- R 33 : Bunch of Liars -

8.3K 809 91
                                    

"Kau sudah makan?"

Finn yang duduk bersila di atas sofa sembari menyalakan televisi itu melirik Dior sekilas.

"Belum."

"Kau ingin makan apa?" Dior menutup pintu depan sebelum berjalan ke arah Finn.

Finn hanya mengedikkan bahu pelan sembari menaruh perhatian matanya pada televisi di channel yang menayangkan film aksi.

Selain tidak banyak bicara, anak itu memang tidak pemilih.

"Kau ingin memesan makanan atau pergi mencari di luar?" tawar Dior perhatian.

Hanya pada anak ini dia akan otomatis bersikap demikian.

"Di luar saja," balas Finn tanpa menoleh pada Dior, dia masih menonton TV.

"Bagus, kita akan sarapan di restoran hotel, ayo." Dior mengambil ponsel untuk dibawa menuju pintu.

Finn kemudian menoleh pada Dior sembari mengangkat remot. "TV-nya perlu dimatikan?"

"Tidak perlu." Wanita itu melewati pintu. Disusul oleh Finn yang melempar remot dari tangannya kemudian mengangkat tas ransel kembali di satu pundaknya.

Mereka berdua kemudian turun ke lantai paling bawah, Dior membawa Finn ke salah satu meja makan yang langsung disuguhkan menu. Dior menunjuk salah satu daftar makanan dan minuman, diikuti oleh Finn yang cukup lama dalam memilih makanannya.

"Ini saja," tunjuk Finn pada pilihannya.

Saat pelayan mencatat pesanannya, Dior menimpali setelah melihat pesanan Finn, "Tidak ada susu sapi, bukan?"

"Tidak ada, Nona."

Dior mengiyakan setelahnya, pelayan dan buku menu disingkirkan dari hadapan mereka, dan makanan pembuka disajikan di meja setelah beberapa saat.

"Sampai kapan kau akan di sini?" tanya Finn mencuri lirik ke arah Dior yang duduk di hadapanya ketika dia bermain video game dengan ponselnya.

"Kenapa?"

Finn mengedikkan bahu pelan untuk menjawab tanpa melihat Dior. "Hanya bertanya," jawab anak itu singkat.

"Kau ingin tinggal bersamaku dalam beberapa waktu?" tanya Dior tahu betul apa yang ada di pikiran Finn, dia dapat membaca dengan baik anak itu walau sangat irit mendengar perkataannya.

Finn mengangguk. "Jika kau tidak mau aku bisa pergi."

"Kau bisa tinggal," ucap Dior sembari menoleh pada ponselnya yang terasa bergetar.

"Jadi?" Finn akhirnya menaruh pandangannya pada wanita itu yang kini terlihat fokus pada ponselnya.

"Jadi?" ulang Dior tanpa menoleh pada anak itu, dia kemudian mengetik beberapa pesan di ponselnya.

Finn menghembuskan napas berat, seolah mengeluarkan perkataan dari bibirnya adalah perihal sulit. "Sampai kapan kau di sini?"

Mendengar nada berat dengan unsur keterpaksaan dari suara Finn membuat Dior menoleh kembali pada anak irit bicara itu.

"Sebulan ke depan, mungkin?"

"Oh," jawab Finn lalu menoleh kembali pada game-nya. "Apa itu ada hubungannya dengan dia?"

Perkataan dari Finn membuat keheningan selama beberapa saat, Dior menaikkan sebelah alisnya. "Dia?"

"Pria itu," ucap Finn. "Siapa dia?"

Mendapatkan keheningan kembali dari Dior, yang dia tahu betul bahwa wanita itu akan merespons demikian jika dia masih memikirkan kata-kata untuk menjawabnya. Sikap dan perkataan hati-hati yang selalu diberikan Dior padanya.

REDRUM [COMPLETE ☑️]Where stories live. Discover now