlands, United Kingdom 10.32 PM.

“Oh, maaf.” Dior tampak kehilangan senyuman simpul di wajah cantiknya. “Sayang sekali aku harus menolak tawaranmu. Karena malam tahun baru aku harus melakukan sesuatu.” Dior meminum kembali wine di gelas yang tersampir indah di jari lentiknya, tanpa melepas tatapan mata pada Alarico yang duduk tepat di sampingnya.

Dior meletakkan lima keping chip hitam di lingkaran taruhan. 

Berada di lantai atas di Igneous Casino, Dior berada satu meja dengan Alarico untuk bermain blackjack sejak setengah jam lalu. Menarik perhatiannya sejak dia masuk, dengan cara memenangkan tiga kali pertandingan blackjack berturut-turut dari tiga pemain lain. Dior tidak perlu menghampiri Alarico untuk menarik perhatiannya, wanita itu melakukannya dengan caranya sendiri.

Dan ketika berhasil mendapatkan perhatiannya dengan memiliki chip lebih dari 45 ribu dolar lebih di tiga pertandingan, dan makin bertambah terus. Alarico menghampirinya sendiri, duduk di samping kursi wanita itu untuk ikut bermain, dengan Darrell, dan Max di satu mejanya untuk bermain kali itu.

Darrell mengerutkan keningnya ketika melihat Alarico meletakkan dua chip merah muda dan dua chip hitam.

“Ayolah, tinggikan sedikit, apa yang kalian mainkan sedari tadi? Taruhan paling sedikit dengan kawanku tidak pernah kurang dari 500 ribu dolar,” ucap Darrell dengan memain-mainkan kepingan chip di tangannya.

“Tidakkah perlu menarik perhatian para orang besar seperti kalian dengan kemenangan terlebih dahulu, walau dalam jumlah kecil.” Dior berucap, meletakkan gelasnya di meja dengan anggun, kemudian mengambil dua chip cokelat dan satu chip kuning. Memasang 12 ribu lebih dolar.

Darrell tersenyum miring melihat kenaikan itu. Dia paham dengan tingkatan-tingkatan tersebut, membuat Darrell meletakkan empat keping chip cokelat, memasang taruhan 20 ribu dolar.

Lagi pula Dior tahu bahwa selain tertarik dengan kemenangannya selama berturut-turun tadi. Mereka semua di sana juga tertarik pada wajah cantiknya. Dia kali itu memakai mini red dress tanpa lengan sepahanya. Rambut halus dan bersinar Dior malam ini berwarna cokelat dan karamel gelap. Polesan make up bold dengan bibir berwarna merah adalah ciri khasnya malam itu. Terlebih dengan kalung, dan gelang berkilau yang dia pakai memancarkan sinar bercahaya menunjukkan harga fantastis dengan material berlian.

Dan pesona itu memikat pria dewasa seperti Alarico yang sudah berumur 40 ingin menginjak 50 tahun.

“Kau sedang membicarakan taruhan dengan para Burner, Darrell?” Alarico berucap kemudian meletakkan tiga chip cokelat memasang taruhan 15 ribu dolar. Tahu jika Darrell adalah salah satu elite global, yang diberitakan berhubungan dengan keluarga besar itu.

Max hanya tertawa mendengar pernyataan tersebut, dia lalu meletakkan tiga chip cokelat dan dua chip biru muda. Memasang taruhan 19 ribu dolar.

Dealer kemudian membagikan masing-masing dua kartu pada mereka berempat.

“Melakukan apa?” tanya Alarico pada Dior kembali dengan menatap wanita itu. Tidak hanya karena kecantikan juga kemenangan Dior yang menariknya ke meja itu. Tapi setelah menelaah wajah wanita cantik itu, hampir semua mereka yang ada di kasino itu dapat mengetahui bahwa dia adalah Dior, penipu internasional.

Tapi untuk di tempat, dan saat tertentu jika berada di lingkaran penuh dengan kriminal berbahaya. Identitas seseorang dapat diketahui dengan mudah.

Guess,” ucap Dior dengan nada pelan. Menatap Alarico setelah melirik sekilas dealer membuka satu kartunya sendiri yang tertutup.

REDRUM [COMPLETE ☑️]Where stories live. Discover now